Proses Pembentukan Karakter Hakikat Pendidikan Karakter

Perilaku berkarakter Olah hati Olah rasa dan karsa Olah raga Olah pikir dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 2. 1 Koherensi Karakter dalam Konteks Totalitas Proses Psikososial Masing-masing proses psikososial olah hati, olah pikir, olah raga, dan olah rasa dan karsa secara konseptual dapat diperlakukan sebagai suatu klaster atau gugusan nilai luhur yang di dalamnya terkandung sejumlah nilai. Keempat proses psikologis tersebut, satu dengan yang lainnya saling terkait dan saling memperkuat, karena itu setiap karakter, seperti juga sikap, selalu bersifat multipleks atau berdimensi jamak. Pengelompokan nilai tersebut sangat berguna untuk kepentingan perencanaan. Dalam proses intervensi pembelajaran, pemodelan, dan penguatan dan proses habituasi pensuasanaan, pembiasaan, dan penguatan dan pada akhirnya menjadi karakter, keempat kluster nilai luhur tersebut akan terintegrasi melalui proses internalisasi dan personalisasi pada diri masing-masing individu.

7. Komponen Pembentukan Karakter

Beberapa komponen yang merupakan pembentuk karakter menurut Lickona 2012 adalah keterkaitan antara pengetahuan moral, perasaan moral dan tindakan moral. Ada beragam pengetahuan moral yang dapat dimanfaatkan ketika berhadapan dengan tantangan-tantangan moral dalam hidup. Berikut adalah penjelasan dari enam hal yang menjadi bagian dalam pengetahuan moral: a. Kesadaran moral Ketidaksadaran moral atau dengan kata lain kebutaan moral sering terjadi pada diri seseorang. Kondisi dimana seseorang tak mampu melihat bahwa situasi yang sedang ia hadapi melibatkan masalah moral dan membutuhkan pertimbangan lebih jauh. Remaja khususnya sangat rentan terhadap kegagalan dimana remaja sering bertindak tanpa mempertanyakan apakah ini benar? Aspek pertama yang perlu dimiliki oleh remaja dalam kesadaran moral adalah remaja harus mengetahui bahwa tanggung jawab moral pertama mereka adalah menggunakan akal mereka untuk melihat kapan sebuah situasi membutuhkan penilaian moral. Kemudian memikirkan dengan cermat pertimbangan apakah yang benar untuk tindakan tersebut. Aspek kedua dari kesadaran moral adalah kendala untuk bisa mendapatkan informasi. Remaja harus bertanggung jawab untuk mencari informasi dan memastikan fakta terlebih dahulu sebelum membuat sebuah pertimbangan moral. b. Mengetahui nilai-nilai moral Mengetahui sebuah nilai moral berarti memahami bagaimana menerapkannya dalam berbagai situasi. Nilai-nilai moral yang perlu diketahui remaja dalam kehidupan ini diantaranya adalah menghormati kehidupan, kemerdekaan, bertanggung jawab, kejujuran, keadilan, toleransi, sopan santun, disiplin diri, integritas, belas kasih, kedermawanan, dan keberanian. Semua ini merupakan faktor penentu dalam membentuk pribadi yang baik. c. Pengambilan perspektif Pengambilan perspektif adalah kemampuan untuk mengambil sudut pandang orang lain, melihat situasi dari sudut pandang orang lain, membayangkan bagaimana mereka akan berpikir, bereaksi, dan merasa. d. Penalaran moral Penalaran moral adalah memahami makna sebagai orang yang bermoral dan mengapa harus bermoral. Seiring dengan perkembangan penalaran moral anak-anak dan riset menunjukkan bahwa perkembangan terjadi secara bertahap, mulai dari mempelajari mana yang termasuk sebagai nalar moral dan mana yang tidak termasuk sebagai nalar moral