efektif untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat.
B. Keterbatasan
Pelaksanaaan penelitian pendidikan karakter bergaya hidup sehat berbasis layanan  bimbingan  klasikal  dengan  pendekatan  experiential  learning  pada
siswa  kelas  VII  F  SMPN  Sukaresik  Jawa  Barat  telah  dirancang  secara konseptual,  sistematik  dan  prosedural  bersama  tim  Stranas  untuk  mencapai
tujuan  yang  maksimal  Akan  tetapi,  dalam  penelitian  ini  masih  terdapat kekurangan  dan  perlu  diadakan  perbaikan  serta  pembenahan  oleh  peneliti
selanjutnya.  Yang menjadi catatan evaluasi bagi peneliti meliputi: 1.  Sejumlah item  pada tes belum sempat diuji  coba setelah revisi sehingga
bagi  peneliti  lain  yang  berminat  menggunakan  alat  tes  ini  sebaiknya melakukan uji coba dan melakukan uji validitas ulang.
2.  Belum  dilakukan  scanning  terhadap  sampel  yang  tergolong  pada  siswa dengan karakter gaya hidup kurang sehat.
3.  Waktu  penelitian  yang  relatif  singkat  dalam  memberikan  layanan bimbingan  yakni  dua  hari  dengan  tiga  topik  kemungkinan  hanya
memberikan pemahaman bagi siswa dalam arti baru sampai  pada tataran kognisi.  Hal  ini  belum  dapat  dipastikan untuk menjadi karakter siswa
dan bisa diinternalisasi dalam kehidupan mereka sehari-hari.
C. Saran
Berikut adalah beberapa saran yang dapat peneliti paparkan guna  lebih mengoptimalkan  dan  mengembangkan  keefektivitasan  layanan  bimbingan
serta dapat meningkatkan hasil pendidikan karakter agar peseerta didik mampu menginternalisasi dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
1.  Bagi kepala sekolah Kepala sekolah perlu memberikan perhatian khusus dan ikut ambil bagian
dalam usaha membangun, mengembangkan, mengimplementasikan serta meningkatkan  pendidikan  karakter.  Oleh  karena  itu,  kepala  sekolah
diharapkan  untuk  mulai  mengimbau  para  guru  dan  staf,  khususnya  di SMPN  Sukaresik  Jawa  Barat  untuk  menggiatkan  layanan  bimbingan
klasikal  dengan  pendekatan  experiential  learning,  sehingga  mampu membentuk  karakter  siswa  secara  komprehensif.  Kepala  sekolah  dapat
bekerja sama guna membentuk formula layanan untuk siswa bersama para guru. Tentunya, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
2.  Bagi guru BK Guru BK diharapkan mampu menggunakan pendidikan karakter berbasis
bimbingan  klasikal  dengan  pendekatan  experiential  learning  untuk meningkatkan  karakter  bergaya  hidup  sehat,  karena  hasil  implementasi
pendidikan karakter ini membuahkan hasil yang menggembirakan. Guru BK diharapkan menjadi guru yang ahli dan kompeten dalam menanggapi
model pendidiakn karakter ini, mengingat peran bimbingan dan konseling yang holistik dan komprehensif. Selain itu, model layanan seperti ini dapat
membantu  dan  memantau  perkembangan  siswa  ke  arah  yang  lebih optimal.