Efektivitas Implementasi Model Pendidikan Karakter Berbasis

hasilnya sebagai berikut: Tabel 4. 5 Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning Menurut Penilaian Partisipan N o Dalam kegiatan bimbingn karakter ini, saya mengalami memperoleh merasa: Y a 1 Semangat untuk mengikuti kegiatan 30 100 2 Keberanian untuk tampilmelakukan sesuatu 24 80 3 Gembirasenang dalam melaksanakan kegiatan 28 93 4 Berani berpendapat 28 93 5 Lebih kreatif 27 90 6 Berani mencoba melakukan sesuatu 25 83 7 Takut salah dalam melakukan permainan 9 30 8 Malu dalam permainan kelompok 8 27 9 Dihargai oleh teman-teman 26 87 10 Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan 26 87 11 Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan 28 93 12 Manfaat bagi perbaikan perilaku 28 93 13 Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi 25 83 14 Keinginan untuk menolong orang lain 30 100 15 Puas terhadap bimbingan yang diberikan 29 97 16 Tertantang untuk mencoba 21 70 17 Capeklelahbosan dalam mengikuti semua kegiatan 10 33 18 Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti 28 93 19 Terdorong untuk terlibat aktif 29 97 20 Berani bertanggung jawab 30 100 21 Menghargai teman 29 97 22 Kesediaan bekerja samakekompakan tim 29 97 23 Mempererat rasa persaudaraanpersahabatan 28 93 24 Ketaatan terhadap normaperaturanpetunjuk 29 97 25 Memotivasi siswa untuk berusahadaya juang 29 97 26 Membangun kepeduliankesetiakawanan 29 97 27 Peningkatan keingintahuan siswa 29 97 28 Peningkatan keingintahuan kesadaran siswa memperbaiki diri 28 93 29 Mendorong siswa lebih disiplin 27 90 30 Membuat hubungan guru-siswa akrabhangatdekat 28 93 Keterangan: item 7, 8, dan 17 merupakan pernyataan negatif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Mencermati tabel 4.5 terlihat bahwa sebagian besar siswa yang turut serta dalam implementasi model pendidikan karakter bergaya hidup sehat berbasi bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning menilai model ini efektif. Pada 27 aspek positif lebih dari 80 siswa menilai bahwa implementasi model ini sangat efektif karena semua siswa menajadi semangat mengikuti kegiatan, menjadi memliki keinginan intuk menolong, menjadi berani bertanggung jawab dan berbagai nilai positif lainnya didapatkan siswa, artinya model implementasi pendidikan karakter ini sangat efektif digunakan untuk meningkatkan karakter siswa.

B. Pembahasan

1. Peningkatan Hasil Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis

Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning untuk Meningkatkan Karakter Bergaya Hidup Sehat Siswa Kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat Sebelum dan Sesudah Implementasi. Berdasarkan data yang dihasilkan melalui pretest dan posttest mengenai tingkat karakter bergaya hidup sehat, ditemukan peningkatan yang cukup baik karena mengalami peningkatan sebesar 20 dari pretest ke posttest di kategori sangat tinggi dan sedang namun stabil pada pretest ke posttest di kategori tinggi, dan tidak ada hasil yang mengkategorikan siswa di kategori rendah dan sangat rendah. Pada pretest siswa sudah mencapai hasil kategori sedang, tinggi dan sangat tinggi. Menurut Notoatmodjo 2007 hal ini dipengaruhi oleh 3 faktor yakni faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong siswa, faktor-faktor ini memang sangat kuat kaitannya dan menjadikan sebagian siswa sudah cukup memiliki karakter bergaya hidup sehat yang baik sebelum implementasi dilakukan. 10 siswa sudah meendapatkan skor sangat tinggi pada pretest karena faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong siswa dalam melakukan gaya hidup sehat sangat kuat, tercermin dari pengetahuan siswa dalam menjawab berbagai pertanyaan dan mampu mengambil nilai dari setiap diskusi sehingga kepercayaan mereka menjadi lebih tinggi dan kuat terutama dalam melakukan komitmen. Meskipun pretest sudah memiliki hasil yang baik, namun dalam posttest terdapat hasil yang lebih menggembirakan. Hasil posttest yang lebih baik daripada pretest terjadi karena implementasi pendidikan karakter ini memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri yakni berbasis bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Experiential learning merupakan sebuah pendekatan dalam penyelengaraan bimbingan kelompok, dengan menggunakan dinamika kelompok yang efektif. Suatu dinamika kelompok dikatakan efektif ketika dapat menghadirkan suasana kejiwaan yang sehat diantara peserta kegiatan, meningkatkan spontanitas, munculnya perasaan positif seperti senang, rileks, gembira, menikmati, dan bangga, meningkatkan minat atau gairah untuk lebih terlibat dalam proses kegiatan, memungkinkan terjadinya katarsis,