Peningkatan Hasil Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis

Tabel 4. 1 Hasil Perkembangan Skor Karakter Bergaya Hidup Sehat Siswa VII F SMPN Sukaresik Nama Pretest Posttest Perkembangan Adit 71 70 -1 Rizki 54 62 8 Rifki 64 64 Hen Hen 65 68 3 Bayu 52 60 8 Rizki Pra 53 61 8 Rika 75 75 Nora 72 73 1 Teti 71 71 Kodar 71 75 4 Eneng 67 73 6 Asri 71 74 3 Yadi 62 68 6 Faisal 58 69 11 Reza 64 73 9 Ilhan 65 66 1 Arifin 73 73 Nida 66 69 3 Rifki Pras 70 77 7 Reza M 60 71 11 Widya 62 67 5 Wida 69 71 2 Hera 60 66 6 Anisa R 66 65 -1 Regar 54 64 10 Rian Tri 52 61 9 Uron 56 66 10 Seli 70 72 2 Muhamad 64 64 Ratna 65 70 5 Mean 64,06 68,60 4,53 Dalam perspektif grafis garis, peningkatan nilai pre-post test karakter bergaya hidup sehat sebagai berikut. Grafik 4. 1 Pekembangan Pretest Posttest Karakter Bergaya Hidup Sehat Siswa Kelas VII F SMPN Sukaresik Dalam perspektif grafis, berikut progil peningkatan nilai pre- post test karakter bergaya hidup sehat sebagai berikut. Grafik 4. 2 Pekembangan Skor Karakter Bergaya Hidup Sehat Siswa Kelas VII F SMPN Sukaresik Pada penelitian ini diperoleh hasil yang baik. Kebanyakan siswa menunjukan peningkatkan, namun terdapat lima siswa tanpa peningkatan Pretest; 64,06 Postest; 68,6 63,5 64 64,5 65 65,5 66 66,5 67 67,5 68 68,5 69 1 2 3 50 60 70 80 a d it ri zk i ri fk i h e n h e n b a y u ri zk i P ra ri k a n o ra te ti k o d a r e n e n g a sr i y a d i fa is a l re za il h a n a ri fi n n id a ri fk i p ra s re za m w id y a w id a h e ra a n is a r re g a r ri a n t ri u ro n se li m u h a m a d ra tn a pretest posttest dan penurunan serta ada dua orang yang mengalami satu angka penurunan nilai. Jika dirata-ratakan, setiap siswa mengalami kenaikan nilai sebesar 4,7. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara bersama siswa dalam sesi, terdapat satu siswa sedang sakit dan dua lainnya meninggalkan 15 menit dalam sesi karena mendapat pengumuman terkait keorganisasian. Kebanyakan siswa yang mengalami kenaikan nilai yang cukup melambung dikarenakan siswa mengikuti rangkaian sesi dengan bersungguh-sungguh dan mengikuti proses experiential learning. Hal yang membuat siswa fokus dan terlibat adalah dengan adanya dinamika yang menyenangkan dalam experiential learning dan adanya pemberian reinforcement dalam sesi sehingga menambah semangat dan antusias siswa, maka tidak mengherankan apabila kebanyakan siswa mengalami peningkatan nilai. Bila dilihat berdasarkan kategorisasi nilai adalah sebagai berikut. Tabel 4. 2 Distribusi Peningkatan Hasil Pendidikan Karakter Bergaya Hidup Sehat antara Sebelum dan Sesudah Implementasi Pendidikan Karakter Rentang Skor Kategori Pretest Posttest F F 68 Sangat tinggi 10 33 16 53 58−68 Tinggi 14 47 14 47 42−57 Sedang 6 20 32 −41 Rendah 32 Sangat rendah Data menggambarkan bahwa terdapat peningkatan antara pretest dan posttest. Mulanya hasil pretest menunjukkan terdapat siswa yang ada pada kategori sedang, sisanya pada kategori tinggi dan sangat tinggi mengalami kenaikan menjadi 0 di kategori sedang dan melambung pada kategori sangat tinggi sebesar 53. Selisih pada kategori sedang adalah 20 dan 0 pada kategori tinggi serta 20 selisih pada kategori sangat tinggi. Hasil posttest mengalami peningkatan sebesar 20 pada tiap kategori, kecuali pada kategori tinggi tidak mengalami peningkatan atau penurunan. Berikut disediakan grafik berdasarkan kategorisasi tadi. Grafik 4. 3 Komposisi Sebaran Subjek Berdasarkan Capaian Skor Pendidikan Karakter Bergaya Hidup Sehat Antara Pre dan Post Test Mencermati tabel 4.2 dan grafik 4.3 nampak bahwa tingkat karakter bergaya hidup sehat siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa 2 4 6 8 10 12 14 16 Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah 10 14 6 16 14 PRETEST POSTTEST Barat Tahun Ajaran 2015-2016 sebelum pretest mendapatkan pendidikan karakter berbasis layanan klasikal dengan pendekatan experiential learning, pada tabel 4.2 dan grafik 4.3 menunjukkan bahwa: a. Ada 10 33 siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat memiliki karakter bergaya hidup sehat pada kategorisasi sangat tinggi. b. Ada 14 47 siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat memiliki karakter bergaya hidup sehat pada kategorisasi tinggi. c. Ada 6 20 siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat memiliki karakter bergaya hidup sehat pada kategorisasi sedang. d. Tidak ada 0 siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat memiliki karakter bergaya hidup sehat pada kategorisasi rendah maupun sangat rendah. Tingkat karakter bergaya hidup sehat siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat Tahun Ajaran 2015-2016 sesudah posttest mendapatkan pendidikan karakter berbasis layanan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada tabel 4.2 dan grafik 4.3 menunjukkan bahwa: a. Ada 16 53 siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat memiliki karakter bergaya hidup sehat pada kategorisasi sangat tinggi. b. Ada 14 47 siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat memiliki karakter bergaya hidup sehat pada kategorisasi tinggi. c. Tidak ada 0 siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat memiliki karakter bergaya hidup sehat pada kategorisasi sedang, rendah maupun sangat rendah.

2. Signifikansi Peningkatan Hasil Pendidikan Karakter Bergaya Hidup

Sehat Siswa Kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning Sebelum dan Sesudah Implementasi. Efektivitas pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dianalisis dengan menggunakan uji Paired Simple T test. Hasil uji T sampel berpasangan untuk mengetahui efektivitas pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dalam meningkatkan karakter bergaya hidup sehat kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat Tahun ajaran 20152016 tampak pada tabel 4.3 berikut ini. Tabel 4. 3 Paired Sample Statistik Uji signifikansi efektivitas implementasi pendidikan karakter bergaya hidup sehat berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik uji Two Related Sample Test dengan bantuan program PSPP PSPPIRE hasil uji diperoleh mean atau rata-rata dari 30 siswa, sebelum adanya perlakuan pretest nilainya adalah 64,07 dan sesudah adanya perlakuan posttest nilai rata-rata naik menjadi 68,60. Sehingga, dapat dikatakan adanya peningkatan bila ditinjau dari selisih rata-rata yakni 4,53. Kemudian bila dilihat dari standar deviasi untuk pretest yaitu 6,77 dan posttest yaitu 4,64. Hal tersebut akan memberikan arti bahwa titik data individu jauh dari nilai rata-rata. Kemudian bila dilihat dari sisi nilai maksimum pretest dan posttest juga mengalami kenaikan sebanyak 4 angka. Ini menandakan adanya kenaikan dari sisi nilai maksimum pretest dengan posttest. Jika ditinjau dari nilai t sebesar -6,36 sig=0,000 di mana lebih rendah dari batas kritis penelitian 0,05 0,0000,05 artinya Hi diterima. Jadi terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara rata-rata skor pretest dengan skor posttest, karena hasil uji ini menolak Ho dan menerima Hi. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat peningkatan secara signifikan hasil pendidikan karakter bergaya hidup sehat antara sebelum dan sesudah implementasi bimbingan klasikal dilakukan. Artinya, bila dilihat dari perhitungan statistika memang terlihat ada