84
dan tempat serta tanggal lahir Kak Seno?”
Narasumber : “Oh tentu boleh. Nama
lengkap saya, Seno Satria- wan. Saya lahir di Solo, 29
Agustus 1993.”
Pewawancara : “Tentang apa karya ilmiah yang Kak Seno buat?”
Narasumber : “Karya ilmiah yang saya
buat itu tentang penting- nya pendidikan bagi remaja
SMP.”
Pewawancara : “Sepertinya tema yang Kak Seno ambil itu menarik.
Mengapa mengambil tema itu?”
Narasumber : “Karena menurut saya,
bagi remaja seusia kita ini, masih banyak yang tidak
peduli pada pentingnya pendidikan. Mereka mengi-
kuti pendidikan karena aturan dari orang tua yang
mengharuskan mereka untuk sekolah. Tetapi ada
juga yang sudah memaha- mi tentang pentingnya
pendidikan.”
Pewawancara : “Apakah Kak Seno sung- guh-sungguh membuktikan
pendapat itu?” Narasumber
: “Dalam karya ilmiah yang saya buat itu saya men-
cantumkan hasil survei yang dilakukan pada 250
Wawancara tersebut bisa dituangkan dengan bahasa sendiri ke dalam bentuk yang
lebih ringkas. Di bawah ini ringkasan teks wawancara di atas.
remaja SMP 2. Hasilnya menyatakan bahwa hanya
25 remaja yang me- mahami pentingnya pendi-
dikan.”
Pewawancara : “Wah, pantas saja Kak Seno memenangkan lomba
itu. Kalau boleh saya tahu, apa cita-cita Kak Seno?”
Narasumber : “Saya bercita-cita menjadi
guru.” Pewawancara : “Dengan ketertarikan Kak
Seno pada pendidikan, cita-cita Kak Seno pasti
akan tercapai.”
Narasumber : “Amin.”
Pewawancara : “Saya ucapkan terima kasih untuk kesempatan yang di-
berikan Kak Seno untuk ber- bincang-bincang dengan
saya.”
Narasumber : “Sama-sama.”
www.bpkpenabur.or
Lomba karya ilmiah remaja tahun 2005 dimenangkan oleh Seno Satriawan. Lomba
tersebut memperebutkan piala Bapak Wali Kota. Karya ilmiah yang ditulis oleh Seno ter-
sebut bertemakan pendidikan yang mengang- kat masalah pentingnya pendidikan bagi
remaja SMP. Ketika ditanyakan tentang alasan ketertarikan pada tema tersebut, Seno men-
jelaskan bahwa remaja SMP saat ini masih banyak yang tidak peduli pada pentingnya
pendidikan. Menurutnya, kebanyakan remaja mengikuti pendidikan hanya sebatas karena
aturan dari orang tua yang mengharuskan mereka untuk sekolah. Remaja yang lahir 14
tahun yang lalu ini juga mengemukakan bahwa pendapatnya didukung oleh survei yang
dilakukan pada 250 remaja SMP. Hasil survei itu menyatakan bahwa hanya 25 remaja
yang memahami pentingnya pendidikan.
Seorang pewawancara dan narasumbernya sedang melakukan wawancara
85
Pada contoh 3 tidak ada perubahan kata ganti. Hal seperti itu harus kalian perhatikan jika kalian
mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung atau sebaliknya.
Perubahan kata ganti dalam mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung:
1. kata ganti orang pertama pada kutipan
kalimat langsung menjadi kata ganti orang ketiga pada kalimat tak langsung.
2. kata ganti orang kedua pada kutipan
langsung menjadi kata ganti orang pertama pada kalimat tak langsung.
3. kata ganti orang ketiga tetap.
Selain perubahan kata ganti, hal lain yang perlu kalian perhatikan adalah penambahan
bahwa. Kata bahwa ditempatkan antara pe- ngiring dengan kutipan.
Susunan pola kalimat langsung meliputi beberapa susunan berikut:
1. pengiring-kutipan di dalam tanda kutip,
contoh:
Bentuklah kelompok terdiri atas 3-4 siswa kemudian kerjakan soal berikut ini
1. Lakukanlah wawancara pada seorang tokoh di sekolah kalian
2. Catatlah hasil wawancara kalian dalam bentuk teks tanya jawab
3. Ringkaslah ke dalam bentuk narasi dengan bahasa sendiri
4. Sampaikanlah di depan kelompok lain hasil wawancara tersebut
6.4.2 Kalimat Langsung dan Tak
Langsung
Ketika kalian akan mengubah teks wa- wancara dengan bahasa sendiri dalam bentuk
ringkasan, kalian harus memahami cara mengu- bah kalimat langsung menjadi kalimat tak
langsung. Berikut akan dijelaskan tentang kalimat langsung dan tak langsung.
Kalimat langsung dan kalimat tak langsung termasuk ragam kalimat berita. Kalimat langsung
adalah suatu kalimat yang berisi kutipan langsung atau ucapan langsung dari narasumber. Kalimat
langsung ditandai dengan pemakaian tanda kutip “...”, sedangkan kalimat tak langsung tidak
ditandai dengan pemakaian tanda kutip.
Bandingkan contoh kalimat di bawah ini
Kalimat langsung
1 Ana berkata, “Saya pusing.” 2 Ibu bertanya, “Engkau sudah belajar?”
3 Ayah bertanya, “Mereka sudah makan?” Perubahan kalimat langsung di atas ke da-
lam kalimat tak langsung menjadi:
Kalimat tak langsung
1 Ana mengatakan bahwa ia pusing. 2 Ibu menanyakan apakah saya sudah
belajar. 3 Ayah menanyakan apakah mereka sudah
makan. Jika kalian perhatikan ketiga pasang kalimat
contoh di atas, kalian dapat mengetahui bahwa pada contoh 1 dan 2 ada perubahan kata ganti,
yaitu saya menjadi ia dan engkau menjadi saya. 1 Yeni bertanya, “Bolehkah saya bergabung
dalam kelompokmu?” 2 Pak Darman bertanya, “Apakah engkau
sakit?”
1 “Boleh saya bergabung dalam kelompok- mu?” tanya Yani.
2 “Apakah engkau sakit?” tanya Pak Dar- man.
“Engkau boleh beristirahat” kata Pak Darman.
3 “Tolong, pinjamkan Ibu Kamus Besar Bahasa Indonesia” kata Ibu Kristin.
4 “Kenapa kamu datang terlambat, Ardan,” tanya Pak Guru.
5 “Ren, kenapa kamu tidak datang di pesta ulang tahunku,” tanya Arni pada Reni.
Keterangan:
Awal kutipan harus ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Antara pengiring dengan ku-
tipan harus diberi tanda koma ,.
2. kutipan-pengiring, contoh:
Pada susunan ini, jika pada akhir kutipan sudah ada tanda tanya ? atau tanda seru
, tanda baca koma , tidak boleh dipa- kai.
86
3. Kutipan-pengiring-kutipan, contoh:
ditinggalkan,” terang gadis cantik yang men- dapatkan honor pertama 22.000 rupiah dari
mengirim puisi ke Bali Post ini tentang salah satu obsesinya.
Menulis sudah dilakoni Laksmi sejak sekolah dasar, berawal dari ikut-ikutan
kakaknya yang suka menulis diary. Laksmi pun kemudian menulis diary, “Sampai sekarang
masih kusimpan, lucu aja kalau membacanya lagi,” katanya sambil menyayangkan kakaknya
yang tak meneruskan hobi menulisnya. Kedua orang tuanya yang berprofesi sebagai guru
ayahnya, Made Swambe mengajar di SMK Baluk Negara, sedang ibunya, di SMA 1 Negara
membuatnya dekat dengan buku-buku. Ke- gandrungannya membaca semakin mendapat
ruang ketika dia bertemu dengan komunitas Kertas Budaya di kotanya dan bergabung di
dalamnya.
“Sebelumnya, saya hanya membaca cerpen-cerpen Mas Raudal dan Puisi Bli Nano
di Bali Post, setelah gabung di Kertas Budaya, saya bisa berdiskusi langsung setiap saat,”
terangnya panjang lebar mengenang pertemu- annya dengan para pujaannya dulu. Raudal
adalah Raudal Tanjung Benua, penyair dan cerpenis yang sangat produktif saat ini. Sedang
Nano yang ia sebutkan adalah Nanoq DKansas yang dikenal sebagai sutradara dan penyair,
yang sekaligus Koordinator Komunitas Kertas Budaya.
Dikutip dari majalah Gerbang Edisi II Th. IV 2005 halaman 68
Salinlah kalimat langsung yang kalian temukan dalam teks bacaan di atas, ke-
mudian ubahlah ke dalam bentuk kalimat tak langsung
1. Antara pengiring dan kutipan yang kedua harus diberi tanda koma ,
2. Kutipan yang kedua ditulis dengan huruf awal huruf kecil tidak boleh dengan huruf
awal huruf kapital
Perhatikanlah kutipan teks di bawah ini
Setelah lulus, bungsu dari dua saudara ini sudah dipancang oleh kedua orang tuanya untuk
melanjutkan studi ke fakultas kedokteran seperti kakaknya yang sebentar lagi lulus dari FK
Udayana. Apakah itu berarti menulis hanya kerja sampingan bagi peraih peringkat 11 Olimpiade
Biologi tingkat Provinsi Bali ini? Jangan pernah menanyakan itu kepadanya. GERBANG sudah
kena getahnya, langsung disemprot, bertubi-tubi dan praktis tanpa balas. Katanya, ”menulis
adalah hidup saya, bukan untuk lomba-lombaan atau ketenaran, tapi panggilan jiwa. Dan saya
mau menulis sampai mati”
Lalu dia berkisah tentang panggilan jiwanya itu. Ternyata, ada pergulatan batin yang sangat
bergejolak yang tidak diketahui orang. Ibunya, trauma dengan api. Sebab, waktu ibunya kecil,
rumah persis di sebelah rumah ibunya dibakar. “Ibuku sampai sekarang masih ingat benar de-
ngan jilat api yang membakar rumah itu,” ung- kapnya. Alasannya, sang suami tetangganya
itu dituduh anggota PKI, lalu digelandang entah ke mana dan tak pernah kembali, sang istri dan
anak-anaknya mengungsi ke rumah kakek Laksmi.
Ibunya sering menceritakan kisah itu pada pemilik tanggal lahir 28 Februari 1987 ini, dan
hal tersebut meninggalkan bekas yang dalam padanya. “Sebutkan satu alasan kenapa manu-
sia boleh dibunuh?“ Ini adalah pertanyaan yang sering menghantui Laksmi, yang selalu ditanya-
kan pada dirinya sendiri maupun kepada orang lain. Dan tak ada jawaban yang memuaskannya.
Laksmi sekarang sedang sibuk melakukan riset seputar kejadian yang menimpa tetangga
ibunya itu. “Saya mau menulis novel mengenai itu. Saya berbicara atas nama keluarga yang
1 “Saya masih capai,” kata Adi, “pergilah engkau sendirian”
2 “Mengapa kali ini ulanganmu jelek?” tanya Bu Lydia, “tidak belajar?”