21
2.2 Bercerita dengan Alat Peraga
Bercerita dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya secara lisan, tulisan, atau dengan
alat peraga. Kalian tentunya sudah pernah bercerita dengan cara menulis atau melisankan.
Bagaimana dengan bercerita menggunakan alat peraga, apakah sudah pernah kalian lakukan?
2.2.1 Macam-macam Pertunjukan
yang Menggunakan Alat Peraga
Pertunjukan wayang merupakan salah satu bentuk pertunjukan yang menggunakan alat pe-
raga. Pertunjukan wayang dibawakan oleh se- orang dalang yang menggunakan alat peraga
berupa wayang.
Wayang adalah boneka tiruan yang terbuat dari pahatan kulit atau kayu yang dapat diman-
faatkan untuk memerankan tokoh dalam per- tunjukan drama tradisional, seperti Bali, Jawa,
dan Sunda; KBBI 2001:1271.
Pertunjukan wayang dilakukan oleh sang pencerita yang disebut dalang. Alat peraga
pertunjukan wayang meliputi wayang kulit, wayang beber, wayang klitik, atau wayang golek.
Wayang beber yaitu gambar wayang atau pelaku dalam cerita itu dilukiskan dalam satu
lembar kulit satu lembar memuat beberapa to- koh atau pelaku dalam cerita, dan sang dalang
membawa beberapa lembaran-lembaran kulit bergambar pelaku cerita yang telah disiapkan
sebelumnya. Wayang kulit merupakan alat peraga pementasan wayang yang para tokoh
atau pelaku-pelakunya terbuat dari kulit. Perbedaannya dengan wayang beber adalah
untuk wayang kulit setiap pelakutokohnya dibuat sendiri-sendiri atau terpisah. Wayang klitik
bentuknya seperti wayang kulit hanya bahannya dari kayu. Wayang golek yaitu wayang yang
terbuat dari boneka kayu. Arti golek sama dengan boneka. Cerita wayang biasanya
menceritakan kisah Mahabarata atau kisah Ramayana.
Periode tahun 1981-l992, di Indonesia muncul film boneka Si Unyil, film serial yang di-
produksi oleh Pusat Produksi Film Negara PPFN, di layar TVRI setiap Minggu pagi, berha-
sil memberikan hiburan kepada seluruh pemirsa, khususnya anak-anak. Hadirnya film boneka Si
Unyil karena film-film yang disiarkan oleh TVRI saat itu didominasi oleh film produksi dari luar
negeri, sedangkan anak-anak Indonesia me- merlukan film-film pendidikan sekaligus hiburan.
2.2.2 Menentukan Cerita
Pada pelajaran 2.1.1 kalian telah mende- ngarkan dongeng. Kali ini kalianlah yang harus
bercerita. Ketika kalian bercerita gunakan alat bantu atau alat peraga yang mendukung isi
ceritanya. Kalian dapat memilih salah satu jenis cerita yang disukai untuk bahan bercerita, mi-
salnya, fabel. Fabel adalah dongeng yang tokoh-tokohnya berupa binatang. Setelah kalian
memilih fabel yang cocok, siapkan gambar- gambar pelaku untuk alat peraga.
Dalam bercerita dengan menggunakan alat peraga, biasanya sang pencerita harus mampu
membawakan setiap pelaku dengan warna suara yang berbeda-beda. Jika di dalam cerita terdapat
lima pelaku maka pencerita harus menyiapkan lima suara untuk masing-masing pelakunya.
BERBICARA
www.prasetya.brawijaya.ac.id
Wayang, salah satu pertunjukan dengan menggunakan alat peraga
Kerjakan soal-soal berikut ini
1. Carilah sebuah dongeng fabel atau le- genda dan pelajarilah dengan baik
2. Gambar atau carilah gambar yang sesuai
22 b. Jeda
Jeda merupakan pemberian jarak antara bagian-bagian suatu kalimat yang ditandai
dengan perhentian. Perhentian ini sangat penting dalam pengungkapan makna kalimat. Perhen-
tian sebentar yang menunjukkan bahwa ucapan masih akan dilanjutkan disebut perhentian anta-
ra. Dalam kalimat biasanya ditandai dengan tan- da koma , atau penulisannya dengan garis mi-
ring .
Ada pula perhentian yang agak lama yang menandakan bahwa makna yang disampaikan
sudah lengkap yang disebut dengan perhentian akhir. Dalam kalimat biasanya ditandai dengan
tanda titik . atau penulisannya ditandai dengan garis miring dua .
2.3 Membacakan Berbagai Teks Perangkat Upacara
Setiap Senin kalian selalu mengikuti upacara bendera di sekolah. Dalam upacara itu terdapat
bagian-bagian yang harus dibacakan dengan be- nar, yaitu pembacaan teks UUD 1945, pembaca-
an janji siswa, dan pembacaan doa.
Untuk membacakan bagian-bagian tersebut dengan benar, kalian harus memahami lafal, je-
da, aksentuasi, tempo, dan intonasi.
2.3.1 Lafal, Jeda, Aksentuasi, Tempo,
dan Intonasi
Beberapa hal yang perlu kalian perhatikan ketika kalian membaca teks perangkat upacara.
a. Lafal
Lafal atau pengucapan bunyi dalam bahasa Indonesia terbagi atas vokal vokal tunggal dan
diftong serta konsonan. Vokal yang diucapkan dalam suku kata hidup diucapkan dengan sem-
purna sedangkan vokal yang diucapkan dalam suku kata mati diucapkan dengan tak sempurna.
Perhatikan contoh berikut
dengan pelaku-pelaku dalam dongeng yang sudah kalian pilih
3. Tentukan warna suara dari masing-ma- sing tokohpelaku dalam cerita
4. Ceritakan di depan kelas cerita yang su- dah kalian siapkan dengan mengguna-
kan alat peraga 5. Berikan komentar kepada temanmu yang
telah membawakan ceritanya di depan kelas
Diftong adalah vokal rangkap yang peng- ucapannya bersamaan sehingga bunyinya men-
jadi tidak sempurna. Diftong dalam bahasa In- donesia terdiri atas: ai, au, dan oi.
Perhatikan contoh berikut
Konsonan ada yang diucapkan sempurna dan ada yang tidak sempurna. Sebagian besar
konsonan dalam bahasa Indonesia diucapkan sempurna. Beberapa konsonan seperti konso-
nan b, k, dan h pada awal atau tengah kata di- ucapkan sempurna, tetapi apabila konsonan
tersebut terdapat pada akhir suku atau akhir kata diucapkan tidak sempurna.
Perhatikan contoh berikut baru, kain, hasil
Bunyi b, k, h pada kata tersebut diucapkan sempurna
Sabtu, bapak, sawah Bunyi b, k, h pada kata tersebut diucapkan
tidak sempurna
motto o
pada to diucapkan sempurna
motor o
pada tor diucapkan tidak sempurna
batu u
pada tu diucapkan sempurna
batuk u
pada tuk diucapkan tidak sempurna
san – tai san – tei
ba – lai ba – lei
ker – bau ker – bou
pi – sau pi – sou
am – boi am – boy
se – poi se – poy
MEMBACA