38 B. Ciri-ciri kata sifat
Kata sifat dapat kita kenali dengan mudah karena kata sifat memiliki ciri-ciri berikut ini.
a. Dapat diberi keterangan pembanding paling,
kurang, lebih, sama, atau imbuhan ter-, seperti paling tinggi, kurang manis, lebih besar.
b. Dapat diberi keterangan penguat sangat,
amat, terlalu, sekali, benar, seperti sangat pintar, amat jauh, terlalu pendek, kecil se-
kali, bagus benar.
c. Dapat diingkari dengan kata tidak, seperti
tidak bagus. d.
Dapat diulang dan ditambah dengan awalan se- atau se-nya, seperti semanis, setinggi-
tingginya.
e. Pada kata tertentu berakhir dengan akhir-
an –er, -i -wi, -iah, -if, -ik, dan -al, seperti temporer, alami, surgawi, jasmaniah, negatif,
heroik, nasional.
3.3 Menceritakan Kembali Cerita Anak yang Dibaca
Membaca buku menjadi hobi yang menarik. Membaca buku-buku cerita, seperti novel, cer-
pen, atau dongeng akan memberi banyak man- faat bagi kalian.
Untuk menguji masing-masing kata, per- hatikan penambahan keterangan berikut
Paling Iwan anak pandai. ‘Iwan’ bukan kata sifat karena tidak bisa
diberi keterangan ‘paling’ Iwan paling anak pandai.
‘anak’ bukan kata sifat karena tidak bisa diberi keterangan ‘paling’
Iwan anak paling pandai. ‘pandai’ termasuk kata sifat karena bisa
diberi keterangan ‘paling’ Pada kata pandai juga bisa ditambahkan
keterangan lain atau dibentuk pengulangan. Contoh: kurang pandai, lebih pandai, sama
pandai, terpandai, sangat pandai, amat pandai, pandai sekali, pandai benar, terlalu pandai, tidak
pandai, sepandai-pandai, dan sepandai- pandainya, serta pandai-pandai.
1. Daftarlah kata sifat yang terdapat dalam teks “Terkecoh Seorang Vegetarian”
2. Salinlah dan lengkapilah paragraf di bawah ini dengan kata sifat berikut
a. ramah d. ramai
b. terbanyak e. semakmur
c. terbaik f. subur
Hamparan sawah hijau terbentang mengelilingi Desa Sumber Sari. Sebuah desa
yang paling ... tanah pertaniannya bila dibandingkan dengan daerah lain di keca-
matan itu. Setiap musim panen, desa ini se- lalu ... dan ... dalam memperoleh hasil panen.
Desa ini, walaupun kurang ..., tetapi sangat damai. Penduduknya sama ... dengan pen-
duduk desa lain. Maka berbahagialah mereka yang hidup di desa ... ini.
3. Buatlah kalimat dengan menggunakan kata-kata berikut ini
a. Duniawi d. Keibuan
b. Kuat-kuat e. Pemalu
c. Muda belia 4. Susunlah kalimat dengan menggunakan
kata-kata di bawah ini a. secantik
b. terbesar c. lebih baik daripada
d. sama mahalnya dengan e. kurang ramah daripada
MEMBACA
Contoh:
c. Superlatif
Tingkat perbandingan superlatif adalah perbandingan yang menunjukkan tingkat paling
atau super daripada yang lain. Tingkat perban- dingan ini bisa dibentuk dengan penambahan
kata paling atau imbuhan ter-. Contoh:
a. Dialah siswa paling pandai di kelasku. b. Dialah siswa terpandai di kelasku.
Iwan anak pandai.
39
Rina pun maju ke depan sambil mengan- camku.
Aku seperti mendapat kesempatan melaku- kan pembalasan kepada Rina. Kalau Dewi tak
mencegahku, aku pasti yang bersorak paling ramai meledek Rina saat ia melawak di depan
kelas. Rina kelihatan sangat malu. Ia sama se- kali tak bisa melucu.
Ketika pulang sekolah, Rina menghampiriku. Ia berjanji akan membalasku karena ia meng-
anggap akulah yang menyebabkan ia disuruh Bu Wati melawak di depan kelas.
“Sudah, jangan diladeni, Nis. Percuma mela- deni dia. Rina enggak akan berhenti meledek
kamu,” tutur Dewi.
Sore ini aku diundang Rina ke pesta ulang tahunnya. Sebenarnya, Rina tidak berniat meng-
undangku, tetapi Bu Tuti menyuruhnya meng- undang semua teman sekelas. Aku malas da-
tang, tapi Dewi memaksaku berangkat. Aku sebetulnya takut di pesta nanti hanya akan
menjadi bahan ledekan dia dan teman-teman- nya.
“Bapak tidak kerja hari ini?” tanyaku kepada Bapak yang tampak masih santai di ruang tamu
sambil menonton televisi. “Hari ini Bapak diminta menghibur di rumah
yang sedang mengadakan pesta,” jawab Bapak. Aku pun segera bergegas menuju rumah
Rina. Di sana teman-teman sudah datang sambil membawa kado. Hanya aku yang tidak memba-
wa kado karena tidak punya uang untuk mem- belinya. Beberapa teman akrab Rina meman-
dang aneh padaku.
Acara pesta pun dimulai. Rina melayani kami semua. Lalu kami menyanyikan lagu selamat
ulang tahun. Rina tampak bahagia.
Badut Kecil
Teman-teman sering memanggilku Badut Kecil. Ini semua dimulai saat Bu Tuti menanya-
kan pekerjaan ayahku. Aku pun menjawab badut, karena memang itulah pekerjaan Bapak. Lalu
teman-temanku, terutama Rina, mulai meledek- ku dengan panggilan Badut Kecil.
Aku sebal. Ingin rasanya aku marah dan gantian meledek Rina. Tetapi, apa yang mesti
kuledek darinya? Setiap pergi kerja, ayahnya memakai jas dan dasi. Pasti pekerjaan ayahnya
enak dan gajinya juga besar. Kalau aku me- ledeknya sebagai Bos Kecil, itu malah menjadi
pujian baginya. Pokoknya sebal.
“Halo Badut Kecil,” sapa Rina meledekku saat aku baru datang ke sekolah.
Aku bergegas melangkah masuk kelas saat teman-teman lain ramai-ramai menertawakanku.
Rasanya aku ingin menangis. Aku ingin pulang dan marah kepada Bapak karena pekerjaannya
telah membuatku malu.
“Sabar, Nis,” hibur Dewi, yang selama ini se- lalu baik kepadaku. “Jangan takut diledek
sebagai Badut Kecil. Yang penting, pekerjaan ayahmu halal dan enggak merugikan orang lain,”
lanjutnya.
Aku seperti mendapat penolong saat dihibur Dewi.
Saat pelajaran Bahasa Indonesia, ada tugas melawak bagi kami. Rina langsung menunjukku
untuk tampil ke depan. Yah, ternyata ledekan- nya belum berhenti.
“Ayo, Badut Kecil, tunjukkan kebolehanmu melucu,” kata Rina sambil tertawa.
“Rina, kamu tidak boleh bicara seperti itu. Anis itu temanmu. Apa alasanmu memanggilnya
sebagai Badut?” tanya Bu Tuti marah. “Anis kan anak seorang badut, Bu. Jadi,
boleh dong kalau dia dipanggil Badut Kecil,” Rina mengatakan alasannya kepada Bu Tuti.
“Sekarang kamu yang maju melawak, Rina. Sebagai hukuman karena kamu telah mengejek
Anis,” perintah Bu Tuti. Sekarang kalian akan membaca cerita anak.
Kalian harus dapat menceritakan kembali cerita anak yang dibaca. Namun sebelumnya kalian
harus menganalisis unsur-unsurnya.
3.3.1 Membaca Cerita Anak
Bacalah cerita berikut ini dengan saksama Cermatilah pula tokoh, latar, dan alur ceritanya
Lalu teman-temanku, terutama Rina, mulai meledekku dengan panggilan Badut Kecil
karena ayahku bekerja sebagai badut