Tokoh Idola Identitas Tokoh

123 1. Tulislah identitas tokoh-tokoh di atas Kalian dapat mencari informasi iden- titas tokoh di majalah, surat kabar, atau internet 2. Tulislah keunggulan tokoh dengan argumen yang tepat

B. Ceritakan satu tokoh idola kalian dengan ketentuan berikut ini

9.3 Menemukan Realitas Kehidupan Anak yang

Terefleksi dalam Buku Cerita Anak baik Asli maupun Terjemahan Kalian pasti pernah membaca cerita yang ditulis oleh pengarang Indonesia. Tema, latar, dan nama-nama pelaku dalam cerita tersebut sudah tidak asing lagi. Selain cerita yang ditulis oleh pengarang Indonesia dengan tema dan bahasa sendiri, kalian bisa juga menikmati cerita yang ditulis oleh pengarang asing. Pada pelajaran ini kalian akan membaca salah satu cerita terjemahan dan menemukan unsur-unsur intrinsik yang ada dalam cerita ter- jemahan tersebut. Selain itu, kalian juga akan mempelajari kata bermakna denotasi, bermakna konotasi, kalimat perintah positif-negatif, dan kalimat berita positif-negatif.

9.3.1 Cerita Terjemahan

Bacalah kutipan cerita terjemahan berikut ini Nama : W.S. Rendra Sebutanjulukan : Si Burung Merak Tempattanggal lahir : Solo, 7 November 1935 Keterangan : W.S. Rendra mencurah- kan sebagian besar hidupnya dalam dunia sastra dan teater. Berikut ini beberapa karyanya: Jangan Takut Ibu, Ba- ada Orang-Orang Tercinta Kumpulan sajak, Empat Kumpulan Sajak, Rick dari Corona, Potret Pem- bangunan Dalam Puisi, Bersatulah Pelacur- Pelacur Kota Jakarta, dan lain-lain MEMBACA

A. Cermatilah gambar-gambar tokoh be- rikut ini

1. Pilih salah satu tokoh idola kalian, tokoh dalam negeri atau luar negeri 2. Carilah identitas dan keunggulan tokoh idola kalian sebanyak- banyaknya dari berbagai sumber seperti majalah, surat kabar, tabloid, dan internet 3. Ceritakan tokoh idola tersebut di depan kelas 4. Berikan pertanyaan kepada teman kalian yang telah selesai menceritakan tokoh idola 124 penuh permintaan maaf. “Kutinggalkan map kumulatifnya untukmu di kantor.” Anton menyelot pintu setelah menutupnya saat Ed dan Tuan Collins sudah pergi. Saya menyeret Sheila melintasi ruangan ke kursi saya tempat kami selalu menyelenggarakan diskusi pagi, dan mendudukkannya di atas lantai persis di depan saya. Anak-anak lain berkerumun dengan sikap waspada di seke- liling kami. Kini kami berdua belas. ............ Novel Sheila, Luka Hati Seorang Gadis Kecil judul asli One Child karya Torey Hayden pasca.doc Cerita terjemahan adalah cerita yang ditulis oleh pengarang asing dengan menggunakan bahasa asing yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Cerita tersebut tetap menggunakan nama tokoh, waktu, latar tempat, dan budaya dari negara aslinya. Oleh karena itu, terkadang kita menjumpai istilah tertentu yang tidak bisa kita mengerti karena memang tidak ada kosa kata dalam bahasa Indonesia. Cerita terjemahan berfungsi antara lain untuk mengenal budaya dan tradisi suatu negara serta menambah kekayaan karya sastra Indo- nesia. Tokoh, watak tokoh, latar, dan amanat me- rupakan unsur intrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur pembangun cerita yang antara lain terdiri atas tokoh, watak tokoh, latar tempat dan waktu, dan amanat. Mencari unsur intrinsik sebuah cerita bukanlah hal yang sulit. Unsur- unsur ini bisa kita temukan di dalam sebuah cerita dengan cara membaca dan mencermati setiap peristiwa dengan teliti. Dia tiba pada tanggal delapan Januari. Antara waktu saya setuju untuk menerimanya dan pagi hari kedatangannya, saya tidak men- dengar apa pun, tidak menerima satu berkas pun, dan tidak mengetahui latar belakangnya sedikit pun. Yang saya tahu hanyalah yang telah saya baca dalam artikel dua paragraf di bawah cerita komik halaman enam satu se- tengah bulan yang lalu. Namun, saya kira itu tidak jadi soal. Tidak ada yang dapat mem- persiapkan saya untuk menerimanya. Ed Somers membawa gadis kecil itu, me- megang erat-erat pergelangan tangannya dan menyeretnya. Tuan Collins juga datang ke paviliun bersama Ed. “Dia akan menjadi gurumu yang baru,” jelas Ed. “Dan ini akan menjadi kelasmu yang baru.” Kami saling memandang. Namanya Sheila. Usianya hampir enam setengah tahun. Dia seperti seekor serangga kecil dengan rambut kusut, mata penuh kebencian, dan bau me- nyengat. Saya terkejut melihat dia begitu kecil. Saya mengira akan bertemu anak yang lebih besar. Bocah tiga tahun itu pasti hampir setinggi dia. Terbungkus celana terusan denim usang dan kaos oblong garis-garis yang sudah pudar warnanya, dia tampak se- perti salah satu anak dalam iklan layanan masyarakat: Selamatkan Anak-Anak. “Hai, namaku Torey,” saya berkata dengan suara seorang guru yang paling ramah sambil meraih tangannya. Namun, dia tidak menang- gapi. Akhirnya saya mengambil alih per- gelangan tangan mungil itu dari Ed. “Ini Sa- rah. Dia yang bertugas menyambut. Dia akan menunjukkan seluruh tempat ini padamu.” Sarah mengulurkan tangan, tetapi tatapan mata Sheila bergerak cepat dari satu wajah ke wajah lainnya. “Ayo, Nak.” Sarah me- nangkap tangannya. “Namanya Sheila,” kata saya. Namun, Sheila meradang atas sikap bersahabat ini dan menyentakkan tangannya hingga lepas, lalu menarik tubuhnya ke belakang. Dia ber- balik untuk lari, tapi untungnya Tuan Collins berdiri di pintu dan Sheila berlari ke arahnya. Saya menangkap sebelah lengannya dan menyeretnya kembali ke dalam kelas. “Kami pergi dulu,” kata Ed dengan tatapan