Menulis Mendengarkan sma11bhsind PiawaiBerbahasa Sunardi

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XI Program Bahasa 30 b. Langit duka seakan belum beranjak dari Indonesia sejak krisis ekonomi pada Juli 1997. Kita mengalami fase saling bunuh di Tasikmalaya dan Banyuwangi karena isu santet, pembantaian massal di Kalimantan karena api sentimen etnis, perang agama yang menelan ribuan jiwa di Maluku dan Poso, dan tentu saja kerusuhan lain yang berskala lebih kecil. Kita juga mengalami fase penjarahan hutan, banjir bandang, tanah longsor, kecelakaan pesawat terbang, kereta api, kecelakaan lalu lintas yang terjadi karena ada yang tak beres di sektor infrastruktur. c. Berbagai bencana yang beruntun menimpa bangsa ini jangan hanya disikapi secara spontan dan lalu dilupakan. Tidak ada salahnya kita bahkan sepantasnyalah kita bersikap menjadi dewasa mau melakukan introspeksi sambil memanjatkan doa ke hadirat Yang Mahakuasa agar kita terhindar dari marabahaya yang tidak terpikul Republika, 30 Maret 2005. d. Siapakah yang bertanggung jawab atas bencana semburan lumpur di Sidoarjo, Jawa Timur? Apakah ini termasuk bencana alam? Samakah dengan bencana Merapi, tsunami di Aceh, gempa di selatan Jawa, dan banjir besar Sulawesi Selatan? Kita akan terus berhadapan dengan pertanyaan itu karena kita – negeri yang begitu rawan bencana – tak jua punya landasan hukum yang kuat untuk mengelolanya. Seperti pernah diingatkan koran ini, kita bahkan tak punya undang-undang tentang penanggulangan bencana alam. Itulah yang melemahkan kita. Apakah banjir di Sulawesi Selatan, kemarin 206, adalah perbuatan alam atau dampak perbuatan manusia. Apakah semburan lumpur di Sidoarjo hal yang bisa dicegah atau di luar kendali perusahaan pengebor? Republika, 21 Juni 2006. 2. Ringkaslah artikel berikut dengan menentukan pokok-pokok pikiran setiap paragrafnya lebih dahulu Kesenyapan sangat terasa ketika berada di desa-desa nelayan di pinggiran kota Gunung Sitoli, Kabupaten Nias, pascabencana gempa. Perahu-perahu dibiarkan berserakan di pantai, sementara sebagian nelayan memilih tinggal di tenda-tenda pengungsian dan membiarkan rumah mereka kosong. Lebih dari 70 persen dari 2.000 nelayan Nias yang tersebar di enam desa kehilangan pekerjaan setelah dua gempa besar berturut-turut menerpa Pulau Nias dalam empat bulan terakhir. Kompas, 11 April 2005

D. Menulis

Tujuan Pembelajaran: Anda diharapkan dapat menyusun beberapa paragraf naratif faktual tentang riwayat tokoh ilmuwan, pejuang, dan sebagainya. Menyusun Paragraf Naratif Narasi merupakan sebuah wacana yang berusaha mengisahkan suatu peristiwa sehingga pembaca seolah-olah melihat atau mengalami sendiri. Unsur pokok dalam narasi adalah perbuatan. Dalam narasi semua peristiwa berkaitan secara logis. Rangkaian peristiwa dalam Di unduh dari : Bukupaket.com Mengapa di Tanahku Terjadi Bencana 31 narasi membentuk satu kesatuan dan satu keutuhan makna. Struktur perbuatan, hukum sebab- akibat, karakter, waktu, makna dalam narasi harus wajar. Begitu pula unsur konflik, baik konflik melawan alam, konflik antarmanusia, maupun konflik batin. Narasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu 1 narasi ekspositoris dan 2 narasi sugestif. Narasi ekspositoris menyajikan fakta untuk menambah atau memperluas pengetahuan pembaca, sedangkan narasi sugestif berusaha membangkitkan daya khayal atau imajinasi pembaca. Baik bersifat ekspositoris maupun sugestif, narasi biasanya berisi pendahuluan, isi bagian perkembangan peristiwa dan penutup. Uji Kompetensi 3.7 Susunlah narasi dalam dua atau tiga paragraf mengenai riwayat hidup tokoh yang Anda kenal baik

E. Ada Apa dalam Bahasa Kita

Tujuan Pembelajaran: Anda diharapkan dapat mendeskripsikan jenis-jenis frase-frase dan konstruksi.

1. Mengidentifikasi frase

Sebelum mengidentifikasi klausa, ada baiknya kita mencoba mengidentifikasi kalimat- kalimat berikut. a Hingga kini alat deteksi gempa masih sangat minim. b Berbagai bencana secara beruntun menimpa negeri kita. c Ketika masyarakat sedang was-was, Yogyakarta diguncang gempa dahsyat. Ditinjau dari lafal dan maknanya, kalimat pertama terjadi dari tiga kelompok kata, yaitu hingga kini, alat deteksi gempa, dan masih sangat minim. Masing-masing menduduki fungsi keterangan K, subjek S, dan predikat P. Kalimat kedua terjadi dari empat kelompok kata, yaitu berbagai bencana, secara beruntun, menimpa, dan negeri kita. Masing- masing menduduki fungsi subjek S, keterangan K, predikat P, dan objek O. – Hingga kini alat deteksi gempa masih sangat minim. K S P – Berbagai bencana secara beruntun menimpa negeri kita. S K P O Setiap kelompok kata yang memiliki fungsi seperti pada kalimat a dan b di atas disebut frase. Kalau dianalisis, kalimat c pun terdiri atas empat frase, yaitu ketika masyarakat sedang was-was, Yogyakarta, diguncang, dan gempa dahsyat. Masing-masing sebagai keterangan K, subjek S, predikat P, dan pelengkap Pel. Di unduh dari : Bukupaket.com Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XI Program Bahasa 32 Ketika masyarakat sedang was-was, Yogyakarta diguncang gempa dasyat. K S P Pelengkap Dari contoh tersebut dapat dikatakan bahwa frase umumnya berupa gabungan kata yang tidak melampaui batas fungsi. Frase hanya berfungsi sebagai subjek, predikat, objek, pelengkap, atau keterangan saja. Frase pada kalimat a, b, dan c umumnya tampak sebagai a gabungan kata + kata berbagai bencana, secara beruntun, Yogyakarta dan sekitarnya, b kata + frase alat deteksi gempa, masih sangat minim, c gabungan kata + klausa ketika masyarakat sedang was-was terhadap ancaman letusan Gunung Merapi. Uji Kompetensi 3.8 1. Hitunglah jumlah frase dalam kalimat berikut a. Aksi jual beli saham di bursa efek kembali bergairah. b. Wasit kita sering dijadikan kambing hitam bagi kekalahan suatu tim. c. Jika nilai rupiah melemah, harga barang kebutuhan sehari-hari meningkat. d. Bencana alam masih sering melanda sebagian besar wilayah Indonesia. 2. Tentukan unsur pembentuk frase berikut a. taman rekreasi b. kecelakaan transportasi laut c. kalau harga BBM disesuaikan d. peraturan dan perundang-undangan

2. Mengidentifikasi jenis dan makna frase

Perhatikanlah frase a negeri kita, b masih sangat minim, c hingga kini, d secara beruntun. Ditinjau dari distribusi penempatan; perilaku unsur pembentuknya a dan b dikelompokkan sebagai frase endosentrik, sedangkan c dan d frase eksosentrik. Sebuah frase disebut endosentrik bila memiliki unsur inti, baik satu maupun dua. Frase negeri kita dan masih sangat minim, misalnya, termasuk frase endosentrik berinti satu. Masing-masing berintikan negeri dan kita. Lain halnya dengan frase Yogyakarta dan sekitarnya. Frase ini berinti dua, yaitu Yogyakarta dan sekitarnya. Tidak satu kata pun pada frase hingga kini dan secara beruntun yang menjadi inti. Frase serupa itu disebut frase eksosentrik. Frase ini biasanya diawali kata depan preposisi. Berdasarkan kategorinya kelasnya, jenisnya, golongannya, frase yang dibentuk dengan cara memperluas kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata keterangan disebut frase benda frase nominal, frase kerja frase verbal, frase sifat frase ajektival, dan frase keterangan frase adverbial. Frase yang dimulai kata depan disebut frase berkata depan atau frase preposisional. Di unduh dari : Bukupaket.com Mengapa di Tanahku Terjadi Bencana 33 Berdasarkan maknanya, frase yang maknanya relevan dengan makna unsur- unsurnya, seperti berbagai bencana, secara beruntun, Yogyakarta dan sekitarnya, alat deteksi gempa, masih sangat minim disebut frase biasa. Frase biasa dipertentangkan dengan frase idiomatik Makna frase idiomatik selalu tidak relevan dengan makna unsur- unsurnya. Frase tangan kanan yang dipercaya dan kambing hitam yang dipersalahkan, kaki lima trotoar adalah contohnya. Uji Kompetensi 3.9 1. Tentukan kategori frase berikut a. banyak sekali e. tidak jadi bepergian b. gagah perkasa f. dengan segala hormat c. benci tapi rindu g. penduduk Banyuwangi d. candi Prambanan h. di pedalaman Kalimantan 2. Tentukan dan jelaskan mana yang termasuk frase biasa sekaligus frase idiomatik a. akar rumput e. orang tua b. buah hati f. sakit hati c. jalan buntu g. sapi perah d. kartu mati h. suratan takdir

3. Kalau di antara unsur frase adil makmur dapat disisipkan kata dan, di antara unsur

frase berat ringan dapat disisipkan atau, di antara unsur frase biru laut dapat disisipkan seperti, kata-kata manakah yang dapat disisipkan di antara unsur frase berikut? a. angin laut e. ciptaan Tuhan b. makan minum f. kursi rotan c. lapangan parkir g. awal tahun d. rumah sederhana h. pemilihan presiden 4. Perbaikilah frase berikut agar tidak bermakna ganda Anda boleh mengubah bentuk kata, urutan kata, dan bahkan boleh menambah kata tertentu a. HUT RI ke-62 e. berhasil diselenggarakan b. lukisan Affandi f. Lustrum SMA 3 Ambon V c. dua puluh ribuan g. harga BBM baru dinaikkan d. tidak sama sekali benar h. buku sejarah Indonesia baru Di unduh dari : Bukupaket.com Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XI Program Bahasa 34 ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ R a n g k u m a n 1. Khotbah biasanya disampaikan dalam upacara ritual atau sakral. Isinya tidak lepas dari bingkai keagamaan. Melalui khotbah, khatib atau pengkhotbah menyampaikan pengetahuan agama sekaligus mengajak pendengar untuk mengamalkannya. 2. Kalimat dikatakan efektif kalau 1 memiliki kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran, 2 hemat dalam hal pemakaian kata, 3 memiliki kesejajaran bentuk bahasa bila gagasan disajikan secara serial 4 mengandung ide pokok, dan 5 disusun secara variatif. 3. Merangkum berarti membuat ikhtisar, atau memasukkan beberapa uraian panjang ke dalam satu uraian singkat. Sementara itu, meringkas berarti memperpendek paparan panjang dengan mengambil intisarinya saja. Dalam menyusun ringkasan, urutan, isi, dan sudut pandang penulis asli dipertahankan. Begitu pula proporsinya. 4. Narasi merupakan wacana yang berisi kisah. Dalam narasi semua peristiwa berkaitan secara logis, membentuk satu kesatuan dan satu keutuhan makna. Struktur perbuatan, hukum sebab-akibat, karakter, waktu, makna harus wajar. Begitu pula konflik, baik konflik melawan alam, konflik antarmanusia, maupun konflik batin. Narasi biasanya digunakan untuk menyajikan fakta untuk menambah atau memperluas pengetahuan pembaca ekspositoris, dan untuk membangkitkan daya khayal atau imajinasi pembaca sugestif. 5. Setiap kelompok kata yang memiliki fungsi Subjek, Predikat, Objek, Pelengkap, atau Keterangan disebut frase. Ditinjau dari distribusi penempatan; perilaku unsur pembentuknya, dikenal adanya frase endosentrik, dan frase eksosentrik. Berdasarkan kategori kelas, jenis, golongan katanya, dikenal adanya frase benda frase nominal, frase kerja frase verbal, frase sifat frase ajektival, dan frase keterangan frase adverbial, dan frase berkata depan atau frase preposisional. Berdasarkan maknanya, ada frase yang maknanya relevan dengan makna unsur- unsurnya, frase biasa dan frase idiomatik yang maknanya tidak relevan lagi dengan makna unsur-unsurnya. Di unduh dari : Bukupaket.com Mengapa di Tanahku Terjadi Bencana 35 E v a l u a s i 1. Tentukan isi pokok penggalan khotbah berikut Bagaimanakah pendapat Anda mengenai isinya? Jelaskan Ya, Allah pagi ini Engkau saksikan umat yang biasanya bercerai-berai, berpadu memuji keagungan-Mu. Pagi ini umat yang biasanya melupakan-Mu, datang bersimpuh di hadapan-Mu. Pagi ini umat yang sering mengabaikan firman-Mu, berusaha untuk kembali kepada-Mu. Ya Allah, Robbana, inilah hamba-Mu yang lemah, yang terseret hawa nafsu, yang diperbudak dunia, yang bergelimang dosa, berserah diri pada-Mu. Terserah pada- Mu jua, ya Allah, apakah Engkau terima pengakuan dosa kami, atau Engkau timpakan murka-Mu pada kami. Ya Ghafur, ya Rahim, Wahai Sang Pengampun, wahai Sang Penyayang, ampuni dan sayangilah kami. Jalaluddin Rakhmat, Khotbah-Khotbah di Amerika 2. Perbaikilah kalimat berikut agar tercipta kalimat efektif a. Dalam rapat itu membicarakan biaya SPP. b. Untuk pembangunan gedung itu menghabiskan biaya seratus juta rupiah. 3. Rangkumlah isi pokok paragraf berikut Indonesia merupakan salah satu negara yang sering mengalami bencana alam dengan jumlah korban cukup besar. Ketika masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya sedang was- was terhadap ancaman letusan Gunung Merapi, Sabtu 27 Mei 2006 pagi buta, warga justru dihantam gempa dahsyat berkekuatan 5,9 pada skala richter. Akibatnya, menurut salah satu stasiun TV swasta, tiga ribu orang tewas dan ribuan lainnya luka-luka. Padahal, belum hilang dari ingatan kita, gempa mahadahsyat dengan kekuatan 8,9 pada skala richter yang diikuti gelombang tsunami meluluhlantakkan bumi Serambi Mekah pada 26 Desember 2004. Pada bencana itu 100 ribu lebih nyawa manusia melayang. 4. Urutkanlah kalimat-kalimat berikut agar tercipta paragraf yang mudah diikuti a. Bersama Bung Hatta ia memproklamasikan kemerdekaan RI. b. Bung Karno belajar di Inlandsche School di Tulungagung sampai kelas lima, Europese Lagere School ELS, setingkat SD di Mojokerto, Hogere Burger School HBS di Surabaya kemudian Technische Hogere School sekarang ITB di Bandung. c. Puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945. d. Sejak saat itu Bung Karno dikenai tahanan rumah sampai wafat tanggal 21 Juni 1970. e. Sesudah itu, ia memangku jabatan sebagai presiden sampai dicabut kekuasaannya pada sidang istimewa MPRS awal Maret 1967. f. Setamat THS, Bung Karno terjun ke dunia politik. 5. Tentukan frase berikut menurut kelas, distribusi, dan maknanya a. bandar udara b. dalam perjalanan pulang Di unduh dari : Bukupaket.com Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XI Program Bahasa 36 Refleksi Tanyakan kepada guru Anda masing-masing, berapa skor yang Anda peroleh dari jawaban Anda atas soal evaluasi di atas Cocokkan dengan tabel berikut untuk mengetahui tingkat keberhasilan Anda dalam mempelajari materi pada pelajaran ini. Tabel Penguasaan Materi Skor Tingkat Penguasaan Materi 85 – 100 Baik sekali 70 – 84 Baik 60 – 69 Cukup 60 Kurang Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai skor 70 ke atas, Anda tergolong siswa yang berhasil. Akan tetapi, kalau skor yang Anda peroleh di bawah 70, Anda harus mengulangi pelajaran ini, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai. Di unduh dari : Bukupaket.com Di mana pun dan kapan pun, kita selalu mendengarkan pembicaraan dan memahami tulisan. Ketika melakukan percakapan, kita tidak hanya menyampaikan gagasan tetapi juga mendengarkan pembicaraan. Ketika dalam perjalanan, kita disuguhi berbagai tulisan dalam wujud nama toko, baliho, iklan, petunjuk arah, SMS, dan lain-lain. Maka jangan heran kalau di rumah ada koran, majalah, atau buku; di bandara, stasiun kereta api, dan di pelabuhan terdapat berbagai tulisan. Maksud tulisan itu dapat diketahu kalau dibaca. Ini menunjukkan bahwa membaca itu penting dan menjadi kebutuhan, tetapi ada juga yang menganggapnya sebagai hobi. Sejalan dengan hal itu, melalui pelajaran ini Anda akan belajar mendengarkan ceramah dan membicarakan isi artikel atau buku yang disajikan dengan kalimat efektif, merangkum isi bacaan; menyusun paragraf narasi agar dibaca orang lain, mengidentifikasi kata baku dalam kalimat efektif baik dalam wacana prosa maupun puisi. Pelajaran 4 Membaca, Hobi yang Mengasyikkan Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar Kemampuan Berbahasa Di unduh dari : Bukupaket.com Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XI Program Bahasa 38

A. Mendengarkan

Tujuan Pembelajaran: Anda diharapkan dapat menilai isi khotbahceramah. Menilai Isi Ceramah Ceramah biasanya disampaikan dalam pertemuan ilmiah. Melalui ceramah, pembicara menyampaikan sesuatu, pengetahuan, dan lain-lain kepada pendengar. Selain berbicara, penceramah, harus berani, tenang, sanggup melakukan reaksi yang cepat dan tepat, sanggup menyampaikan ide secara lancar dan teratur, serta sanggup melakukan gerak-gerik yang tidak canggung. Nilai ceramah biasanya dititikberatkan pada sikap pembicara, isi ceramah, dan cara pembicara berceramah. Uji Kompetensi 4.1 Ikutilah salah satu ceramah, kemudian catatlah kapan, di mana, dalam kegiatan apa ceramah dilakukan, siapa pembicaranya, apa isi pokok ceramahnya Setelah itu, nilailah sikap penceramah, materi ceramahnya, dan cara pembicara berceramah Untuk keperluan itu, Anda dapat membuat format komentar dengan memodifikasi format nilai sambutan pada Pelajaran 1 dengan mengubah judulnya menjadi Nilai Ceramah.

B. Berbicara