Berbicara Membaca sma11bhsind PiawaiBerbahasa Sunardi

Disiplin, Masih Wacanakah? 87 rapat. Kira-kira satu jam kemudian pihak penyelenggara mengumumkan bahwa rapat akan segera dimulai. Untunglah, rapat jadi diselenggarakan walaupun tertunda lebih dari dua jam. Semuanya tampak biasa-biasa saja. Tidak ada yang dirasakan aneh. Waktu saya tanyakan, “biasa” jawabnya ringan. 2. Berikut disajikan dialog tiga orang siswa SMA mengenai kedisiplinan di sekolah mereka. Bagaimanakah pendapat mereka, rangkumlah dalam dua tiga kalimat saja Betty : Kedisiplinan di sekolah kita masih kurang. Baik siswa maupun guru banyak yang tidak displin. Banyak siswa yang datang terlambat. Guru pun demikian. Nuryati : Dulu siswa yang melakukan pelanggaran diberi sanksi. Sekecil apa pun pelanggaran yang dilakukan, ia pasti kena sanksi. Tetapi, kini agaknya peraturan tinggallah peraturan, pelanggaran jalan terus. Bahkan frekuensi dan kualitasnya meningkat. Diah : Menurut pendapat saya, kedisiplinan di sekolah ini sudah bagus. Jika dibandingkan sekolah lain, sekolah ini disiplin. Walaupun begitu, saya tidak mengatakan bahwa kedisiplinan sekolah ini tidak dapat ditingkatkan.

B. Berbicara

Tujuan Pembelajaran: Anda diharapkan dapat melaporkan hasil penelitian secara lisan. Melaporkan Hasil Penelitian Dewasa ini banyak penelitian dilakukan orang. Pelakunya banyak dan beragam. Jenis, tujuan, objek, dan metodenya pun beragam. Tidak harus dilakukan di laboratorium, di dalam kelas, bahkan di mana pun penelitian dapat dilakukan. Nah, pada pelajaran ini kita akan belajar melakukan penelitian. Untuk itu, Anda harus merancang sebuah penelitian sederhana dengan menentukan tujuan, objek, waktu dan tempat penelitian dilakukan, metode, alat, bahan, dan hasil penelitiannya. Uji Kompetensi 7.2 1. Lakukan sebuah penelitian sederhana mengenai ketertiban di kelas Anda masing-masing Untuk mempermudah kegiatan ini, gunakan rambu-rambu berikut a. Bagilah kelas Anda menjadi empat atau lima kelompok b. Tetapkan tujuan Anda melakukan penelitian, objek penelitian seperti ketertiban datang ke sekolah, ketertiban mengikuti pelajaran, ketertiban berpakaian, dan ketertiban mematuhi tata tertib sekolah, kapan dan di mana penelitian Anda lakukan, bagaimana Anda melakukan penelitian, apa yang Anda peroleh dari penelitian tersebut c. Anda dapat menggunakan format laporan penelitian sebagai berikut Anda boleh menambah, menguranginya, atau mengubah formatnya. Di unduh dari : Bukupaket.com Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XI Program Bahasa 88 2. Tetapkan salah seorang di antara kelompok Anda sebagai wakil kelompok untuk melaporkan hasil penelitian Anda secara lisan di depan kelas

C. Membaca

Tujuan Pembelajaran: Anda diharapkan dapat menentukan isi atau inti sari berbagai ragam bacaan dengan membaca cepat. Membaca Cepat Dewasa ini hampir semua informasi dari buku, majalah, koran, internet, dan dokumen disajikan dalam bentuk teks. Untuk mengetahui isinya, orang harus membaca. Bagaimana cara memahami isi sejumlah buku dalam waktu singkat? Bagaimana mencari nomor telepon dari buku petunjuk telepon, mencari kata dalam kamus, mencari angka-angka statistik, mencari acara siaran radioTV, dan mencari jadwal perjalanan kereta api, bus, kapal, kapal terbang? Hal itu hanya dapat dilakukan dengan membaca cepat. Kecepatan baca seseorang biasanya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan jabatan yang disandangnya. Walaupun begitu sifatnya fleksibel. Artinya lambat atau cepat tergantung pada tujuannya. Tips Membaca Cepat 1. Bacalah dalam hati saja, jangan menggerakkan bibir, jangan bersuara betapa pun lirihnya 2. Biasakan membaca kelompok kata, bukan kata demi kata. 3. Jangan mengulang kata atau kalimat yang telah dibaca. Jika ada kata yang belum diketahui artinya, lewati saja, nanti arti kata itu akan muncul dengan sendirinya. 4. Kalau terpaksa berhenti sejenak, berhentilah pada akhir bab. 5. Carilah kata kunci yang menandai adanya gagasan utama. 6. Abaikan kata tugas yang sering ditemukan. 7. Jika teks ditulis dalam kolom kecil, seperti di koran, gerakkan mata dari atas ke bawah, bukan dari kiri ke kanan. Di unduh dari : Bukupaket.com Disiplin, Masih Wacanakah? 89 Uji Kompetensi 7.3 1. Bacalah artikel berikut dengan cepat Disiplin, Masih Wacana? Oleh Taufiq Effendi ï Masalah nasional yang kita hadapi dewasa ini cukup banyak. Salah satu di antaranya adalah membangun tata pemerintahan yang baik good governance. Sebagai paradigma baru dalam pembangunan, good governance menghendaki adanya hubungan dan kerja sama yang erat antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Ketiganya bisa terhubung dalam kemitraan yang sinergis apabila ada partisipasi, transparansi, dan rasa saling percaya. Kecuali itu, yang tidak kalah pentingnya adalah adanya aturan yang jelas dan dipatuhi. Taat pada aturanlah yang menjadi perekat dari good governance. Namun, melihat kondisi yang dihadapi, pekerjaan ini berat, sulit, dan kompleks. Lantas, bagaimana kita melangkah? Tidak ada langkah lain yang kita ayunkan kecuali menegakkan disiplin. Orang, institusi, lembaga, aparatur negara, dunia usaha, dan masyarakat harus patuh pada semua aturan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di Indonesia disiplin baru ramai dibicarakan, sebatas wacana, sedangkan di banyak negara lain, seperti Amerika Serikat, Singapura, Jepang, dan negara-negara maju lainnya, disiplin sudah dilaksanakan dalam kehidupan nyata dan bahkan sudah membudaya. Singkatnya disiplin sudah menjadi napas kehidupan. Keharusan antre, misanya, bagi mereka sudah biasa. Sebaliknya, bagi kita hal itu masih langka. Sekarang sudah tiba sudah saatnya kita harus melaksanakan disiplin. Mulai dari diri kita sendiri, selanjutnya dalam skala keluarga, masyarakat, dan dalam skala negara. Di sini peran keluarga sesungguhnya menjadi sangat penting sebagai tempat pendidikan dan penempaan disiplin tahap awal. Masalah disiplin erat kaitannya dengan ketakwaan kita kepada Tuhan. Disiplin merupakan bentuk kesadaran bahwa Tuhan selalu hadir dalam hidup kita, akan memengaruhi, serta membimbing perilaku kita ke arah yang lebih baik. Sebagai umat beragama orang Indonesia telah mendapat ajaran untuk selalu patuh dan tunduk menjalankan ajaran agamanya masing-masing. Ini merupakan bekal pertama dan utama dalam upaya pembentukan disiplin. Pekerjaan kita sekarang adalah mengupayakan bagaimana agar modal disiplin yang sudah kita miliki ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kuncinya terletak pada reward dan punish- ment sebagaimana agama mencontohkan kepada kita. Konsep ini merupakan langkah awal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi dalam rangka pembentukan karakter. Kita berharap dan berusaha agar disiplin membudaya dalam masyarakat kita dalam waktu yang tidak terlalu lama. Berbekal disiplin pribadi, maka dalam kehidupan keluarga, masyarakat, dan negara akan lebih mudah dicapai. Dengan demikian, kehidupan bersama akan menjadi tertib dan teratur. Di unduh dari : Bukupaket.com Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XI Program Bahasa 90 Penegakan disiplin harus dibarengi kemauan kuat. Tantangan pertama adalah kebiasaan suka mengambil jalan pintas demi tercapainya suatu tujuan. Sikap dan perilaku ini masih marak dalam banyak kegiatan masyarakat dan negara. Untuk mencapai tujuannya, orang tak segan-segan melanggar aturan atau etika pergaulan. Korupsi, kolusi, dan nepotisme merupakan buah dari mental suka ambil jalan pintas. Kedua, masih tebalnya sikap hidup ambivalen, tiadanya satu kata dan perbuatan. Kebenaran dan kebaikan masih sebatas kata, belum dalam perbuatan nyata. Aturan sudah bagus, tetapi tidak dilaksanakan. Tegasnya, masih ada jarak antara kata dan perbuatan. Mestinya keduanya seperti kulit dan daging yang tak terpisahkan. Dalam upaya menegakkan disiplin, dukungan sistem pengelolaan negara yang tepat merupakan keniscayaan. Walaupun pribadi orangnya sudah disiplin, kalau dia hidup dalam sistem kehidupan yang kacau, bukan tidak mungkin disiplin pribadi mereka jadi luntur. Begitu pula dalam kehidupan bernegara. Pegawainya baik, tetapi kalau kerjanya mengikuti aturan yang lkeliru, maka engelolaann pemerintahan akan berantakan. Karenanya semua kebijakan publik yang berupa pelbagai aturan pengelolaan negara harus tepat dan berdaya guna. Republika, 7 Februari 2005 2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan artikel di atas a. Persyaratan apa sajakah yang harus dipenuhi bagi pembangunan tata pemerintahan yang baik? b. Di negara mana sajakah disiplin sudah membudaya? c. Siapa sajakah yang harus disiplin dalam tata pemerintahan yang baik? d. Dalam hal menanamkan kedisiplinan, peran keluarga menjadi sangat penting. Mengapa? e. Bagaimanakah alur penanaman kedisiplinan yang dikemukakan oleh penulis? f. Mengapa disiplin dikait-kaitkan dengan ketakwaan terhadap Tuhan? g. Dalam menegakkan kedisiplinan bukannya tidak menghadapi kendala. Kendala apa sajakah itu? h. Bagaimanakah cara menanamkan kedisiplinan pada instansi dan institusi negara menurut teks tersebut?

D. Menulis