Imbuhan dan alomorfnya Fungsi dan arti imbuhan

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XI Program Bahasa 92

E. Ada Apa dalam Bahasa Kita

Tujuan Pembelajaran: Anda diharapkan dapat mengidentifikasi kata berawalan dan berakhiran yang terdapat dalam teks. Mengidentifikasi kata berawalan dan berakhiran 1. Mengenal kata berimbuhan Melalui pelajaran 2 kita mengenal proses pembentukan kata secara morfologis. Di antaranya dengan afiksasi pemberian imbuhan. Juga sudah kita ketahui bahwa imbuhan pada awal kata disebut awalan prefiks, di tengah kata sisipan infiks, pada akhir kata akhiran sufiks. Imbuhan yang melekat serentak pada awal dan akhir kata disebut konfiks. Ada pula, beberapa imbuhan yang digabungkan dalam bentuk imbuhan gabung. Kata berimbuhan dapat dikenal melalui analisis bentuk kata dan analisis maknanya. Misalnya, bagaimana tahu bahwa membudaya berimbuhan? Pertama, menganalisis bentuk membudaya secara morfologis. Secara morfologis kata membudaya dapat dipisahkan menjadi mem- dan budaya. Apakah kata budaya ada dalam bahasa kita? Karena budaya memang ada dalam bahasa Indonesia, dapat dipastikan mem- pada membudaya termasuk imbuhan. Karena mem- terletak pada awal kata, imbuhan itu termasuk awalan prefiks. Kalau hasil analisis cara pertama diragukan, ada baiknya cara kedua dilakukan. Misalnya, kata perbuatan termasuk kata berimbuhan atau bukan. Kalau termasuk kata berimbuhan, apa imbuhannya? Mari kita analisis dengan cara pertama. perbuatan = per + buatan = perbuat + an = per-an + buat Ketiga analisis itu dapat diterima, karena dalam bahasa kita terdapat bentuk per- , per-an, buat, dan buatan. Dari analisis ini dapat dipastikan perbutan termasuk kata berimbuhan. Kalau berimbuhan, apa imbuhannya? Untuk menentukannya, digunakan analisis kedua. perbuatan = per + buatan = hal buatan ? = perbuat + an = yang melakukan perbuat ? = per-an + buat = hal berbuat Dari maknanya, hanya kemungkinan ketigalah yang dapat diterima. Oleh karena itu, kata perbuatan dibentuk dari kata buat dengan imbuhan per-an secara serentak. Imbuhan yang ditambahkan secara serentak seperti ini disebut konfiks.

2. Imbuhan dan alomorfnya

Imbuhan dalam bahasa kita cukup banyak. Walaupun begitu ada beberapa imbuhan yang realisasinya berubah dalam wujud alomorfnya variannya. Lihat Tabel 7.1 Tabel 7.1 Beberapa awalan, alomorf, dan contoh Awalan Alomorf Contoh meN- 1. me- 1. meN- + lihat melihat 2. mem- 2. meN- + bawa membawa Di unduh dari : Bukupaket.com Disiplin, Masih Wacanakah? 93 3. men- 3. meN- + dengar mendengar 4. meny- 4. meN- + cari mencari 5. meng- 5. meN- + hela menghela 6. menge- 6. meN- + las mengelas peN- 1. pe- 1. peN- + rasa perasa 2. pem- 2. peN- + buru pemburu 3. pen- 3. peN- + dapat pendapat 4. peny- 4. peN- + jelajah penjelajah 5. peng- 5. peN- + hambat penghambat 6. penge- 6. peN- + tik pengetik ber- 1. be- 1. ber- + kerja bekerja 2. ber- 2. ber- + sama bersama 3. bel- 3. ber- + ajar belajar per- 1. pe- 1. per + rendah perendah 2. per- 2. per + luas perluas 3. pel- 3. per + ajar pelajar di- di- di- + cari dicari ter- te- ter- + rencana terencana ter- ter- + tinggal tertinggal se- se- se- + lama selama ke- ke- ke- + hendak kehendak

3. Fungsi dan arti imbuhan

Imbuhan biasanya memiliki fungsi dan arti. Fungsi imbuhan biasanya ditentukan dengan membandingkan jenis kata sebelum berimbuhan dan sesudah berimbuhan. Kata budaya, misalnya, termasuk kata benda; membudaya termasuk kata kerja. Dengan begitu, mem- pada kata membudaya berfungsi sebagai pembentuk kata kerja dari kata benda. Arti imbuhan dapat ditetapkan dengan mengganti imbuhan dengan kata lain yang searti. Misalnya: membudaya = meN- + budaya = menjadi budaya; jadi meN- berarti menjadi bekerja = ber + kerja = melakukan kerja; jadi ber- berarti melakukan terpandai = ter + pandai = paling pandai; jadi ter- berarti paling Uji Kompetensi 7.5 1. Pada penggalan berikut terdapat beberapa kata yang berimbuhan. Di antaranya ada yang hanya berawalan dan ada yang hanya berakhiran. Tentukanlah kata-kata mana yang hanya berawalan dan mana yang hanya berakhiran Di unduh dari : Bukupaket.com Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XI Program Bahasa 94 ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Ketika seorang teman yang sudah lama bermukim di luar negeri bertanya, betulkah kita masih bisa disebut sebagai bangsa yang sopan lagi santun, saya terperangah. Tersenyum kepada orang asing dan membungkuk-bungkukkan badan di hadapan atasan, kita ahlinya. Juga pada setiap hari raya, yang muda datang dan cium tangan anggota keluarganya yang lebih tua. Tetapi, silakan datang ke kota saya, yang belum semetropolis Jakarta. Naiklah angkot. Hitung berapa kali penumpang atau sang sopir menerima atau menyerahkan uang dengan tangan kiri. Atau jika apes, ketika sepi penumpang, hitung berapa kali sang sopir menggerutu lantaran sepi penumpang 2. Lengkapilah kata yang tercetak miring dalam kutipan berikut dengan awalan yang sesuai Di banyak kota-kota di negara lain, penggunaan nomor cantik banyak pula ditemukan. Bahkan, 1 milik mobil dapat menggunakan nama pribadinya untuk nomor polisi kendaraannya sebagai nomor cantik. 2 Tinju Oscar de Lahoya, misalnya, menggunakan 3 Lahoya untuk nomor polisi mobilnya. Tentunya untuk mendapatkan nomor cantik beda dengan mendapatkan nomor kebanyakan. Ada tarif khusus yang harus 4 bayar pemiliknya kepada 5 perintah setempat. Untuk mendapatkannya ada yang dengan sistem mengikuti lelang 6 buka. Ada pula yang 7 beli dengan harga tinggi. Namun, setiap tahun pemiliknya 8 pungut pajak yang cukup tinggi. Intinya, semua dilakukan 9 cara transparan dan dana penjualannya pun digunakan untuk 10 bangun fasilitas perkotaan. 3. Jelaskanlah fungsi dan arti awalan pada kata yang tercetak miring dalam kalimat berikut a. Kegiatan belajar mengajar dimulai pukul 07.00 dan diakhiri pukul 14.00. b. Supaya tidak terlambat, pagi-pagi benar mereka berangkat ke sekolah. c. Mereka sudah harus berada di sekolah sebelum pukul 07.00. d. Yang datang terlambat hampir tidak ada. e. Salah satu faktor yang menjadi penyebab keterlambatan adalah kesadaran datang tepat waktu. R a n g k u m a n 1. Dalam diskusi sejumlah orang, di bawah pimpinan seseorang, memecahkan masalah yang menjadi kepentingan mereka bersama. Sebelum diskusi dimulai, peserta biasanya sudah menyiapkan materi yang akan dibahas. Begitu berlangsung, semua pelaku diskusi adalah pembicara sekaligus pendengar. Mereka harus menyampaikan sekaligus mendengarkan uraian pembicara lain secara terbuka, jujur, dan objektif. Sebelum ditutup, biasanya moderator menyampaikan rangkuman seluruh isi pembicaraan. 2. Banyak penelitian dilakukan. Pelakunya banyak dan beragam. Begitu pula jenis, tujuan, objek, dan metodenya. Penelitian biasanya dirancang dengan menentukan tujuan, objek, waktu, tempat, metode, alat, bahan, dan perkiraan hasilnya Di unduh dari : Bukupaket.com Disiplin, Masih Wacanakah? 95 ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ 3. Membaca cepat tidak hanya cepat melahap bacaan, tetapi juga cepat memahami isinya. Untuk itu, bacalah dalam hati. Gerakkan mata dari atas ke bawah. Biasakan membaca kelompok kata. Jika ada kata yang belum diketahui artinya, lewati saja. Kalau terpaksa berhenti sejenak, berhentilah pada akhir bab. Membaca cepat jangan dilakukan dengan menggerakkan bibir, jangan bersuara, dan jangan mengulang kata atau kalimat yang telah dibaca. 4. Meringkas artikel berarti menyusun paparan ulang sebauh gagasan. Ringkasan tidak boleh tercampur komentar atau pendapat. Urutan, isi, dan sudut pandang penulis asli dipertahankan. Begitu pula proporsinya. 5. Melalui analisis bentuk dan analisis makna, imbuhan memiliki fungsi dan arti. Bila dibubuhkan pada kata dalam kondisi tertentu, adakalanya imbuhan mengalami perubahan bentuk. E v a l u a s i 1. Rangkumlah informasi dari berbagai sumber dalam suatu diskusi. Pembicara 1 : Peran setiap siswa sangat besar dalam menciptakan keamanan sekolah dari memarkir sepeda sampai menjaga barang-barang inventaris sekolah. Pembicara 2 : Pencurian di sekolah agaknya dilakukan oleh warga sekolah sendiri meski tidak tertutup kemungkinan pelakunya berasal dari luar sekolah. Pembicara 3 : Masing-masing siswa wajib menjaga milik sendiri dan milik sekolah. 2. Tentukan inti sari penggalan berikut Kartu kuning dan merah menjadi senjata ampuh bagi wasit di lapangan sepak bola. Dengan kartu itu wasit dapat menghukum pemain yang melakukan pelanggaran pada saat pertandingan berlangsung. Tidak berarti protes tidak ada bila wasit dinilai keliru mengeluarkan kartu. Walaupun begitu, protes apa pun, selama pertandingan berlangsung, keputusan wasit tidak dapat diubah. 3. Ringkaslah penggalan artikel berikut dalam dua sampai tiga kalimat saja Dalam partai perempat final Piala Dunia 1966 di Inggris, tuan rumah Inggris lawan Argentina. Pertandingan berlangsung seru, keras, menjurus kasar. Suatu ketika kapten Tango, Ratin, melakukan pelanggaran berat. Kreitlein, wasit asal Jerman, mengusir Ratin keluar lapangan. Tapi, perintahnya tidak digubris. Pertandingan terhenti sebab Ratin masih berada di tengah lapangan. Ketika itu Ken Aston, pengawas pertandingan, turun ke lapangan. Dengan bahasa Spanyol Aston membujuk Ratin keluar lapangan agar pertandingan dapat dilanjutkan. Usaha Aston tidak sia-sia. Ratin keluar lapangan. Di unduh dari : Bukupaket.com Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XI Program Bahasa 96 4. Lengkapilah kata yang tercetak miring dalam teks berikut dengan awalan yang sesuai Dalam perjalanan pulang Aston putar otak mengapa Ratin tidak menggubris perintah wasit. Apakah Ratin tidak tahu aturan? Atau, Ratin tidak mengerti arti kata-kata yang diucapkan wasit. Sedang asyik-asyiknya memikirkan kasus Ratin, ia kaget tengah mati. Lampu merah nyala. Spontan ia menghentikan mobilnya. Ia melihat lampu merah, kuning, dan hijau. “Ini dia solusinya,” barangkali begitu gumam Aston. Dari lampu itulah ia inspirasi menciptakan kartu kuning sebagai peringatan bagi pelanggaran yang tidak terlalu berat dan kartu merah untuk usir pemain keluar lapangan karena melakukan pelanggaran berat. 5. Jelaskan arti awalan yang terdapat pada kata yang tercetak dengan huruf miring dalam kalimat berikut a. Seorang pemain sepak bola melakukan pelanggaran berat. b. Tanpa ampun wasit yang memimpin pertandingan mengusir pemain itu keluar lapangan. c. Namun, pemain yang satu ini tetap berada di tengah lapangan dengan santainya. d. Suasana menjadi tegang, pertandingan pun terhenti sejenak. e. Mengapa peristiwa itu terjadi? Bagaimana tahu perintah wasit kalau pemain itu tidak tahu bahasa yang digunakan wasit. Refleksi Tanyakan kepada guru Anda masing-masing, berapa skor yang Anda peroleh dari jawaban Anda atas soal evaluasi di atas Cocokkan dengan tabel berikut untuk mengetahui tingkat keberhasilan Anda dalam mempelajari materi pada pelajaran ini. Tabel Penguasaan Materi Skor Tingkat Penguasaan Materi 85 – 100 Baik sekali 70 – 84 Baik 60 – 69 Cukup 60 Kurang Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai skor 70 ke atas, Anda tergolong siswa yang berhasil. Akan tetapi, kalau skor yang Anda peroleh di bawah 70, Anda harus mengulangi pelajaran ini, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai. Di unduh dari : Bukupaket.com Hampir setiap saat kita disuguhi berbagai macam hiburan. Kita bisa mengaksesnya dari buku, siaran radio, tayangan televisi, komunikasi melalui HP, internet, atau dari panggung hiburan. Dengan tema ini Anda diharapkan belajar berdiskusi atau seminar serta merangkumnya. Lebih dari itu, Anda juga dapat belajar melaporkan hasil penelitian seseorang, membaca dan menemukan intisarinya. Agar lebih efisien, efektif, dan optimal, akan lebih baik Anda mempelajari bentuk kata yang terdapat dalam kalimat yang digunakan. Salah satu hiburan yang selalu ditayangkan oleh stasiun televisi mana pun adalah drama, baik dalam bentuk lawak, wayang, ketoprak, fragmen, sinetron, atau film. Dari tayangan hiburan itu, Anda dapat mengidentifikasi, mengevaluasi, dan bahkan menyelenggarakannya. Pelajaran 8 Hiburan Tidak Sekadar Menghibur Sumber: Clip Art Kemampuan Berbahasa Di unduh dari : Bukupaket.com Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XI Program Bahasa 98

A. Mendengarkan