Ada Apa dalam Bahasa Kita

Ekonomi Kerakyatan 115

E. Ada Apa dalam Bahasa Kita

Tujuan Pembelajaran: Anda diharapkan dapat menganalisis kata berkonfiks yang terdapat dalam teks. Menganalisis Kata Berkonfiks Untuk menganalisis kata berkonfiks, marilah kita amati tiga kata yang diduga berkonfiks yang terdapat pada teks di atas Kata-kata itu adalah kekayaan, membebani, dan pembangunan. Bagan 9.1 Analisis pembentukan kata kekayaan Kemungkinan 1: kaya o ke + kaya o kekaya + an ? Kemungkinan 2: kaya o kaya + an o ke + kayaan ? Kemungkinan 3: kaya o ke + kaya + an Dapatkah kemungkinan pertama dan kedua diterima? Jawabnya, tidak. Mengapa? Salah satu sebabnya adalah dalam bahasa Indonesia tidak terdapat kata kekaya atau kayaan. Diterimakah kemungkinan ketiga? Jawabnya, diterima karena dalam bahasa kita terdapat kata kekayaan. Kalau demikian halnya, mau tidak mau imbuhan ke-an harus diakui sebagai imbuhan yang ditambahkan secara serentak konfiks. Bagaimana kata membebani dibentuk? Perhatikan Bagan 9.2 Bagan 9.2 Analisis pembentukan kata membebani Kemungkinan 1: beban o mem + beban o membeban + i ? Kemungkinan 2: beban o beban + i o mem + bebani o di + bebani o beban + kan o mem + bebankan o di + bebankan Kemungkinan 3: beban o mem + beban + i ? Dapatkah kemungkinan pertama diterima? Jawabnya, tidak. Mengapa? Dalam bahasa Indonesia tidak terdapat kata membeban. Diterimakah kemungkinan kedua? Kemungkinan kedua dapat diterima karena dalam bahasa kita terdapat kata bebani. Kata ini dapat dijajarkan dengan kata kata bebankan. Oleh karena itu, kata bebani tentu berakhiran -i, bebankan berakhiran -kan. Keduanya, yaitu bebani dan bebankan, dapat diberi awalan meN- atau di-, menjadi membebani, dibebani, membebankan, dan dibebankan. Kemungkinan ketiga, secara morfologis dapat diterima karena dalam bahasa Indonesia terdapat kata beban. Secara semantis kata membebani dapat dianalisis sebagai berikut. Awalan meN- berarti memberi, akhiran –i berarti pada. Dengan demikian membebani berarti memberi beban pada. Oleh karena meN- dan -i masing-masing memiliki makna, dapat dipastikan pembentukan kata membebani dilakukan secara bertahap. Oleh karena ditambahkan secara bertahap, meN- i pada membebani tidak dapat dikelompokkan sebagi konfiks, tetapi sebagai imbuhan gabung. Di unduh dari : Bukupaket.com Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XI Program Bahasa 116 ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Uji Kompetensi 9.5 1. Gantilah kata atau kelompok kata yang tercetak miring dalam kalimat berikut dengan sebuah kata berkonfiks ke-an, peN-an, atau per-an a. Suaranya dapat didengar dari tempat ini. b. Kata orang tanggal 1 Juni adalah hari lahirnya Pancasila. c. Kita hidup di negara yang subur makmur, tetapi ironisnya sebagian penduduk disinyalir menderita kurang sandang dan pangan. d. Hal-hal yang berhubungan dengan pramuka juga kami peroleh di sekolah ini. e. Isu mengenai sesuatu yang tidak adil sering dijadikan pembenaran untuk melakukan tuntutan. 2. Lengkapilah kata yang tercetak tebal dalam kutipan berikut dengan konfiks ke-an, peN- an, per-an, ber-an, atau se-nya yang sesuai Pada Agustus 2004, jumlah penganggur mencapai 10,25 juta orang atau 9,86 persen dari jumlah angkatan kerja. Dibanding angka anggur terbuka per Oktober 2005, telah terjadi bengkak hingga 1,35 juta orang. Ini tidak bisa ditoleransi lagi Tingkat jumlah penganggur yang sangat besar berpotensi mengganggu stabilitas politik dan aman. Ancaman ini bukan main-main. Karena masih ada pengangguran setengah terbuka atau yang bekerja kurang dari 35 jam per bulan. Menurut hitungan LIPI pada 2004, jumlahnya 28,93 juta orang atau 27,5 persen dari total angkatan kerja. Sedikit guncangan ekonomi, status mereka merosot menjadi pengangguran terbuka. Bila setiap persen tumbuh ekonomi menyerap tenaga kerja, seharusnya terjadi turun jumlah penganggur. Tapi, karena selama 2005 terjadi tambah angka pengangguran hingga 1,35 juta orang, yang terjadi bukan pertumbuhan ekonomi, melainkan kontraksi ekonomi. Dengan logika ini, bila menggunakan angka optimistis, sebenarnya telah terjadi kontraksi atau susut ekonomi sebesar 2,25 – 3,16 persen Republika, 18 November 2005 R a n g k u m a n 1. Sumber informasi dalam diskusi adalah pembicara. Untuk memperoleh informasi, orang harus mendengarkan dengan kesungguhan. 2. Dalam berdiskusi, setiap pembicara berhak menyampaikan gagasan, bertanya, dan menanggapi pembicaraan peserta lain. Hanya saja, pertanyaan atau tanggapan hendaknya disampaikan sesuai dengan adat sopan santun dalam berdiskusi. 3. Bagi pembaca yang kritis, isi bacaan tidak diterima begitu saja. Mereka biasanya ingin mengetahui gagasan lain dari bacaan lain. Jadilah, mereka seolah membandingkan bacaan satu dengan bacaan lain. Membaca jenis inilah yang disebut membaca ekstensif. Di unduh dari : Bukupaket.com Ekonomi Kerakyatan 117 ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ 4. Notula merupakan dokumen tertulis dari suatu rapat atau pertemuan. Notula ada yang ditulis dalam buku notula dan ada yang ditulis dalam lembaran khusus. Notula tidak hanya sebatas dokumen. Notula akan dibacakan pada rapat berikutnya. Dengan pembacaan notula, akan diketahui keputusan mana yang sudah dilaksanakan, mana yang belum. Dengan demikian, peserta rapat dapat mengambil langkah-langkah berikutnya. 5. Konfiks merupakan imbuhan yang tampak sebagai gabungan awalan dan akhiran. Walaupun begitu, konfiks tidak diimbuhkan satu demi satu pada kata dasarnya, tetapi diimbuhkan secara serentak. Dalam bahasa Indonesia ada beberapa konfiks. Di antaranya adalah pe-an, per-an, peN-an, ke-an, ber-an, dan se-nya. Masing- masing memiliki fungsi dan arti. E v a l u a s i 1. Sebutkan dua informasi yang dapat Anda peroleh dari uraian berikut Pada Agustus 2004 saja, angka pengangguran mencapai 10,25 juta orang atau 9,86 persen dari jumlah angkatan kerja. Dibanding angka pengangguran terbuka per Oktober 2005, telah terjadi pembengkakan penganggur hingga 1,35 juta orang. Ini tidak bisa ditoleransi lagi Peningkatan angka pengangguran yang sangat besar berpotensi mengganggu stabilitas politik dan keamanan. Ancaman ini bukan main-main. Masih ada pengangguran setengah terbuka atau yang bekerja kurang dari 35 jam per bulan. Menurut hitungan LIPI pada 2004, jumlahnya 28,93 juta orang atau 27,5 persen dari total angkatan kerja. Sedikit guncangan ekonomi, status mereka merosot menjadi pengangguran terbuka. 2. Rumuskan inti sari paragraf berikut Mengapa impor beras? Bukankah kita tengah panen raya? Bukankah beras sedang naik? Apakah beras itu segala-galanya hingga bila dirasa sedikit saja berkurang, langsung diimpor? Padahal, seandainya mau memberikan “pelajaran”’ bahwa makanan pokok tidak hanya beras, lalu membiarkan masyarakat secara alami mengonsumsi pangan nonberas yang setara beras, niscaya Indonesia punya ketahanan pangan alami. Tidak perlu susah payah menjaga stok beras nasional dengan jalan impor. Devisa besar tidak akan terbuang. Lingkungan hidup akan membaik. Lahan pertanian akan ditumbuhi berbagai macam tanaman sumber karbohidrat seperti jagung, gembili, ubi kayu, ubi jalar, kentang, ganyong, dan garut Dikutip dan disesuaikan dari Republika, 8 Desember 2005. 3. Buatlah dua buah pertanyaan, dengan kata tanya yang berbeda, berdasarkan penggalan berikut Bagi sebagian masyarakat Indonesia, masyarakat Papua misalnya, menanam sagu itu mudah. Selesai ditanam, tanaman sagu ditinggalkan begitu saja. Beberapa tahun kemudian dipanen. Satu batang sagu cukup untuk konsumsi satu keluarga untuk beberapa Di unduh dari : Bukupaket.com Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XI Program Bahasa 118 bulan. Demikian gampangnya menanam dan mengolah sagu, sampai-sampai Prof. Dr. Johanes almarhum, mantan Rektor UGM, menyatakan bahwa jika masyarakat Indone- sia makan sagu, niscaya hutan di Pulau Jawa masih luas sekali. “Untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk satu provinsi yang jumlahnya satu atau dua juta orang,” kata Pak Johanes, “hanya dibutuhkan beberapa ribu hektare pohon sagu saja” Dikutip dan disesuaikan dari Republika, 8 Desember 2005. 4. Rangkumlah isi dialog berikut ke dalam beberapa kalimat Bagaimana menurut Anda hasil survei yang menempatkan Indonesia sebagai negara dengan risiko investasi terburuk? Itu mencerminkan bahwa upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan investasi belum efektif. Hal ini sebenarnya bisa dilihat dari laporan BKPM. Minat investasi mencapai angka USD 15,6 miliar. Namun, realisasinya selalu tidak lebih dari sepertiganya, yaitu USD 5,6 miliar. Kalau dilihat akar persoalannya menyangkut implementasi dari paket investasi pemerintah. Kita tahu, berbagai paket kebijakan ekonomi dilakukan untuk mendorong pertumbuhan investasi di Indonesia. Tapi, hingga kini belum ada satu pun di antara paket-2 itu yang terbukti efektif mendorong investasi. 5. Jelaskan perbedaan pasangan kata berikut ditinjau dari pembentukannya a. mengadakan – keadaan b. perhentian – pemberhentian Refleksi Tanyakan kepada guru Anda masing-masing, berapa skor yang Anda peroleh dari jawaban Anda atas soal evaluasi di atas Cocokkan dengan tabel berikut untuk mengetahui tingkat keberhasilan Anda dalam mempelajari materi pada pelajaran ini. Tabel Penguasaan Materi Skor Tingkat Penguasaan Materi 85 – 100 Baik sekali 70 – 84 Baik 60 – 69 Cukup 60 Kurang Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai skor 70 ke atas, Anda tergolong siswa yang berhasil. Akan tetapi, kalau skor yang Anda peroleh di bawah 70, Anda harus mengulangi pelajaran ini, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai. Di unduh dari : Bukupaket.com Manusia hidup tidak bisa lepas dari lingkungannya. Di sekitar mereka ada orang, binatang, tumbuhan, dan alam. Seandainya “tetangga” tidak ada, kehidupan ini terasa tersiksa. Membicarakan masalah lingkungan tentu tidak ada habis- habisnya. Untuk keperluan itu, kita berlatih mencari informasi dari berbagai sumber, menganalisisnya, dan mengajukan pertanyaan kalau belum tahu melalui pelajaran ini. Pelajaran 10 Hidup Terkepung Hutan BTS Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar Kemampuan Berbahasa Di unduh dari : Bukupaket.com Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XI Program Bahasa 120

A. Mendengarkan