Mengidentifikasi suku kata KKKVKK : kom-pleks

Pasar Tradisional Tulang Punggung Perekonomian Nasional 9 Uji Kompetensi 1.6 1. Sebutkan vokal rangkap diftong yang terdapat dalam bahasa Indonesia 2. Tunjukkan konsonan yang ditulis dengan dua huruf 3. Sebutkan sebuah huruf yang melambangkan beberapa fonem 4. Jelaskan perbedaan antara a. huruf ai pada kata mulai dan ai pada kata ramai b. huruf n pada kata menari dan n pada kata mencari

3. Mengidentifikasi suku kata

Kata dapat dilafalkan dalam satu embusan napas atau lebih. Kata pasar, misalnya dilafalkan dengan dua embusan napas, satu untuk pa– dan satu lagi untuk –sar. Oleh karena itu, pasar terdiri atas dua suku kata. Dengan cara seperti itu, kata ia dua suku kata, santai dua suku kata, sendirian empat suku kata, dan keterlaluan lima suku kata. Suku kata selalu ditandai oleh sebuah vokal disingkat V yang dapat didahului, diikuti, atau diapit konsonan disingkat K. Suku yang diakhiri vokal disebut suku terbuka, yang diakhiri konsonan disebut suku tertutup. Tabel 1.3 Pola suku kata bahasa Indonesia 1. V : a-mal, su-a-tu, tu-a 2. VK : ar-ti, ber-il-mu, ka-il 3. KV : pa-sar, sar-ja-na, war-ga 4. KVK : pak-sa, ke-per-lu-an, pe-san 5. KVKK : teks-til, kon-teks-tu-al, mo-dern 6. KVKKK : korps 7. KKV : slo-gan, dra-ma, ko-pra 8. KKVK : trak-tor, a-trak-si, kon-trak 9. KKKV : stra-te-gi, stra-ta 10. KKKVK : struk-tur, in-struk-si, strom

11. KKKVKK : kom-pleks

Alwi, Hasan ed., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Uji Kompetensi 1.7 1. Berapakah jumlah suku kata pada kata badai, harimau, kelelawar, perempuan, dan puasa? 2. Bagaimanakah pola suku kata pada beranda, instrumentalia, kacau, kompleksitas, dan tragedi? Coba lukiskan Di unduh dari : Bukupaket.com Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XI Program Bahasa 10 4. Mengenal lafal Lafal merupakan cara mengucapkan kata. Lafal yang baik adalah lafal baku yang bebas dari ciri lafal asing atau lafal daerah Nasution, 1985. Misalnya, kata betul dilafalkan [be-tul] bukan [bé-tul], Bogor dilafalkan [bO-gOr] bukan [mbO-gOr ], dan rahmat dilafalkan [rah-mat] bukan [rOh-mat] atau [rOh-mad]. Lafal ada terdengar lemah, ada yang keras; ada yang bernada rendah, ada yang bernada tinggi; ada yang terhenti sebentar, ada yang berhenti lama; ada yang lambat, ada yang cepat-cepat, ada yang mendatar, ada yang menurun. Keseluruhan gejala seperti di atas disebut intonasi. Jeda atau perhentian terjadi pada saat mengucapkan kata, frase, klausa, dan kalimat. Pada waktu melafalkan kata, jeda singkat terletak di antara suku-sukunya. Ketika melafalkan frase, jeda terletak di antara kata-kata yang menjadi unsurnya. Begitu pula ketika melafalkan klausa atau kalimat, jeda ada di antara frase atau klausa yang menjadi unsurnya. Jeda ada yang pendek, pada contoh bertanda dan ada yang panjang, pada contoh bertanda . Pengumuman Bu Asmi segera datang yang segera datang Bu Asmi. Pengumuman Bu Asmi segera datang yang segera datang pengumuman dari Bu Asmi. Dari contoh di atas, jelas bahwa perbedaan letak jeda menyebabkan perbedaan arti. Uji Kompetensi 1.8 1. Di bawah ini ada pasangan kata yang ditulis dengan ejaan yang sama atau hampir sama, tetapi dilafalkan berbeda. Cobalah lafalkan sehingga jelas perbedaan artinya a. apel malang – apel pagi b. gigi seri – film seri c. Hari mau datang – harimau Sumatra d. agak seret – diseret-seret 2. Berilah tanda jeda agar kalimat-kalimat berikut mudah diucapkan a. Sebelum pukul tiga Bu Kus sudah duduk di peron stasiun. b. Kereta ekonomi jurusan Jakarta baru berangkat pukul enam sore nanti. c. Setelah melalui kegelisahan panjang, Bu Kus sampai juga di Jakarta. d. Wawuk kaget melihat ibunya muncul di muka rumah turun dari taksi.

5. Memenggal kata