Tokoh dan Penokohan Latar atau Setting Sudut Pandang Pengarang atau Point of View Tema dan Amanat

Novel, Apa itu? 181

E. Ada Apa dalam Sastra Kita

Tujuan Pembelajaran: Anda diharapkan dapat mengaplikasikan komponen kesastraan teks naratif untuk menelaah karya sastra naratif.

1. Tokoh dan Penokohan

Seperti yang telah kita pelajari, dalam cerita rekaan terdapat tokoh yang diceritakan. Jumlah mereka tidak tentu. Kalau banyak, ada yang penting dan ada yang kurang penting. Tokoh yang penting sering disebut tokoh utama atau pelaku utama. Ia adalah 1 tokoh yang paling sering berhubungan dengan tokoh lain, 2 tokoh yang sering dikisahkan, 3 tokoh yang paling sering terlibat dengan tema cerita. Oleh pengarang setiap tokoh diberi sifat atau watak tertentu. Penggambaran watak pelaku dalam cerita disebut penokohan atau perwatakan. Ada berbagai cara untuk melukisannya. Di antaranya dengan metode analitik dan dramatik.

2. Latar atau Setting

Latar mengacu pada tempat, waktu, dan lingkungan sosial pelaku dalam cerita rekaan. Latar tempat berkaitan dengan masalah geografis, latar waktu dengan masalah historis, dan latar sosial dengan kehidupan kemasyarakatan.

3. Sudut Pandang Pengarang atau Point of View

Sudut pandang menyangkut kedudukan pengarang dalam cerita ciptaannya. Pengarang boleh menempatkan diri di dalam cerita sebagai orang pertama dengan gaya aku-an. Boleh juga pengarang menempatkan diri di luar cerita sebagai orang ketiga dengan gaya dia-an .

4. Tema dan Amanat

Tema adalah pokok permasalahan yang menjadi dasar cerita, sedangkan amanat ialah pesan yang disampaikan pengarang melalui cerita yang dikarangnya. Penafsiran terhadap amanat dalam suatu cerita didasarkan pada makna yang tersurat tertulis dan yang tersirat tidak tertulis. Uji Kompetensi 14.5 1. Tentukan tokoh cerita dan perwatakannya dalam penggalan berikut, serta bagaimana cara pengarang melukiskan wataknya “Kini aku sudah menceritakan kepada kalian di depan Wak Katok beban dosa yang selama ini menghimpit hatiku dan kepalaku. Aku sudah mengakui dosa-dosaku, dan tolonglah doakan supaya Tuhan suka kiranya mengampuni dosa-dosa Wak Katok.” Pak Balam mendekatkan kedua belah telapak tangan seperti orang berdoa, dan mulutnya komat- kamit. Pak Haji bertakbir perlahan-lahan, “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar” Muchtar Lubis, Harimau Harimau Di unduh dari : Bukupaket.com Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XI Program Bahasa 182 ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ 2. Tentukan di mana, kapan, dan dalam suasana bagaimana penggalan cerita berikut dikisahkan Di waktu istirahat kami duduk mengelilingi sebuah meja panjang. Guru-guru biasanya mendapat minuman dari warung Pak Ismail dan setiap bulan harus dibayar – kalau gaji datang dari ibu kota propinsi Maluku, Ambon. Aku diberi minum juga. Sementara minum, Fritzlah yang paling banyak celoteh. Kedua ibu guru yang tua, seorang ibu guru Ilmu Bumi dan seorang guru Bahasa Inggris, diam saja dengan ekspresi muka acuh tak acuh Gerson Poyk, Sang Guru. 3. Tentukan tema dan amanat dari penggalan novel berikut Walau apa katamu terhadapku, walau kauhina, kaucaci-maki aku, kaukutuki aku, aku terima. Tapi untuk membiarkan Masri dan Arni hidup sebagai suami istri, padahal Tuhan telah melarangnya,ooo, itu telah melanggar prinsip hidup setiap orang yang percaya pada- Nya. Kau memang telah berbuat sesuatu yang benar sebagai ibu yang mau memelihara kebahagiaan anaknya. Tapi ada lagi kebenaran yang lebih mutlak yang tak bias ditawar- tawar lagi, Iyah,yakni kebenaran yang dikatakan Tuhan dalam kitab-Nya. Prinsip hidup segala manusialah menjunjung kebenaran Tuhan A.A. Navis, Kemarau. 4. Dari sudut pandang manakah penggalan cerita berikut dikisahkan? Sesudah makan, Wiraatmaja, Parta, dengan istrerinya duduk di ruang tengah bercakap- cakap. Tuti dan Maria membunyikan mesin nyanyi dengan Ningsih dan Iskandar. Dari sana mereka pergi duduk bersama-sama di bawah pohon mangga yang besar di kebun, bermain-main dengan burung dara jagaan Ningsih dan Iskandar yang amat banyak jumlahnya. S. T. Alisjahbana, Layar Terkembang. R a n g k u m a n 1. Menonton pertunjukan drama pada hakikatnya menyaksikan seni pentas sekaligus menikmatinya. Untuk itu, penglihatan dan pendengaran memegang peran penting. 2. Menceritakan kembali cerita lama berarti mengisahkan cerita lama dengan bahasa sekarang. Untuk itu, Anda harus membacanya lebih dahulu. 3. Dengan membaca novel, Anda tidak hanya mengetahui jalan ceritanya, tetapi juga dapat mengambil hikmahnya. 4. Menulis cerpen merupakan kegiatan kreatif melalui langkah, 1 menentukan topik, 2 menyusun kerangka, 3 mengembangkannya, dan 4 menyunting. 5. Ada Apa dalam Sastra Kita a. Cerita rekaan umumnya mengisahkan tokoh dengan sifat atau watak tertentu. Ada tokoh yang wataknya dilukiskan secara analitik langsung dan dramatik tidak langsung. b. Latar mengacu pada tempat, waktu, dan lingkungan sosial pelaku dalam cerita rekaan. Di unduh dari : Bukupaket.com Novel, Apa itu? 183 c. Sudut pandang menyangkut posisi pengarang dalam cerita. Ia bisa menempatkan diri di luar cerita sebagai orang ketiga, bisa pula di dalam cerita sebagai orang pertama. d. Tema cerita naratif dapat dipahami melalui tokoh utama, perwatakan, permasalahan, cara berpikir atau pandangannya terhadap permasalahan. e. Amanat ialah pesan pengarang melalui cerita. Penafsiran terhadap amanat dalam suatu cerita didasarkan pada makna yang tersurat tertulis dan yang tersirat tidak tertulis. E v a l u a s i 1. Peristiwa apa saja yang terjadi pada penggalan novel berikut dan bagaimana urutannya? Nyonya Eni hampir benar dekat dengan dia, memandangnya dengan sungguh-sungguh sejurus lalu katanya dengan tersenyum, “Baiklah, Tuan Dokter.......” Sudah mulai gembira lagi, seperti tadi setibaku, pikir Sukartono. Diacungkannya telunjuknya sambil katanya berolok-olok bercampur maksud sungguh-sungguh, “Awas- awas, Nyonya jangan terlalu banyak pikiran.” Lalu ia berpaling, dengan bergegas menuju beranda muka tiada lagi terdengar olehnya kata Nyonya Eni sama sendirinya dengan riang, “Besok dia datang lagi.” Waktu masih menuntut pelajaran di Geneeskundige Hooge School di Betawi, tiada sedikit kawan-kawan dokter Sukartono yang memastikan dia tiada sampai ke ujian penghabisan. Dia tiada cakap jadi dokter. Armijn Pane, Belenggu. 2. Dari sudut pandang manakah penggalan berikut dikisahkan? Pernah dengar anak kolong? Nah, dulu aku inilah salah satu modelnya. Asli. Totok. Garnisun divisi Magelang ucapkan: MaKHlang. Bukan divisi TNI dong. Kan aku sudah bilang: totok. Jadi KNIL. Jelas kolonial, mana bisa tidak. Papiku loitenant keluaran Akademi Breda Holland. Jawa DAN Keraton. Semula tergabung dalam slagorde langsung di bawah Sri Baginda Neerlandia saja; Ratu Wilhelmina kala itu. Y.B. Mangunwijaya, Burung-burung Manyar 3. Jelaskan unsur intrinsik yang dominan dalam penggalan novel berikut Di waktu istirahat kami duduk mengelilingi sebuah meja panjang. Guru-guru biasanya mendapat minuman dari warung Pak Ismail dan setiap bulan harus dibayar – kalau gaji datang dari ibu kota Provinsi Maluku, Ambon. Aku diberi minum juga. Sementara minum, Fritzlah yang paling banyak celoteh. Kedua ibu guru yang tua, seorang ibu guru Ilmu Bumi dan seorang guru Bahasa Inggris, diam saja dengan ekspresi muka acuh tak acuh. Tetapi tiba-tiba, Ibu Maria, guru Ilmu Bumi, angkat bicara. Gerson Poyk, Sang Guru. ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Di unduh dari : Bukupaket.com Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XI Program Bahasa 184 4. Tentukan tema dan amanat dari penggalan novel berikut Awal dari segalanya yakni pada suatu hari datanglah seorang laki-laki bernama Sutan Caniago kepadanya. Ia seorang ayah dari empat orang anak. Katanya ia tak sanggup di kampung lagi. Maksudnya hendak merantau, mengadu untung di kota. Tapi, ia memerlukan modal. Untuk mendapat modal itulah ia menemui Sutan Duano. Ia hendak mengijon padinya yang telah disianginya. A.A. Navis, Kemarau 5. Tentukan setting tempat, waktu, dan situasi pada penggalan novel berikut Ketika lonceng dinding di tembok yang telah tua dan penuh debu di dinding memukul sebelas kali, baru Guru Isa mengangkat kepalanya dan meletakkan pena dan potlot di meja. Ia telah selesai memeriksa buku-buku pelajaran murid-muridnya. Buku-buku tulis itu disusunnya kembali baik-baik dan dimasukkannya ke dalam laci mejanya. Ketika tangannya memasukkan buku itu kembali, matanya melihat bungkusan buku-buku tulis baru. Lima puluh buah sebungkus dan ada empat bungkus ditinggal. Guru Isa menajamkan telinganya. Sekolah itu sepi. Guru-guru lain sudah pulang. Dia merasa kepalanya agak pening. Mohtar Lubis, Jalan Tak Ada Ujung Refleksi Tanyakan kepada guru Anda masing-masing, berapa skor yang Anda peroleh dari jawaban Anda atas soal evaluasi di atas Cocokkan dengan tabel berikut untuk mengetahui tingkat keberhasilan Anda dalam mempelajari materi pada pelajaran ini. Tabel Penguasaan Materi Skor Tingkat Penguasaan Materi 85 – 100 Baik sekali 70 – 84 Baik 60 – 69 Cukup 60 Kurang Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai skor 70 ke atas, Anda tergolong siswa yang berhasil. Akan tetapi, kalau skor yang Anda peroleh di bawah 70, Anda harus mengulangi pelajaran ini, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai. Di unduh dari : Bukupaket.com Hikayat, Novel Zaman Bahari 185 Sebelum mengenal huruf, kita sudah dapat menciptakan karya sastra yang cukup bermutu. Salah satu di antaranya adalah hikayat. Secara harfiah hikayat berarti cerita panjang. Bahkan, adakalanya di dalam hikayat terdapat cerita lain yang diceritakan oleh salah seorang pelakunya. Kini, cerita serupa itu disebut cerita berbingkai yang isi ceritanya beragam. Bahasanya tentu saja pada masa itu yaitu bahasa Melayu kuno. Melalui pelajaran ini Anda dapat mempelajari apa dan bagaimana hikayat itu. Pelajaran 15 Hikayat, Novel Zaman Bahari Kemampuan Bersastra Di unduh dari : Bukupaket.com Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XI Program Bahasa 186

A. Mendengarkan