8 juga dilakukan oleh sebagian besar masyarakat suku Melayu maupun Dayak yang
berdiam diwilayah hulu Kalimantan Barat Sanggau, Sintang, Sekadau, Putussibau, walaupun belum ada penelitian lebih lanjut tentang kesamaan
penggunaan P. cauliflora ini.
C. Etnobotani 1. Definisi Etnobotani
Istilah etnobotani untuk pertama kalinya diusulkan oleh Harsberger pada tahun 1895 dan didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari pemanfaatan
tumbuhan secara tradisional oleh suku bangsa yang masih primitif atau terbelakang. Etnobotani berasal dari kata ethnos dan botany. Ethnos berasal dari
bahasa Yunani berarti bangsa dan botany artinya tumbuh-tumbuhan. Sebelumnya Powers 1874 dalam Maheshwari 1990 telah menggunakan istilah ”Aboriginal
botany” dan didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari jenis-jenis tumbuh- tumbuhan yang dimanfaatkan penduduk asli untuk bahan obat, pangan, sandang
dan sebagainya. Istilah etnobotani untuk pertama kali di adopsi oleh Fewkes 1896, istilah tersebut digunakan dalam pustaka dan publikasi antropologi dan
menitikberatkan pada nama lokal tumbuhan dan etimologinya Soekarman dan Riswan 1992.
Sejalan dengan perkembangan keilmuan, etnobotani kemudian diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tumbuh-tumbuhan yang digunakan oleh
perkumpulan suku primitif dan berguna untuk mengembangkan perkumpulan tersebut. Batasan ini merupakan bantuan untuk menguraikan posisi budaya suatu
etnik berdasarkan kegunaan tumbuh-tumbuhan, menggambarkan penyebarannya dimasa lampau dan perjalanan-perjalanan perdagangannya serta dengan diketahui
manfaatnya maka akan menimbulkann pikiran negatif untuk memindahkan tumbuhan tersebut dari tempat liarnya ke lingkungan yang masih kosong Waluyo
2002. Istilah etnobotani juga digunakan untuk menjelaskan interaksi masyarakat
setempat etno atau etnis dengan lingkungan hidupnya, khususnya dengan tumbuh-tumbuhan. Studi etnobotani ini dapat membantu masyarakat dalam
mencatat atau merekam kearifan lokal yang mereka miliki selama ini, untuk masa
9 mendatang. Sehingga studi etnobotani dapat memberi kontribusi yang besar dalam
proses pengenalan sumber alam hidup yang ada di suatu wilayah melalui kegiatan pengumpulan kearifan lokal dari dan bersama masyarakat setempat Ndero
Thijssen 2004 . Etnobotani yang dimaksud dalam penelitian ini menggunakan definisi yang
dinyatakan oleh Purwanto 1999 yaitu etnobotani didefinisikan sebagai suatu bidang ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik secara menyeluruh antara
masyarakat lokal dengan alam lingkungannya meliputi sistem pengetahuan tentang sumber daya alam tumbuhan.
2. Ruang Lingkup Etnobotani
Pengkajian etnobotani dibatasi oleh ruang lingkup bahwa etnobotani adalah cabang ilmu pengetahuan yang mendalami tentang persepsi dan konsepsi
masyarakat tentang sumber daya nabati di lingkungannya. Dalam hal ini kajian di arahkan dalam upaya untuk mempelajari kelompok masyarakat dalam mengatur
sistem pengatuan anggotanya menghadapi tetumbuhan dalam lingkungannya, yang digunakan tidak saja untuk keperluan ekonomi tetapi juga untuk kepentingan
spiritual dan nilai budaya lainnya. Pemanfaatan yang dimaksud di sini adalah pemanfaatan baik sebagai bahan obat, sumber pangan, dan sumber kebutuhan
hidup manusia lainnya. Disiplin ilmu lain yang terkait dalam penelitian etnobotani adalah antara lain anthropologi, sejarah, pertanian, ekologi, kehutanan, geografi
tumbuhan Sudarsono Waluyo 1992.
3. Kajian Etnobotani di Indonesia
Kedudukan etnobotani saat ini di Indonesia telah mendapatkan perhatian dan porsi yang layak seperti halnya ilmu-ilmu lainnya di mata para pakar,
terutama botani. Hal ini merupakan suatu perkembangan yang baik, para ahli menyadari bahwa banyak sumber daya nabati telah punah sebelum mereka
sempat meneliti. Demikian halnya dengan pengetahuan tradisional pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat yang masih terbelakang atau dianggap primitif sudah
hilang, sebelum informasi pengetahuan tersebut dicatat atau diketahui oleh peneliti. Karena pengetahuan ini sifatnya lisan dari mulut ke mulut, dari satu
generasi ke generasi lainnya.