Hubungan Budaya Dayak dengan Hutan

13 seperti kapak, beliung, parang, bakul, tikar, mandau, talabang perisai, tengkalang dan sumpit sebagian bahannya terbuat dari bahan-bahan yang diambil dari hutan Arman 1994 dalam Florus et al. 1994. Demikian pula dengan kebudayaan non material orang Dayak banyak sekali berhubungan dengan hutan. Sebagai contoh pohon-pohon besar atau spesies kayu tertentu dipandang sebagai perlambang kekuatan atau mistik. Hal tersebut menggambarkan bahwa kehidupan tradisional dan budaya Dayak sulit dipisahkan dari sumber daya hutan.

F. Hubungan Budaya Melayu dengan Hutan

Etnis Melayu yang mendiami wilayah pedalaman Sintang merupakan pengelola hutan yang gigih, hutan belantara yang begitu tebal bertukar menjadi kampung dan ladang. Tradisi mengelola hutan untuk kepentingan manusia tidak dapat dipisahkan karena hutan mempunyai kaitan yang erat dengan kepentingan manusia selama berada di dalam hutan. Pada masa dahulu masyarakat Melayu menganggap bahwa hutan mempunyai semangat yang keras nuansa magis sangat tinggi. Hutan selain di huni oleh binatang buas, hutan juga di huni berbagai jenis jembalang makhluk halus, yang dapat menyebabkan bencana pada manusia. Lantaran kepercayaan tersebut, masyarakat Melayu beranggapan perlu mengadakan upacara khas bila hendak mengambil rotan, damar, kayu, buluh, akar kayu dan sebagainya atau untuk membuka lahan baru. Adat tersebut dilaksanakan demi menjamin keselamatan seseorang www.members.tripod.comniah_abdullahtamadunnew 2007. Sebelum datangnya Islam di kehidupan etnis Melayu Sintang, masyarakat memiliki kepercayaan animisme. Namun sejak Islam memasuki kehidupan masyarakat Melayu, Melayu selalu diidentikkan dengan Islam. Masyarakat Melayu juga mempercayai kelebihan sesuatu hari dalam melakukan upacara atau acara-acara yang penting dalam hidup. Bulan atau hari yang dipilih didasarkan pada kalender Hijriah. Hari yang kurang baik untuk masuk hutan adalah hari Selasa akhir bulan Melayu. Hari yang baik untuk melakukan upacara adalah hari Rabu, Kamis, dan Jumat. Hari-hari tersebut dipercayai mendatangkan manfaat yang lebih. Selain itu, dalam budaya Melayu terdapat sistem kekerabatan yang bersifat bilateral, masyarakat juga percaya akan petuah-petuah yang di sampaikan 14 oleh orang tua. Petuah yang sangat dipercaya oleh masyarakat Melayu bila memasuki hutan, yaitu pantang bagi orang Melayu untuk bersiul semasa dalam perjalanan, berbicara dengan keras, dan berpisah dari rombongan saat memasuki hutan. Etnis Melayu di Kabupaten Sintang saat ini terkonsentrasi pada pemukiman- pemukiman yang berada di sepanjang tepian Sungai Kapuas. Pusat Kerajaan Melayu Sintang yaitu Kerajaan Al Mukaromah berada di tepian Sungai Kapuas Kampung Raja di Kecamatan Sintang.

G. Konservasi Tumbuhan 1. Penyebab Kelangkaan dan Kepunahan Tumbuhan

Tumbuh-tumbuhan, hewan, mikroorganisme di bumi yang saling berintegrasi dengan lingkungan fisik di ekosistem merupakan landasan bagi pembangunan yang berkelanjutan. Sumber biota yang kaya ini mampu mendukung kehidupan dan aspirasi manusia, dan memungkinkan manusia beradaptasi dengan perubahan akan kebutuhan dan lingkungan. Hilangnya keanekaragaman hayati secara terus-menerus merupakan ukuran adanya ketimpangan antara kebutuhan dan keinginan manusia dan daya dukung alam. Laju berkurangnya keanekaragaman hayati pada masa kini, diperkirakan sama cepatnya dengan pada masa kepunahan dinosaurus, yaitu sekitar 65 juta tahun yang lalu. Tingkat kepunahan yang paling parah diperkirakan terdapat di hutan tropis, sekitar 10 juta spesies yang hidup dibumi berdasarkan perkiraan terbaik antara 50 hingga 90 dari jumlah tersebut diperkirakan berada di hutan tropis. Dengan kecepatan pembuakaan hutan yang ada, maka antara 5 sampai 10 jenis hutan tropis mungkin akan punah dalam waktu 30 tahun mendatang. Hal ini juga berarti kita akan mengalami kehilangan spesies tumbuhan tropis yang beragam jenisnya dan mempunyai aneka keunikan dan kegunaan bagi manusia UNEP 1995. Jika diadopsi mekanisme hilangnya keanekaragaman hayati bagi keberadaan spesies tumbuhan yang dimiliki hutan tropis, maka punahnya keanekaragaman hayati termasuk spesies tumbuhan diantaranya diakibatkan baik oleh faktor penyebab langsung maupun tidak langsung. Mekanisme langsung dari kepunahan