65
1a. Morfologi E. cochinchinensis
Ciri yang paling menonjol adalah warna daun yang berbeda-beda antara permukaan bagian depan dan belakang daun. Permukaan depan daun berwarna
hijau tua, sedangkan belakang daun bewarna merah hati Gambar 14.
Gambar 14 Warna bagian belakang daun Excoecaria cochinchinensis E. cochinchinensis
merupakan tumbuhan cukup cantik untuk dijadikan tanaman hias karena warna daunnya yang cukup menarik Gambar 15. Dari
semua lokasi pengamatan, E. cochinchinensis tidak sekalipun ditemukan di jalur- jalur pengamatan di enam lokasi pengamatan, melainkan hanya ditemukan
tumbuh dipekarangan rumah responden yang didata.
Gambar 15 Morfologi Sengkubak macan versi suku Melayu Sintang
1b. Kegunaan E. cochinchinensis
E. cochinchinensis diakui mempunyai manfaat sebagai bahan pengobatan
yang berkaitan dengan kelancaran peredaran darah saat haid. Kegunaan sengkubak macan yang sering dimanfaatkan dukun-dukun tabib melayu untuk
66 pengobatan adalah sebagai penghancur darah dan obat saat haid yang sering
menyebabkan rasa sakit. Penggunaan
E. cochinchinensis disajikan pada
Tabel 14. Tabel 14 Penggunaan E. cochinchinensis bagi pengobatan
Bagian yang digunakan
Komposisi Cara pengolahan
Kegunaan 3-4 lembar
Daun direbus,
airnya diminum
Penghancur darah diminum saat haid
Daun 3-4 lembar
di tambah akar kuning Fibraurea chloroleuca
Semua bahan direbus airnya diminum
Haid sering sakit
E. cochinchinensis juga dikenal oleh dukun atau etnis Dayak tidak sebagai
sengkubak macan, tetapi dukun-dukun etnis Dayak menyebutnya daun pengobat muntah darah dan menggunakan daun E. cochinchinensis sebagai obat untuk
menyembuhkan penyakit muntah darah.
2. Sengkubak sayur Pycnarrhena cauliflora
Sengkubak sayur atau sengkubak daun ubi merupakan spesies yang umum dikenal oleh generasi tua pada etnis Melayu, di mana daunnya sering digunakan
sebagai penyedap rasa dalam sayuran. Pengenalan etnis Melayu terhadap sengkubak sayur memiliki kesamaan dengan etnis Dayak secara keseluruhan
yang menganggap spesies tersebut adalah sengkubak yang biasa digunakan nenek moyang sebagai “penyedap rasa alami” .
Kegunaan Sengkubak Sayur oleh etnis Melayu
Pola penggunaan sengkubak oleh etnis Melayu Sintang cukup menarik untuk dicermati. Pengetahuan yang dimiliki dalam menjadikan atau mengemas
sengkubak sebagai penyedap rasa dan membuat sengkubak lebih praktis untuk digunakan cukup menarik. Penggunaan sengkubak oleh etnis Melayu Sintang
disajikan dalam Tabel 15. Sengkubak yang telah tersedia dalam wujud serbuk sangat praktis dan dapat digunakan dalam waktu yang lama untuk keperluan
masak sehari-hari. Teknik penyimpanan sengkubak yang dilakukan oleh responden etnis Melayu tersebut cukup baik sebagai ide inovatif untuk
pengembangan pemanfaatan sengkubak dimasa datang yang lebih praktis dan tahan lama.
67 Tabel 15 Penggunaan dan pengolahan sengkubak oleh etnis Melayu
Bagian yang digunakan
Cara pengolahan Teknik
penyimpanan Kegunaan
Daun segar Daun segar dalam jumlah
lebih banyak ; Dibersihkan
Ditumbuk hingga halus Dianginkan dikeringkan
Bubuk sengkubak yang sudah halus di
simpan dalam wadah bersih,
seperti botol plastik bekas botol agua
kecil Sebagai serbuk
penyadap rasa atau serbuk ”micin
alami”
Walaupun sebagian besar etnis Melayu Sintang saat ini sudah sangat jarang menggunakan sengkubak, namun dari wawancara diketahu bahwa selalu ada
keinginan untuk menggunakan sengkubak kembali sebagai penyedap rasa masakan. Sengkubak tetap menjadi bagian kekayaan pengetahuan budaya
warisan nenek moyang yang dihargai dan tetap diinginkan dapat digunakan.
Gambar 16 Sengkubak melilit sebuah batang pohon, Lokasi hutan karet alam campuran Dusun Suak Kecamatan Sepauk Sintang, 2007
3. Sengkubak Rebung Staurogyne elongata
S. elongata merupakan golongan terna, termasuk dalam famili Acanthaceae,
batangnya lunak dan lemah, tumbuh dihutan-hutan rindang. Akarnya digunakan sebagai obat diureticum daunnya juga biasa digunakan sebagai obat Heyne
1987. Menurut penduduk, S. elongata mudah tumbuh di tanah-tanah yang lembab, sedikit berair atau bahkan di hutan yang cukup lembab. Tanaman ini
mudah ditanam di halaman rumah dengan kondisi tanah yang becek Gambar 17. Masyarakat Melayu Sintang menggunakan S. elongata sebagai penyedap