Asosiasi Antar spesies Kondisi Populasi Sengkubak a. Potensi dan Penyebaran Sengkubak

75 ditemukan pada hutan adat I Dusun Sirang, yaitu adanya asosiasi dengan Ubah Syzygium zeylanicum pada tingkat pohon, dengan X 2 hitung sebesar 4,4408 dan X 2 0,051 adalah 3,841, dengan derajat asosiasi 0,375 Jaccard Index dan 0,545 Dice Index. Tipe asosiasi yang terjadi adalah asosiasi positif aEa, yakni kedua spesies yaitu sengkubak dan S. zeylanicum lebih sering terdapat bersama- sama daripada bebas satu sama lain. Bruenig 1998 menyatakan bahwa spesies yang jarang rare spesies biasanya berada pada kondisi tapak tertentu atau akan membentuk pola asosiasi tertentu. Pada hutan karet alam campuran II Dusun Suak asosiasi sengkubak dengan Nyatoh Palaquium rostratum pada tingkat tiang dengan X 2 hitung sebesar 6,511 dan X 2 0,051 adalah 3,841, dengan derajat asosiasi 0,400 JI dan 0,571 DI. Tipe asosiasi yang terjadi adalah asosiasi positif aEa. Pada hutan karet alam campuran I Dusun Suak asosiasi sengkubak terjadi dengan karet Hevea brasilliensis pada tingkat pohon dengan X 2 hitung sebesar 5,590 dan X 2 0,051 adalah 3,841, dengan derajat asosiasi 0,200 JI dan 0,333 DI. Tipe asosiasi yang terjadi adalah asosiasi positif aEa. Derajat asosiasinya, antara sengkubak dengan karet tergolong rendah 0,50. Selain itu asosiasi juga terjadi pada keladan Hopea dryobalanoides, dengan X 2 hitung sebesar 5,590 dan X 2 0,051 adalah 3,841. Dengan derajat asosiasinya lebih tinggi dari asosiasi dengan karet yaitu 0,375 JI dan 0,545 DI. Tipe asosiasi yang terjadi adalah asosiasi positif aEa. Data asosiasi sengkubak dengan spesies lain disajikan pada Tabel 21. Tabel 21 Asosiasi sengkubak dengan spesies lain tingkat pohon dan tiang. Asosiasi sengkubak dengan Spesies lain X 2 Hitung Chi-square X 2 0.05;1 Jaccard Dice Index Keterangan Syzygium zeylanicum 4,44 3,84 0,37 0,54 Tingkat pohon Hutan adat I Sirang Palaquium rostratum 6,51 3,84 0,40 0,57 Tingkat tiang Hutan karet alam campuran II Suak Hevea brasilliensis 5,59 3,84 0,20 0,33 Tingkat pohon Hutan karet alam campuran I Suak Hopea dryobalanoides 5,59 3,84 0,37 0,54 Tingkat pohon Hutan karet alam campuran I Suak 76 Asosiasi positip dapat menunjukkan adanya kondisi yang baik terhadap satu spesies atau kedua spesies tersebut. Dalam lingkungan hutan yang heterogen, asosiasi dapat berasal dari suatu kesamaan adaptasi dan respon terhadap lingkungan dari beberapa spesies Kusmana 1989. Asosiasi negatif yang terjadi pada pasangan spesies lainnya, kehadiran bersama individu-individu spesies yang berbeda dapat bersifat indikatif daripada interaksi yang bersifat menghancurkan atau merugikan terhadap satu atau dua spesies yang bersangkutan. Di dalam lingkungan yang heterogen asosiasi negatif dapat mencerminkan adaptasi atau respon daripada individu-individu spesies yang berbeda-beda terhadap faktor lingkungannya Kusmana 1989.

2. Kondisi Habitat Sengkubak a. Karakteristik Fisik Habitat

Berdasarkan pengukuran terhadap beberapa faktor fisik lingkungan di habitat sengkubak pada formasi hutan sekunder di Kabupaten Sintang Kalimantan Barat, diketahui bahwa rata-rata ketinggian tempat tumbuh habitat sengkubak adalah 72,36 m dpl. Berdasarkan data koleksi herbarium Sengkubak di LIPI Cibinong, pada wilayah Kalimantan, sengkubak ditemukan pada ketinggian 100-150 m dpl Kalbar dan 90-100 m dpl Kalsel. Berdasarkan hasil survey lapang, sengkubak mempunyai karakteristik yang khas, terutama dalam hal tempat tumbuh. Sengkubak tidak dapat tumbuh di hutan-hutan yang lantai hutannya memiliki air yang tergenang, dan umumnya ditemukan tumbuh pada dataran rendah lembah hingga perbukitan kecil, namun tidak pada tanah rawa. Hasil pengamatan ini sesuai dengan informasi dari masyarakat pengetahuan masyarakat bahwa sengkubak tidak dapat tumbuh di hutan yang memiliki air tergenang. Dari kisaran ketinggian lokasi ditemukan dan rata-rata ketinggian lokasi ditemukan sengkubak, diketahui sengkubak dapat tumbuh pada ketinggian 24,4 m hingga 132,37 m. Walaupun berdasarkan ketinggian keempat lokasi tergolong dataran rendah, namun dari keempat lokasi tersebut bukan merupakan hutan rawa atau hutan yan memiliki air tergenang. 77 24 22 12 5 10 15 20 25 30 50 50-100 101-150 Kelas ketinggian tempat m dpl J um lah i n di v idu N h a Gambar 20 Jumlah individu Sengkubak indha berdasarkan ketinggian tempat Gambar 20 menunjukkan ada kecenderungan bahwa jumlah sengkubak akan semakin berkurang dengan kenaikan tinggi tempat tumbuhnya m dpl. Sengkubak paling banyak ditemukan pada lokasi dengan ketinggian 50 mdpl. Ragam kerapatan sengkubak yang bisa dijelaskan oleh ketinggian tempat ditemukannya sengkubak adalah sebesar R 2 = 33 dengan persamaan Y = 22,4 – 0,109x P value =0,426. Ketebalan serasah pada tempat tumbuh sengkubak, tergolong cukup tebal, hal ini akan mempengaruhi kelembaban tanah pada habitat sengkubak tempat tumbuhnya. Semakin tebal serasah, kelembaban tanah juga semakin tinggi. Ketebalan serasah ini juga akan mempengaruhi penyerapan air pada permukaan tanah infiltrasi air. Air lebih mudah terserap sehingga tidak menggenangi tanah. Individu sengkubak cenderung berada pada tempat tumbuh dengan ketebalan serasah 6-15 cm, hal ini disebabkan karena dengan ketebalan serasah tersebut dapat menjaga kelembaban tanah yang diduga sesuai dengan kebutuhan hidup sengkubak. Jika dilihat dari rata- rata suhu dan kelembaban lingkungan tempat tumbuhnya sengkubak di kawasan hutan sekunder Kabupaten Sintang Kalimantan Barat adalah 28,68-32,9 o C dan 82,8-89,8 , hal ini menandakan sengkubak hidup pada iklim basah. Diagram yang menunjukkan rata-rata ketebalan serasah pada tempat ditemukannya sengkubak P. caulifora disajikan pada Gambar 21.