Hubungan Budaya Melayu dengan Hutan

14 oleh orang tua. Petuah yang sangat dipercaya oleh masyarakat Melayu bila memasuki hutan, yaitu pantang bagi orang Melayu untuk bersiul semasa dalam perjalanan, berbicara dengan keras, dan berpisah dari rombongan saat memasuki hutan. Etnis Melayu di Kabupaten Sintang saat ini terkonsentrasi pada pemukiman- pemukiman yang berada di sepanjang tepian Sungai Kapuas. Pusat Kerajaan Melayu Sintang yaitu Kerajaan Al Mukaromah berada di tepian Sungai Kapuas Kampung Raja di Kecamatan Sintang.

G. Konservasi Tumbuhan 1. Penyebab Kelangkaan dan Kepunahan Tumbuhan

Tumbuh-tumbuhan, hewan, mikroorganisme di bumi yang saling berintegrasi dengan lingkungan fisik di ekosistem merupakan landasan bagi pembangunan yang berkelanjutan. Sumber biota yang kaya ini mampu mendukung kehidupan dan aspirasi manusia, dan memungkinkan manusia beradaptasi dengan perubahan akan kebutuhan dan lingkungan. Hilangnya keanekaragaman hayati secara terus-menerus merupakan ukuran adanya ketimpangan antara kebutuhan dan keinginan manusia dan daya dukung alam. Laju berkurangnya keanekaragaman hayati pada masa kini, diperkirakan sama cepatnya dengan pada masa kepunahan dinosaurus, yaitu sekitar 65 juta tahun yang lalu. Tingkat kepunahan yang paling parah diperkirakan terdapat di hutan tropis, sekitar 10 juta spesies yang hidup dibumi berdasarkan perkiraan terbaik antara 50 hingga 90 dari jumlah tersebut diperkirakan berada di hutan tropis. Dengan kecepatan pembuakaan hutan yang ada, maka antara 5 sampai 10 jenis hutan tropis mungkin akan punah dalam waktu 30 tahun mendatang. Hal ini juga berarti kita akan mengalami kehilangan spesies tumbuhan tropis yang beragam jenisnya dan mempunyai aneka keunikan dan kegunaan bagi manusia UNEP 1995. Jika diadopsi mekanisme hilangnya keanekaragaman hayati bagi keberadaan spesies tumbuhan yang dimiliki hutan tropis, maka punahnya keanekaragaman hayati termasuk spesies tumbuhan diantaranya diakibatkan baik oleh faktor penyebab langsung maupun tidak langsung. Mekanisme langsung dari kepunahan 15 tersebut meliputi hilangnya dan terkotak-kotaknya habitat akibat fragmentasi habitat, invasi jenis baru yang diintroduksi, pemanfaatan sumber daya hayati yang berlebihan apalagi tanpa diikuti tindakan budidaya, polusi, perubahan iklim global, serta industri pertanian dan kehutanan. Pemiskinan biota tersebut hampir merupakan konsekuensi yang tidak dapat dihindari sebagai akibat cara manusia menggunakan dan menyalahgunakan lingkungan dalam usahanya untuk menjadi spesies yang dominan. Penyebab utama hilangnya dan punahnya spesies-spesies tumbuhan yang ada berasal dari populasi manusia yang berkembang dengan cepat, dari cara manusia yang dengan cepat memperluas wilayah ekologisnya dan memanfaatkan sumber daya hayati dari bumi yang lebih banyak lagi. Konsumsi sumber daya alam yang berlebihan tanpa berusaha memperbaharuinya, pengurangan yang terus-menerus terhadap jenis pertanian dan perikanan komersil, sistem ekonomi yang gagal dalam meletakkan nilai yang tidak tepat bagi lingkungan, lemahnya sistem hukum maupun institusional. Menurut UNEP 1995, penyebab utama kepunahan keanakaragaman hayati yang juga penyebab kepunahan di tingkat spesies tumbuhan antara lain adalah : 1. Adanya peningkatan laju populasi manusia dan konsumsi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan. Bersamaan dengan meningkatnya populasi manusia yang memiliki laju dan besarnya pertumbuhan yang cukup tinggi, dan berkembangnya teknologi baru, maka penggunaan sumber daya alam oleh umat manusia akan turut meningkat. Penggunaan sumber daya alam secara berlebihan termasuk terhadap spesies tumbuhan, tanpa didukung oleh upaya pengembangan spesies tumbuhan tersebut maka akan menyebabkan kepunahan bagi spesies tumbuhan tersebut. 2. Penyempitan spektrum produk yang diperdagangkan dalam bidang pertanian, kehutanan, dan perikanan. Pertukarangan ekonomi global yang berdasarkan prinsip persaingan dan spesialisasi telah meningkatkan keseragaman dan saling ketergantungan. Salah satu contohnya yaitu produsen pertanian banyak yang mengkhususkan diri untuk memperdagangkan spesies tanaman yang relatif sedikit dan laku untuk diperdagangkan dipasaran. Bersamaan berkurangnya jenis tanaman, bakteri pengikat nitrogen, penyerbuk, penyebar