Alasan Perlu Diaturnya Tata Niaga Beras di Indonesia

pertanian dan yang paling riskan adalah komoditi beras. Dengan melakukan pengelolaan sendiri, menerapkan peraturan mengenai tata niaga beras. 40 Operasionalisasi dari ketentuan-ketentuan WTO dilakukan melalui berbagai perangkat hukum berupa Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden maupun Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan yang pada dasarnya di tunjuk untuk menunjang terciptanya iklim usaha yang mendorong peningkatan efisiensi dan perdagangan nasional, perlindungann keselamatan dan kesehatan manusia, meningkatkan efisiensi impor melalui harmonisasi tarif dan tata niaga impor, menerbitkan dan meningkatkan peranan sarana serta lembaga-lembaga penunjang impor, dan secara umum memenuhi ketentuan WTO. Dalam perdagangan barang dikenal dua jenis katup yaitu katup tarif tariff barrier dan katup non tarif non- tariff barrier. Katup non-tarif meliputi kebijakan tata niaga impor, kebijakan pengendalian mutu baik mutu barang pertanian maupun non pertanian serta kebijakan yang berkaitan dengan kepentingan non perdagangan misalnya moral bangsa, kebudayaan serta keamanan nasional. Dalam pelaksanaanRegulasi mengenai tata niaga beras yang di keluarkan oleh Pemerintah adalah Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 12M-DAGPER42008 Tentang Ketentuan Impor Dan Ekspor Beras. 41

1. Alasan Perlu Diaturnya Tata Niaga Beras di Indonesia

40 Direktorat Jendral Perdagangan Luar Negeri Depatermen Perdagangan Kebijakan Umum Di Bidang Impor, Jakarta Pusat :Ridwan Rais ,2010. hlm. 5. 41 Direktorat Jendral Perdagangan Luar Negeri Depatermen Perdagangan ,Kebijakan Umum Di Bidang Impor, Ibid. hlm.8. Universitas Sumatera Utara Sejak awal lahirnya ilmu ekonomi klasik para pakarnya memperjuangkan perdagangan bebas. Alasan pertama dan terpenting perlu diaturnya tata niaga adalah untuk adanya proteksi, berpangkal dari pertimbangan kepentingan nasional yang dinilai lebih penting dari pada “output maksimal”. Diantaranya alasan ketahanan negara yang dalam beberapa hal dipandang tidak boleh tergantung dari luar negeri dan kesejahteraan masyarakat. Juga adanya defisit dalam neraca pembayaran yang memaksa untuk membatasi impor. Alasan lain yang penting adalah alasan diversifikasi ekonomi, supaya ekspor suatu negara tidak seluruhnya tergantung dari hanya satu atau dua komoditi saja. Ditambah dengan resiko yang berkaitan dengan fluktuasi harga di pasar dunia, yang sering terjadi dengan komoditi primer. Belum bicara tentang kemungkinan perubahan dalam permintaan akan bahan-bahan dasar hasil produksi negara-negara berkembang. Dan alasan yang paling terkenal adalah “infant industry” untuk melindungi industri yang baru mulai dikembangkan terhadap saingan dari luar negeri. Sekali industri yang bersangkutan sudah besar dan kuat, ia akan dapat berproduksi dengan biaya yang rendah dan dapat bersaing dipasar internasional. Langsung berkaitan dengan ini adalah alasan hendak menjaga kesempatan kerja dan menghindari pengangguran dalam negeri. 42 Selain itu, Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin dalam Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. 42 Ibid. Universitas Sumatera Utara Negara berkewajiban untuk mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman bermutu, dan bergizi seimbang, baik tingkat nasional maupun daerah hingga perseorangan secara merata di seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sepanjang waktu dengan memanfaatkan sumber daya, kelembagaan dan budaya lokal. Beras merupakan komoditi strategis sebagai bahan pangan bagi masyarakat Indonesia, sehingga kegiatan produksi, penyediaan, pengadaan dan distribusi beras menjadi sangat penting dalam rangka ketahanan pangan, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani beras, kepentingan konsumen serta menciptakan stabilitas kepentingan ekonomi nasional. Untuk mencapai ketahanan pangan, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani beras, serta menciptakan stabilitas ekonomi nasional tersebut perlu dukungan kebijakan yang lebih efektif dan memadai, khususnya kebijakan di bidang impor dan ekspor beras. 43 Dari segi gizi dan nutrisi, beras memang relatif unggul di bandingkan pangan lain. Seluruh bagian beras bisa dimakan, kandungan energinya mencapai 360 kalori per 100 gr. Dengan kandungan protein sebesar 6,8 gr per 100 gr, beras juga merupakan sumber protein yang baik. Itulah sebabnya di Indonesia dalam neraca makanan, sumbangan beras terhadap sumbangan energi dan protein masih sangat tinggi, lebih dari 55. Siapa yang makan beras dalam jumlah cukup pasti tidak akan kekurangan protein dan karbohidrat, 95 dari masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya. Maka dari itu Pemerintah 43 Ibid. Universitas Sumatera Utara Negara Indonesia merasa perlu mengatur pengelolaan perdagangan beras sendiri dengan mengeluarkan regulasi tentang tata niaga beras. 44

2. Dasar Hukum Pengaturan Tata Niaga Beras.