Di Provinsi Sumatera Utara melalui dana APBD, APBN dan Dana Pusat, yang dilakukan pemerintah membantu petani untuk meningktakan kuantitas dan
kualitas beras adalah dengan memberikan:
94
a bantuan langsung benih unggul BLBU dan Bantuan Sosial sesuai
rencana usaha kelompok RUK; b
mendorong target tanam yang sudah disepakati dan target produksi serta peningkatan produktifitas;
c bantuan lantai jemur terpal;
d bantuan Rice Milling Unit RMU, Power Tresher, dan APPO;
e peningkatan Sumber Daya Manusia Petani dengan memberikan
penyuluhan dan informasi-informasi penting seputar pertanian, teknologi petanian;
f peningkatan akses petani terhadap modal;
g pengawasan terhadap penyaluran pupuk dan pestisida oleh komisi
pestisida KOMPES.
c. Program Ketahanan Pangan
Untuk meningkatkan produktivitas pertanian, pemerintah melakukan ekstensifikasi lahan pertanian. Pada 2015 diharapkan luas lahan pertanian di
Indonesia akan bertambah dua juta hektar. Menteri Pertanian Suswono mengatakan Upaya mencapai ketahanan pangan bisa dilakukan dengan dua hal.
Pertama melakukan ekstensifikasi lahan pertanian dengan memanfaatkan lahan
94
Data Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara Bidang Ketahanan Pangan.
Universitas Sumatera Utara
yang ada serta lahan terlantar yang ditangani BPN Badan Pertanahan Nasional. Kedua, melakukan optimalisasi lahan yang ada, Jika biasanya lahan panen hanya
sekali setahun diharapkan bisa duakali setahun dengan meningkatkan indeks pertanamannya. Lahan bisa dimanfaatkan adalah rawa. Potensi rawa cukup besar.
Ini harus dimanfaatkan. Caranya, untuk daera rawa, misalnya, dengan memperbaiki tata air mikronya. Upaya awal ini butuh biaya besar, tetapi harus
dilakukan mengingat manfaatnya bagi pertanian.
95
Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara mengungkapkan program ketahanan pangan pemerintah dalam melindungi petani dan memajukan usaha tani yang
sudah dilakukan antara lain :
96
a untuk program stabilisasi harga beras pemerintah telah melakukan
kegiatan penguatan modal melalui Program Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan LUEP dan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
PLDPM; b
untuk menjamin ketersediaan pangan di tingkat kelompok petani, Pemerintah telah merancang program penguatan cadangan pangan melalui
pembangunan lumbung-lumbung pangan dan pemberian bantuan penguatan modal berubpa gabah sebagai cadangan pangan kelompok;
c untuk mengatasi terjadinya kerawanan pangan di tingkat kelompok
ataupun di pedesaan Pemerintah merancang kegiatan Desa Mandiri Pangan DeMaPan;
95
“Lahan Pertanian Bertambah 2 Juta Ha”, Kompas, 2 Desember 2013, hlm. 15.
96
Data Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara Bidang Ketahanan Pangan.
Universitas Sumatera Utara
d untuk meningkatkan pendapatan petani pemerintah merancang program
Kawasan Rumah Pangan Lestari KRPL yaitu pemanfaatan lahan perkarangan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III PRINSIP-PRINSIP HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN TERKAIT
DENGAN TATA NIAGA BERAS PADA ERA PASAR BEBAS A. Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia
Pengaturan tentang perlindungan konsumen di Indonesia telah dimulai sejak zaman Hindia Belanda, Kendatipun sebagaian besar peraturan-peraturan tersebut
tersebut pada saat ini sudah tidak berlaku lagi. Beberapa peraturan yang berkaitan dengan perlindungan konsumen pada saat itu antara lain:
97
1. Reglement Industriele Eigendom, S. 1912-545, jo. S 1913 No. 214.
2. Hinder Ordonnantie Ordonansi Gangguan, S. 1926-226 jo, S.
3. Loodwit Ordonnantie Ordonansi Timbal Karbonat, S.1931 No. 28
4. Tin Ordonnantie Ordonansi Timah Putih, S. 1931-509.
Dilihat dari sejarahnya, gerakan perlindungan konsumen di Indonesia baru benar-benar dipopulerkan sekitar 20 tahun lalu,yakni dengan berdirinya suatu
lembaga swadaya masyarakat non-governmental organization yang bernama yayasan Lembaga Konsumen Indonesia YLKI. Setelah YLKI, kemudian muncul
beberapa organisasi serupa, antara lain Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen LP2K disemarang yang berdiri sejak Februari 1988 dan pada 1990
bergabung sebagai anggota Consummers International CI.
98
97
Zulham, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta : Kencana, 2013, hlm. 32
98
Ahmadi miru, Op.Cit. hlm.99.
Universitas Sumatera Utara
YLKI muncul dari sekelompok kecil anggota masyarakat yang diketuai oleh Lasmidjah Hardi. Yang semula justru bertujuan mempromosikan hasil produksi
Indonesia. Ajang promosi yang diberi nama Pekan Swakarya ini menimbulkan ide bagi mereka untuk mendirikan wadah bagi gerakan perlindungan konsumen di
Indonesia. Ide ini dituangkan dalam anggaran dasar yayasan dihadapan Notaris G.H.S. Loemban Tobing, S.H. dengan akte Nomor 26, 11 Mei 1973. Yayasan ini
sejak semula tidak ingin berkonfrontasi dengan produsen pelaku usaha, apalagi dengan pemerintah. Hal ini dibuktikan benar oleh YLKI, yakni dengan
menyelenggarakan pekan promosi Swakarya II dan III, yang benar-benar dimanfaatkan oleh produsen dalam negeri. Dalam suasana kerja sama ini
kemudian lahir motto yang dicetuskan oleh Ny. Kartiona Sujono Prawirabisma bahwa YLKI bertujuan melindungi konsumen, menjaga martabat produsen, dan
membantu pemerintah. Hasil-hasil penelitian YLKI yang dipublikasikan dimedia massa juga membawa dam-ak terhadap konsumen. Perhatian produsen terhadap
publikasi demikian juga terlihat dari reaksi yang diberikan, baik berupa koreksi maupun bantahan. Hal ini menunjukkan dalam perjalanan memasuki dasawarsa
ketiga, YLKI mampu berperan beras, khususnya dalam gerakan menyadarkan konsumen akan hak-haknya.
99
Gerakan konsumen di Indonesia, termasuk yang diprakarsai YLKI mencatat prestasi besar setelah naskah akademik UUPK berhasil dibawa ke DPR.
Selanjutnya rancangannya disahkan menjadi Undang-Undang. Keberadaaan YLKI juga sangat membantu dalam upaya peningkatan kesadaran atas hak-hak
99
Zulham, Op.Cit. hlm. 35.
Universitas Sumatera Utara
konsumen. Lembaga ini tidak sekedar melakukan penelitian atau pengujian, penerbitan, dan menerima pengaduan, tetapi sekaligus juga mengadakan upaya
advokasi langsung melalui jalur pengadilan. Perkembangan baru dibidang perlindungan konsumen terjadi setelah pergantian tampuk kekuasaaan di
Indonesia, yaitu tatkala Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen UUPK disahkan dan ditundangkan pada 20 April 1999.
UUPK ini masih memerlukan waktu satu tahun untuk berlaku efektif. UUPK dihasilkan dari hak inisiatif DPR, yang notabene hak itu tidak pernah digunakan
sejak Orde Baru berkuasa pada 1966.
100
1. Pengertian dan Dasar Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia