Prinsip Standar Minimum Minimum Standards Prinsip Perlakuan Sama Identical Treatment

keadilan. Tetapi tujuan ini bisa lebih konkret, seperti misalnya bahwa seluruh penduduk harus mendapatkan pekerjaan. 54 Suatu prinsip hukum adalah norma yang sangat abstrak, dan jika tidak dituangkan lebih lanjut ke dalam norma lain, hanya akan berfungsi sebagai petunjuk bag para pembentuk peraturan atau pelaksanaannya atau subjek hukum pada umumnya, dan bukan sebagai aturan yang meletakkan hak dan kewajiban secara konkret. Namun tidak sebagaimana halnya politik hukum, prinsip hukum tidak terbatas pada penetapan tujuan atau standar saja. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa prinsip hukum dalam pengertian substantif umumnya mengandung ukuran-ukuran yang dalam pandangan pokok yang telah meneruskannya atau bagi mereka yang telah memasukkannya dalam suatu perjanjian internasional atau instrumen hukum lain, bersifat sangat penting atau memiliki nilai yang sangat mendasar. 55

a. Prinsip Standar Minimum Minimum Standards

Prinsip standar minimum ini merupakan prinsip utama dalam hukum ekonomi internasional. Prinsip ini selayaknya mendapat tempat utama karena prinsip inilah yang menjadi satu-satunya prinsip yang telah berkembang menjadi suatu aturan hukum kebiasaan internasional umum general international customary law. Prinsip ini menyatakan, adalah kewajiban negara untuk sedikitnya memberikan jaminan perlindungan kepada pedagang atau pengusaha asing dan harta miliknya. Dalam perkembangannya kemudian, prinsip ini banyak dicantumkan dalam 54 Nursalam Sianipar, Op.Cit. hlm. 32. 55 Ibid, hlm. 33. Universitas Sumatera Utara berbagai perjanjian internasional. Adanya pencantuman prinsip standar minimum ini menjadi suatu aturn hukum kebiasaan internasional dan penerapannyapun telah berkembang yaitu berlaku pula terhadap semua negara, bukan saja pedagang.

b. Prinsip Perlakuan Sama Identical Treatment

Berdasarkan prinsip ini, dua raja bersepakat untuk secara timbal balik memberikan para pedagang mereka perlakuan yang sama identik. Menurut Schwarzenberger, prinsip ini tampak dalam hukum kekebalan diplomatik yang juga menganut prinsip timbal balik. Dalam hal ini pemberian perlakuan yang sama yang sifatnya timbal balik berada sepenuhnya kepada wewenang atau kebijaksanaan para penguasa kedua negara. Prinsip dasar ini lebih dikenal dengan istilah resiprositas reciprocity. Perlakuan yang sama yang demikian biasanya tertuang dalam suatu perjanjian, baik yang sifatnya multilateral maupun bilateral. Oliver Long menganggap resiprositas sebagai suatu prinsip fundamental dalam perjanjian GATT. Prinsip resiprositas antara lain tampak dalam paragraf ke-3, Preambule GATT, yang berbunyi : 56 “Being desirous of contributing to these objectives by entering into reciprocal and mutually advantageous arrangements directed to the substantial reduction of tariffs and other barriers to trade and to the elimination of discriminatory treatment in international commerce.”

b. Prinsip Perlakuan Nasional National Treatment