Hak Negara Untuk Mengatur Tata Niaga Beras.

dukungan harga terhadap petani yang tidak menggangu perdagangan atau produksi, akan di perbolehkan, akan tetapi tindakan tersebut akan diawasi secara ketat oleh negar lain. Proposal kelompok ini untuk jangka panjang menghendaki di lakukannya liberalisasi perdagangan sepenuhnya atas produk-produk pertanian. 68

3. Hak Negara Untuk Mengatur Tata Niaga Beras.

Sebagai hasil nyata dari putaran Uruguay yang menghendaki terjadinya liberalisasi perdagangan atas komoditi pertanian, pangsa impor produk pertanian di Indonesia terbuka lebar. Liberalisasi perdagangan di Indonesia di tandai dengan impor beras yang masuk dalam pasar dalam negeri Indonesia. Indonesia adalah pengimpor beras paling banyak di dunia. Salah satu tujuan bernegara seperti tertuang dalam pembukaan UUD 1945 adalah mewujudkan kesejahteraan umum. Hal ini berkaitan dengan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam batang tubuh UUD 1945 bahwa negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebagai landasan konstitusional guna mewujudkan cita-cita tersebut pada Pasal 33 UUD 1945 merupakan dasar hukum bagi sitem perekonomian Indonesia yang di dukung serta dilengkapi dengan Pasal 23, Pasal 27, Pasal 34 sebagai satu kesatuan perangkat landasan hukum bagi sistem ekonomi Indonesia atau rambu-rambu ekonomi di Indonesia, landasan konstitusional terebut dilengkapi dengan landasan operasional berupa butir-butir demokrasi ekonomi seperti diuraikan dalam Garis-Garis Beras Haluan Negara 1993.Dalam hubungannya dengan usaha-usaha untuk menetapkan pranata hukum yang mengatur sistem ekonomi Indonesia yang diabadikan pada 68 Ibid, hlm 212 Universitas Sumatera Utara kesejahteraan rakyat, Pasal 27 mempunyai keterkaitan yang erat satu sama lain dengan Pasal 33 UUD 1945 yaitu : 69 Pertama, Pasal 27 ayat 1 dan 2 UUD 1945, menyatakan 70 1. Segala warga negara bersamaan kedudukannya dan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. : 2. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian. Kedua, Pasal 33 UUD 1945, menyatakan : 71 1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. 2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. 3. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Apabila di cermati, UUD 1945 dalam kedua pasal tersebut diatas telah memberikan landasan bagi keseimbangan antara hak setiap orang untuk pekerjaan dan penghidupan yang layak sesuai dengan harkat kemanusiaan sebagai salah satu hak dasar sebagaimana tertuang dalam Pasal 27 dan kepentingan umum yang menyangkut masalah hajat hidup orang banyak dan manfaat untuk sebesar- besarnya kemakmuran rakyat, yang dituangkan dalam Pasal 33. Selain asas 69 Nursalam Sianipar, Op.Cit. hlm. 1. 70 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. 71 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Universitas Sumatera Utara keseimbangan, kedua pasal tersebut juga mengandung asas persamaan, asas kemanusian, asas kekeluargaan dan asas manfaat. Alinea 2 Penjelasan Pasal 33 UUD 1945 yang mengatur landasan hukum perekonomian nasional, menyatakan 72 “Perekonomian nasional berdasarkan atas demokrasi ekonomi, kemakmuran bagi semua orang. Sebab itu cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara. Kalau tidak tampak produksi jatuh ketangan orang yang berkuasa dan rakyat banyak yang tertindas. Hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak boleh ada ditangan orang seorang. Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalam bumi adalah pokok-pokok kemakmuran rakyat. Sebab itu harus dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar- besarnya untuk kemakmuran rakyat.” Dari penjelasan pasal tersebut di atas dapat diuraikan bahwa Demokrasi Ekonomi merupakan dasar perekonomian Indonesia yang prinsip-prinsip pokoknya telah dijabarkan lebih lanjut dalam kaidah Penuntutan GBHN 1993. Sebagai suatu dasar perekonomia rumusan demokrasi ekonomi bukan merupakan rumusan baku yang statis akan tetapi merupakan sistem nilai dalam proses pembangunan ekonomi yang diperlukan sebagai suatu tekad mengembangkan sistem ekonomi nasional berdasarkan Pancasila. Sistem demokrasi ekonomi memberikan makna pada pengertian kepemilikan bukan semata-mata hanya dalam arti penguasaan pasar namun juga penguasaan aset sumber kepemilikan dan kekuatan ekonomi. Bidang-bidang usaha yang mengusai hajat hidup orang banyak atau produk barangjasa yang menjadi kebutuhan vital bagi masyarakat dikuasai oleh negara. Beras termasuk dalam salah satu komoditi vital bagi masyarakat, yang menguasai hajat hidup orang banyak, maka dari itu penguasaannya ada di tangan negara. Negara memiliki peran penting dalam menjaga dan mengatur tata 72 Nursalam Sianipar, Ibid, hlm.2. Universitas Sumatera Utara niaganya. Hal ini juga untuk menjaga agar rakyat banyak tidak dibawah kekuasaan orang perorangan yang menguasai cabang-cabang produksi penting yang menjadi kebutuhan utama masyarakat. 73 Asas perekonomian Indonesia berlawanan dengan asas liberalisme, akan tetapi tidak berarti bahwa seluruh kegiatan ekonomi diselenggarakan oleh negara atau koperasi. Sistem ekonomi anti liberal tersebut harus dapat menjamin mekanisme harga tetap bekerja akan tetapi di bawah pengendalian negara, sehingga ada jaminan pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh masyarakat. Arah dan besar perdagangan maupun investasi tidak diserahkan sepenuhnya kepada swasta untuk menetukan sendiri, melainkan hal tersebut merupakan tanggung jawab negara yang ditetapkan melalui berbagai kebijaksanaan yang dilandasi oleh tatanan hukum yang berlaku. Hukum berfungsi untuk menjaga terselenggaranya kepentingan-kepentingan masyarakat sehingga untuk tujuan keadilan diperlukan keseimbangan antara kepentingan umum public interest dan kepentingan masyarakat social interest dan kepentingan individu private interest. 74 Konsep dasar perekonomian nasional yang berlandasan demokrasi ekonomi suatu pengalaman perjalanan panjang pembangunan ekonomi nasional sejak Pelita I sampai sekarang melalui kebijaksanaan deregulasi dan privatisasi, diperlukan suatu tatanan perekonomian nasional dalam rangka hukum nasional, secara keseluruhan yang terpadu, terintegrasi serta terkoordinasi sebagai penjabaran lebih 73 Ibid, hlm.3 74 Ibid, hlm. 4 Universitas Sumatera Utara lanjut dari UUD 1945 dan Pancasila sebagai suatu “Rule Based Economy”. Tatanan perangkat hukum di bidang ekonomi tersebut mencakup beberapa aspek yaitu : 75 1 ketentuan hukum yang mengatur mengenai perilaku berbisnis, 2 ketentuan hak untuk mengatur pihak-pihak yang melakukan transaksi bisnis atau perilaku bisnis, ketentuan hukum yang mengatur bidang-bidang atau lapangan usaha sesuai pembidangan menurut sektor-sektor perekonomian, serta 3 ketentuan hukum yang mengatur perlindungan hukum kepada masyarakat konsumen. Dari sudut pandang kepentingan ekonomi pasar, tatanan hukum menopang bagi rule based economy, sebagai manifestasi dari kebebasan ekonomi economic freedom. Kebebasan ekonomi bukan merupakan bentuk dari free fight liberalism akan tetapi justru menghindari terjadinya free fight liberalism sesuai dengan konstitusi dengan memberikan landasan hukum yang kuat bagi perlindungan hak kepemilikan, pelaksanaan kontrak serta penyelesaian sengketa transaksi ekonomi. 76 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perekonomian Indonesia bersifat terbuka, tetapi ada rambu-rambu yang harus ditaati, dibutuhkan peran serta yang dimainkan pemerintah untuk ikut serta dalam perekonomian negara laain seperti kegiatan ekspor-impor. Sebagai konsekuensinya perekonomian nasional harus 75 Ibid. 76 Ibid, hlm.6. Universitas Sumatera Utara peka terhadap perkembangan yang terjadi pada perekonomian dunia, terutama terhadap gejolak yang di timbulkan oleh perekonomian negara mitra kerja dan berpengaruh terhadap hubungan ekonomi, perdagangan, dan moneter antar negara. Perdagangan dunia dengan ditandai dengan disepakatinya GATT pada tahun 1947 pada pertimbangan bahwa hubungan antar negara di bidang perdagangan dan ekonomi harus dijalankan dengan sasaran untuk meningkatkan standar hidup, menjamin lapangan pekerjaan dan meningkatkan penghasilan dan pemenuhan kebutuhan, pemanfaat sumber-sumber daya dunia sepenuhnya, serta memperluas produksi serta pertukaran barang, bukan untuk merubah konsepsial- konsepsial ekonomi pribadi negara masing-masing, akan tetapi penyesuaian- penyesuain pranata hukum yang perlu dilakukan. 77 Selain itu, pada konsep perdagangan dunia mengakui adanya hak memproteksi industri dan komoditi riskan didalam negeri. Pada putaran Uruguay menghasilkan kesepakatan perjanjian yang memunculkan kecendrungan proteksionis dari negara maju, kurangnya kepastian mengenai tatanan perdagangan yang ada, yang dikhawatirkan akan dapat menimbulkan perang dagang dimasa-masa yang akan datang jika tatanan hubungan perdagangan antar negara tidak diatur kembali. Hal ini, menunjukkan bahwa oragnisasi perdagangan dunia GATTWTO memberikan hak kepada masing-masing negara untuk memenuhi pranata hukum dalam negerinya sendiri dan mengatur tatanan komoditi-komoditi vitalnya sendiri menurut landasan-landasan negara masing, 77 Ibid, hlm. 8. Universitas Sumatera Utara namun secara transparan dan terbuka kepada negara-negara dunia dan tetap di bawah pengawasan organisasi perdagangan dunia GATTWTO. 78

D. Perlindungan Terhadap Petani Dalam Negeri Terkait Liberalisasi Perdagangan Bebas

Perdagangan bebas dan liberalisasi beras sedikit banyaknya berpengaruh terhadap kesejahteraan petani beras dalam negeri, yang umumnya belum dapat bersaing maksimal. Dalam sila kelima UUD Republik Indonesia Tahun 1945, secara jelas menyatakan bahwa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, menjadi dasar salah satu filosofi pembangunan bangsa, sehingga setiap Warga Negara Indonesia berhak dan wajib sesuai kemampuannya ikut serta dalam pembangunan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan, khususnya di bidang pertanian. Sejalan dengan amanat Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut, salah satu tujuan pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan sebesar-besarnya kesejahteraan Petani. Berbagai macam kebijakan yang di tempuh Pemerintah untuk dapat mensejahterakan petani. 79 Konfrensi Tingkat Menteri IX WTO akhirnya berhasil menyepakati Paket Bali. Paket Bali berisi tiga hal : fasilitas perdagangan, paket pembangunan untuk negara kurang berkembang dan pertanian. 80 78 Hatta, Op.Cit 213. Konferensi Tingkat Menteri Ke-9 Organisasi Perdagangan Dunia di Bali berhasil menyepakati tiga isu runding yang 79 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 19945. 80 Khudori, “Paket Bali dan Negara Berkembang”, Kompas, Sabtu 28 Desember 2013. hlm. 7. Universitas Sumatera Utara