tersebut. Untuk itu, prinsip kedaulatan ngara atas kekayaan alam, kekayaan dan kehidupan ekonominya harus diakui, diformulasikan secara hukum dan dipatuhi.
64
i. Prinsip Kerja Sama Internasional
Castaneda memperkenalkan prinsip lainnya yang berciri khas kepentingan negara sedang berkembang, yaitu prinsip kerja sama internasional. Yang
mendasari prinsip ini adalah tanggung jawab kolektif collective responsibility dan solidaritas untuk pembangunan dan kesejahteraan bagi semua negara.
Kewajiban hukum untuk kerjasama ini mencakup semua bidang ekonomi internasional. Beliau menyadari kemungkinan adnya pertentangan pandangan
mengenai prinsip ini. Negara-negara maju cendrung untuk menganggap prinsip dasar ini sebagai suatu bentuk kerjasama dalam tukar menukar jasa saja.
Sebaliknya, bagi negara sedang berkembang prinsip dasar untuk kerja sama ini adalah sebagaisuatu kebijakan hukum legal obligation. Yakni, suatu kewajiban
bagi setiap negara, termasuk negara maju, untuk bekerja sama dengan memperhatikan kepentingan negara sedang berkembang. Negara berkembang juga
menegaskan bahwa dalam kewajiban ini tidak berlaku prinsip resiprositas timbal balik bagi negara maju terhadap negara sedang berkembang.
2. Liberalisasi Perdagangan Beras.
Liberalisasi perdagangan di bidang pertanian semakin menguat pada putaran Uruguay Round 1986 -1993, teks asli GATT sebenarnya berlaku juga bagi hasil-
hasil pertanian. Putaran Uruguay secara resmi di luncurkan pada pertemuan
64
Ibid, hlm. 43.
Universitas Sumatera Utara
tingkat tinggi Menteri bulan September 1986 di Punta del Este, Uruguay. Putaran perundingan ini merupakan yang terbesar dan merupakan perjanjian perdagangan
yang paling ambisius yang pernah diadakan. Topik-topik yang di bicarakan berkisar dari yang paling tradisional seperti konsesi tarif sampai pada bidang-
bidang baru seperti hak-hak milik intelektual, persyaratan investasi yang terkait dengan perdagangan, maupun negoisasi hampir persetujuan non-tarif yang dicapai
selama perundingan-perundingan Putaran Tokyo 1973-1979. Ternyata bahwa permasalahan kunci adalah bidang pertanian.
65
Pertemuan tingkat menteri pada tahun 1990 di Brussel yang dimaksudkan untuk merampungkan putaran perundingan ternyata berakhir dengan jalan buntu
dikarenakan tidak tercapainya kesepakatan yang fundamental mengenai produk- produk pertanian. Dibandingkannya kembali proses negoisasi tahun berikutnya
berhasil membuahkan rancangan Final Act pada tanggal 20 Desember 1991 yang didalamnya termuat antara lain rancangan persetujuan pembentukan suatu
Multilateral Trade Organizsation MTO dan seperangkat atauran penyelesaian sengketa yang baru dalam GATT. Namun demikian perbedaan pendapat yang
serius mengenai produk pertanian masih berlanjut dan masyarakat Eropa menuntut perbaikan-perbaikan substansial pada teks perjanjian di bidang
pertanian. Pada awal tahun 1992 suatu kelompok perancang hukum mengadakan pertemuan dan berhasil menyepakati rancangan perubahan terhadap teks yang
kesemuanya dirundingkan secara terpisah, untuk kemudian digabung dalam kerangka MTO Agreement . Sementara itu perundingan hasil-hasil pertanian
65
Hatta, Op.Cit. hlm. 142.
Universitas Sumatera Utara
berlanjut antara Amerika Serikat dan Masyarakat Eropa yang membuahkan Persetujuan Blair House pada bulan Desember 1992.
66
Dalam rangka Uruguay Round Indonesia cukup aktif mengikuti sidang- sidang negotiating group di Jenewa dan dalam memperkuat posisi Indonesia di
forum perundingan tersebut. Di bidang produk pertanian Agriculture Indonesia tergabung ke dalam Cairns Group yakni gabungan dari 14 negara maju dan negara
berkembang yang memliki kepentingan besar dalam perdagangan hasil-hasil pertanian yaitu Australia, Argentina, Brazil, Kanada, Chile, Columbia, Fiji,
Hungaria, Indonesia, Malaysia, Selandia Baru, Filiphina, Thailand, dan Uruguay. Sejak masa persiapan, yaitu sebelum Pertemuan Tingkat Meneteri di Punta del
Este, tanggal 20 September 1986, Indonesia bersama-sama negara berkembang telah berjuang keras memasukkan hal-hal yang menjadi kepentingan utama
mereka. Kepentingan utama negara berkembang yang berhasil dimasukkan dalam Deklarasi Punta del Este tersebut antara lain dimasukkannya tropical products
misalnya, kopi, teh, coklat, produk pertanian, tekstil dan pakaian sebagai salah satu isu tersendiri.
67
Usulan Cairns Group yang disebut-sebut sebagai kompromi dari sikap-sikap keras Amerika Serikat dan Masyarakat Eropa di bidang ini, menawarkan sejumlah
sasaran dan tindakan. Misalnya, seluruh tarif produk-produk pertanian akan di turunkan atau dihapus, aturan-aturan kesehatan dan saniter akan diharmonisasikan
untuk menghilangkan hambatan terhadap perdagangan. Tindakan-tindakan seperti
66
Ibid, hlm.143
67
Ibid, hlm. 211.
Universitas Sumatera Utara
dukungan harga terhadap petani yang tidak menggangu perdagangan atau produksi, akan di perbolehkan, akan tetapi tindakan tersebut akan diawasi secara
ketat oleh negar lain. Proposal kelompok ini untuk jangka panjang menghendaki di lakukannya liberalisasi perdagangan sepenuhnya atas produk-produk
pertanian.
68
3. Hak Negara Untuk Mengatur Tata Niaga Beras.