Peran Badan Perlindungan Konsumen Nasional BPKN

kemitraan dan fasilitas LPKSM, serta konsultasi dan pengembangan advis dengan BPKN. Sebagai sumber dan jalur informasi yang memiliki kredibilitas bagi konsumen dan pelaku usaha, fungsi Direktorat Pemberdayaan Konsumen mencakup: 201 a Menjelaskan dalam konteks pembinaan dan edukasi mengenai hak dan kewajiban konsumen dan pelaku usaha berdasarkan hukum yang berlaku. b Menyampaikan informasi tentang pemanfaatan yang aman atas produk barang danatau jasa. c Memfokuskan pada kelompok konsumen tertentu yang mempunyaikendala dalam mengakses informasi, atau mereka yang berpotensi terperangkap dalam kesepakatan transaksi yang dapat merugikan dirinya.

C. Peran Badan Perlindungan Konsumen Nasional BPKN

Selain melakukan tugas pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan perlindungan konsumen, peran pemerintah juga membentuk apa yang disebut dengan Badan Perlindungan Konsumen Nasional BPKN. Badan ini dibentuk sebagai upaya pengembangan perlindungan konsumen sebagaimana diamanatkan dalam UUPK dan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2001 Tentang Badan Perlindungan Konsumen Nasional. 201 Ibid. Universitas Sumatera Utara Pembentukan lembaga konsumen semacam BPKN telah dipraktikkan di berbagai negara, seperti di Amerika Serikat ada The Food and Drug Administration FDA, di Australia ada The Australian Competition and Consumer Comission ACCC. Sebagai Badan Kesehatan Publik, tugas utama FDA adalah melindungi konsumen sebagaimana diamanatkan dalam undang- undang federal, yang mencakup bidang makanan, obat-obatan, kosmetika, dan kesehatan pada umumnya. Sementara itu, tugas utama ACCC, yang dibentuk pada tanggal 6 November 1995 adalah menjalankan fungsi yang diberikan dalam dua undang-undang, yaitu Trade Practices Acts 1974 dan The Prices Surveillance Act 1983. Kedua undang-undang tersebut melarang praktik curang dalam bisnis yang mencakup banyak hal, termasuk isu perlindungan konsumen. 202 Dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 disebutkan adanya Badan Perlindungan Konsumen Nasional BPKN. Badan yang terdiri atas 15 orang sampai dengan 25 anggota yang mewakili unsur : 1 Pemerintah; 2 Pelaku usaha; 3 Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat LPKSM; 4 Akademisi; dan 5 Tenaga ahli. Masa jabatan mereka adalah tiga tahun, dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya. 202 Shidarta, Op.Cit. hlm 107-108 Universitas Sumatera Utara Keanggotaan Badan Perlindungan Konsumen Nasional BPKN ini diangkat oleh Presiden atas usul Menteri bidang perdagangan setelah dikonsultasikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Syarat-syarat keanggotaannya menurut Pasal 37 UUPK adalah : 1 Warga Negara Indonesia WNI; 2 Berbadan sehat; 3 Berkelakuan baik; 4 Tidak pernah dihukum karena kejahatan; 5 Memiliki pengetahuan dan pengalaman dibidang perlindungan konsumen; 6 Berusia sekurang-kurangnya 30 tiga puluh tahun. Syarat diatas persis seperti yang juga berlaku untuk menjadi anggota Badan Penyelesaian Konsumen Pasal 49 UUPK. Bedanya adalah dalam UUPK, Keanggotaan BPKN dicantumkan secara tegas batas masa jabatannya dan kapan yang bersangkutan dapat berhenti sebagai anggota. Aturan demikian tidak disebutkan untuk keanggotaan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK. Sebagaimana yang ditentukan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2001 tentang Badan Perlindungan Konsumen Nasional Pasal 6, proses pengangkatan anggota BPKN melalui tahapan sebagai berikut : 203 1 Menteri mengajukan usul calon anggota BPKN yang telah memenuhi persyaratan keanggotaan BPKN kepada presiden. 203 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2001 tentang Badan Perlindungan Konsumen Nasional Pasal 6, Universitas Sumatera Utara 2 Calon anggota BPKN dikonsultasikan oleh presiden kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia DPR. 3 DPR memberikan pertimbangan dan penilaian terhadap calon anggota BPKN dan menyampaikan hasilnya kepada presiden. 4 Presiden mengangkat anggota BPKN dari calon anggota BPKN yang telah dikonsultasikan kepada DPR. Proses pemberhentian anggota BPKN sama dengan ketika diangkat. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2001 tentang Badan Perlindungan Konsumen Nasional Pasal 7, proses pemberhentian anggota BPKN sebagai berikut : 204 1 Menteri mengajukan usul pemberhentian anggota BPKN yang tidak lagi memenuhi persyaratan keanggotaan BPKN kepada Presiden. 2 Usul pemberhentian anggota BPKN tersebut dikonsultasikan oleh Presiden kepada DPR. 3 DPR memberikan pertimbangan dan penilaian terhadap ususl pemberhentian anggota BPKN dan menyampaikan hasilnya kepada presiden. 4 Presiden memberhentikan anggota BPKN yang telah dikonsultasikan kepada DPR. Dalam penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2001 tentang Badan Perlindungan Konsumen Nasional, ditentukan bahwa “Presiden tidak 204 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2001 tentang Badan Perlindungan Konsumen Nasional Pasal 7, Universitas Sumatera Utara dapat memberhentikan annggota BPKN apabila Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia memberikan pertimbangan dan penilaian untuk memberhentikn sebelum masa jabatannya berakhir digantikan oleh anggota pengganti antar waktu. Pengangkatan dan pemberhentian anggota pengganti antar waktu dilakukan seperti pada pengangkatan dan pemberhentian anggota baru.” Menurut Pasal 38 UUPK, keanggotaan BPKN berhenti karena : 1 Meninggal dunia; 2 Mengundurkan diri atas permintaan sendiri; 3 Bertempat tinggal diluar wilayah negara Republik Indonesia; 4 Sakit secara terus-menerus; 5 Berakhir masa jabatan sebagai anggota; atau 6 Diberhentikan. BPKN menjalankan tugas dan tata kerjanya berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku, disertai pula dengan adanya Keputusan Ketua BPKN Nomor 02BPKNKep122004. Untuk memperlancar kerja BPKN, dibentuklah tiga komisi, yaitu : 205 a Komisi I : Tentang Penelitian dan Pengembangan. b Komisi II : Tentang Informasi, Edukasi dan Pengaduan. c Komisi III : Tentang Kerja sama. 205 Happy Susanto, Op.Cit. hlm. 74 Universitas Sumatera Utara Ada juga biaya untuk melaksanakan tugas BPKN dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN dan sumber lain yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk melaksanakan tugas- tugasnya, BPKN dibantu oleh suatu sekretariat yang dipimpin oleh seorang seketaris yang diangkat oleh Ketua BPKN. Sekretariat ini paling tidak terdiri atas lima bidang, yaitu 1 administrasi dan keuangan, 2 penelitian, pengkajian dan pengembangan, 3 pengaduan, 4 pelayanan informasi, dan 5 kerja sama internasional. BPKN berkedudukan di Jakarta dan bertanggung jawab langsung kepada presiden. Jika diperlukan, BPKN dapat membentuk perwakilan di ibukota provinsi. Fungsi BPKN ini hanya memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah dalam upaya mengembangkan perlindungan konsumen di Indonesia. Untuk menjalankan fungsi tersebut, badan ini mempunyai tugas Pasal 34 UUPK: 1 Memberikan saran dan rekomendasi kepada pemerintah dalam rangka penyusunan kebijaksanaan di bidang perlindungan konsumen; 2 Melakukan penelitian dan pengkajian terhadap peraturan perundang- undangan yang berlaku dibidang perlindungan konsumen; 3 Melakukan penelitian terhadap barang danatau jasa yang menyangkut keselamatan konsumen; 4 Mendorong berkembangnya lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat; Universitas Sumatera Utara 5 Menyebarluaskan informasi melalui media mengenai perlindungan konsumen dan memasyarakatkan sikap keberpihakan kepada konsumen; 6 Menerima pengaduan tentang perlindungan konsumen dari masyarakat, lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat, atau pelaku usaha; 7 Melakukan survei yang menyangkut kebutuhan konsumen. Pengaturan fungsi Badan Perlindungan Konsumen Nasional secara rinci dalam Pasal 34 ini cukup menggembirakan, mengingat kedudukannya yang kuat, yaitu sebagai badan yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya tugas ini, pada umumnya diemban oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia YLKI. Seperti diketahui YLKI bertujuan untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam bidang penelitian, bidang pendidikan, bidang penerbitan, warta konsumen, dan perpustakaan, bidang pengaduan, serta bidang umum dnan keuangan. Pengaturan tugas-tugas Badan Perlindungan Konsumen Nasional BPKN yang banyak memiliki persamaan dengan tujuan YLKI, bersesuaian dengan harapan yang mengemuka dalam kongres konsumen sedunia di Santiago. Sudaryatmo mengatakan peran lembaga konsumen dalam suatu negara sangat penting untuk memberikan perlindungan terhadap konsumen. Begitu pentingnya peran lembaga konsumen ini, pada kongres konsumen sedunia di Santiago, sempat mengemuka tentang bagaimana peran lembaga konsumen dalam memfasilitasi konsumen memperoleh keadilan. Untuk menjawabnya maka format yang ideal adalah bahwa perlindungan konsumen akan efektif jika secara simultan dilakukan dalam dua levelarus sekaligus, yaitu dari arus bawah ada Universitas Sumatera Utara lembaga konsumen yang kuat dan tersosialisasi secara luas dimasyarakat dan sekaligus secara representatif dapat menampung dan memperjuangkan aspirasi konsumen. Sebaliknya dari arus atas, ada bagian dalam struktur kekuasaaan yang secara khusus mengurusi perlindungan konsumen. Semakin tinggi bagian tersebut semakin besar pula kekuatan yang dimiliki dalam melindungi kepentingan konsumen. Jadi efektif tidaknya perlindungan konsumen suatu negara tidak semata-mata tergantung pada lembaga konsumen, tapi juga kepedulian pemerintah, khususnya melalui instansi yang dibentuk untuk melindungi konsumen. 206 Berangkat dari pendapat tersebut, maka dapat diketahui bahwa kehadiran Badan Perlindungan Konsumen Nasional yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden, merupakan bentuk perlindungan dari arus atas “top-down”. Sementara arus bawah “bottom-up” dalam hal ini diperankan oleh lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat yang representatif dapat menampung dan memperjuangkan aspirasi konsumen. Termasuk kategori arus bawah adalah YLKI, yang masih akan disinggung dalam uraian Pasal 44 Undang- Undang Perlindungan Konsumen. 207 Diluar BPKN yang independen, dalam Pasal 29 dan 30 UUPK diamanatkan, pemerintah dan menteri yang membidangi perdagangan ditugasi juga untuk mengkoordinasikan pembinaan dan pengawasan perlindungan konsumen secara nasional. Pembinaan dan Pengawasan yang lebih khusus dilakukan oleh menteri- menteri teknis sesuai bidang tugas mereka. Menteri yang membidangi 206 Sutarman Yodo, Op.Cit. hlm198. 207 Ibid, hlm.199 Universitas Sumatera Utara perdagangan itu berwenang membentuk tim koordinasi pengawasan barang danatau jasa yang beredar dipasar. Tim ini terdiri atas wakil instansi terkait, masyarakat, dan Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat LPKSM. Fungsi tim pun hanya sebatas memberikan rekomendasi kepada menteri untuk melakukan tindakan konkret, seperti penghentian produksi atau peredaran barangjasa yang dinilai melanggar peraturan yang berlaku. Dengan demikian, ada perbedaan antara BPKN dan tim koordinasi. BPKN berfungsi memberikan rekomendasi kepada Pemerintah dalam rangka penyususnan kebijakan dibidang perlindungan konsumen, sementara tim koordinasi yang dibentuk oleh menteri itu berfungsi memberikan rekomendasi berupa tindakan konkret atas setiap permasalahan yang timbul dilapangan. 208 208 Happy Susanto, Op.Cit. hlm.76. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan