ketentuan yang juga lebih memudahkan konsumen adalah karena konsumen dapat mengajukan gugatan pada pengadilan atau Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen ditempat kedudukan konsumen.
122
1. Hak-Hak Dasar dan Kewajiban Konsumen
Dalam pasal 4 UUPK Hak konsumen adalah :
123
a. hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatandalam mengkonsumsi
barang danatau jasa; b.
hak untuk memilih dan mendapatkan barang danatau jasa sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
c. hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang danatau jasa; d.
hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barangdanatau jasa yang digunakan;
e. hak untuk mendapatkan edvokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut; f.
hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen; g.
hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujnur serta tidak diskriminatif;
122
Ibid, hlm. 209.
123
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Pasal 4 dan Penjelasan.
Universitas Sumatera Utara
h. hak untuk mendapat kompensasi, ganti rugi danatau penggantian, apabila
barang dan atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau sebagaimana mestinya;
i. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undang lainnya.
Penjelasan:
Huruf g : “Hak untuk diberlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif berdasarkan suku, agama, budaya, daerah pendidikan,
kaya, miskin atau status sosial lainnya.” Hak-hak konsumen sebagaimana disebutkandalam Pasal 4 UUPK lebih luas
daripada hak-hak konsumen sebagaimana pertama kali dikemukakan oleh PresidenAmerika Serikat J.F. Kennedy didepan kongres pada tanggal 15 Maret
1962, yaitu terdiri atas :
124
a. hak memperoleh keamanan;
b. hak memilih;
c. hak mendapat informasi
d. hak untuk didengar.
Keempat hak tersebut merupakan bagian dari Deklarasi Hak-hak Asasi Manusia yang direncanakan PBB pada tanggal 10 Desember 1948, masing-masing pada
Pasal 3,8,19,21 dan Pasal 26, yang oleh Organisasi Konsumen Sedunia
124
Sutarman Yodo,Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011, hlm. 38.
Universitas Sumatera Utara
International Organization of Consumers Union- IOCU ditambahkan empat hak dasar konsumen lainnya, yaitu
125
a. hak untuk memperoleh kebutuhan hidup;
:
b. hak untuk memperoleh ganti rugi
c. hak untuk memperoleh pendidikan konsumen;
d. hak untuk memperoleh lingkungan hidup yang bersih dan sehat.
Disamping itu, Masyarakat Eropa Europese Ekonomische Gemeenschap atau EEG juga telah menyepakati lina hak dasr konsumen sebagai berikut:
126
a. hak perlindungan kesehatan dan keamanan recht op bescherming van zijn
gezendheid en veiligheid; b.
hak perlindungan kepentingan ekonomi recht op bescherming van zijn economische belangen;
c. hak mendapat ganti rugi recht op schadevergoeding;
d. hak atas penerangan recht op voorlichting en vorming;
e. hak untuk didengar recht om te worden gehord.
Memperhatikan hak-hak yang disebutkan diatas secara keseluruhan pada dasarnya dikenal 10 macam hak konsumen, yaitu sebgaia berikut:
127
a. hak atas keamanan dan keselamatan;
b. hak untuk memperoleh informasi;
c. hak untuk memilih;
125
Ibid, hlm. 39.
126
Ibid.
127
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
d. hak untuk didengar;
e. hak untuk memperoleh kebutuhan hidup;
f. hak untuk memperoleh ganti rugi;
g. hak untuk memperoleh pendidikan konsumen;
h. hak untuk memperoleh lingkungan hidup yang bersih dan sehat;
i. hak untuk mendapatkan barang sesuai dengan nilai tukar yang
diberikannya; j.
hak untuk mendapatkan upaya penyelesaian hukum yang patut.
Setelah dijabarkan hak-hak konsumen diatas, maka setiap hak akan menimbulkan kewajiban. Dalam Pasal 5 UUPK kewajiban konsumen adalah:
128
a. membaca atau mengikuti petunjuk iformasi dan prosedur pemakaian atau
pemanfaatan barang danatau jasa demi keamanan dan keselamatan; b.
beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang danatau jasa; c.
membayar sesuai nilai tukar yang disepakati; d.
mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa pelindungan konsumen secara patut.
Menyangkut kewajiban konsumen beritikad baik hanya tertuju pada transaksi pembelian barang danatau jasa. Hal ini tentu saja disebabkan karena bagi
konsumen, kemungkinan untuk dapat merugikan produsen mulai saat melakukan transaksi dengan produsen. Berbeda dengan pelaku usaha kemungkinan terjadinya
kerugian bagi konsumen dimulai sejak barang dirancang diproduksi oleh
128
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Pasal 5.
Universitas Sumatera Utara
produsen pelaku usaha. Kewajiban konsumen membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati dengan pelaku usaha, adalah hal yang sudah biasa dan
sudah semestinya demikian. Kewajiban yang perlu mendapat penjelasan lebih lanjut adalah kewajiban konsumen mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa
perlindungan jonsumen secara patut. Kewajiban ini dianggap sebagai hal baru, sebab sebelum diundangkannya UUPK hampir tidak dirasakan adanya kewajiban
secara khusus seperti ini dalam perkara perdata, sementara dalam kasus pidana tersangkaterdakwa lebih banyak dikendalikan oleh aparat kepolisisan danatau
kejaksaan. Adanya kewajiban seperti i ni diatur dalam UUPK dianggap tepat, sebab kewajiban ini adalah untuk mengimbangi hak konsumen untuk
mendapatkan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumensecara patut. Hak ini akan menjadi lebih mudah diperoleh jika konsumen mengikuti upaya
penyelesaian sengketa secara patut.
129
2. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha