Pengasuh harus melaporkan kepada pimpinan panti dan memberitahu kepada warga binaan apabila akan berhenti melaksanakan tugas menjadi pengasuh tetap.
Panti asuhan harus menyediakan pengasuh pengganti apabila pengasuh tetap berhalangan, mengundurkan diri atau meninggalkan panti tanpa alasan. Pergantian
pengasuh harus dilaporkan kepada Dinas Sosial. Panti asuhan juga harus membuat catatan tentang penggantian dari pengasuh tetap kepada pengasuh pengganti yang
disaksikan warga binaan.
C. Pekerja Sosial I. Fungsi dan Peran Pekerja Sosial
1. Pekerja sosial profesional yang bekerja atau ditempatkan di panti
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak adalah mereka yang memiliki latar belakang pendidikan pekerjaan sosial dan memilki kualifikasi untuk
bekerja dalam bidang pelayanan anak. 2.
Pekerja sosial profesional harus melaksanakan fungsi dan peran atau tugas secara langsung dengan klien ataupun tidak langsung yaitu
mencakup fungsi penanganan masalah anak dan keluarganya, fungsi pengelolaan sumber, dan fungsi edukasi.
II. Manajemen Kasus
1. Pekerja sosial melakukan penganan masalah mulai dari asesmen;
merumuskan rencana pengasuhan baik darurat, jangka pendek dan jangka panjang; melakukan intervensi untuk mengatasi masalah-masalah khusus
yang dialami anak dan keluarganya; serta mendukung pelayanan dan
pengasuhan keseharian yang disediakan oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak.
2. Pekerja sosial harus mendukung keluarga untuk lebih memahami
pentingnya pengasuhan keluarga, memperkuat keluarga dan membangun dukungan masyarakat terhadap pengasuhan keluarga.
3. Pekerja sosial harus membangun jaringan dengan berbagai sumber untuk
mengoptimalkan dukungannya terhadap penguatan keluarga, penanganan masalah anak, pelaksanaan pengasuhan oleh keluarga alternatif, dan
pelayanan dalam Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak.
III. Menjamin Ketersediaan Kompetensi Pekerjaan Sosial
Jika tidak tersedia pekerja sosial profesional, Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus menyediakan tenaga kesejahteraan sosial yang telah mendapatkan
pelathian tentang sistem pengasuhan anak dan mendapatkan supervisi yang regular dari pekerja sosial profesional atau dari lembaga sosial yang ditunjuk atau dari Dinas
SosialInstansi Sosial.
IV. Supervisi
Pelaksanaan tugas pekerja sosial harus disupervisi oleh pekerja sosial yang memiliki kualifikasi kompetensi dan pengalaman bekerja lebih tinggi dalam
pelayanan anak. Untuk indikator pekerja sosial, peneliti merangkum wawancara dengan
sekretaris panti sebagai berikut: Sekretaris panti:“Hingga sekarang ini belum pernah ada pekerja sosial profesional
yang bekerja atau menjadi pengasuh. Kondisi panti apalagi
sekarang, sebenarnya sangat mengharapkan peksos ya. Karena kan gak bisa dipungkiri kalau peksos pasti lebih mampu menangani
anak-anak, dimulai dari asesmen, perencanaan sosial, psikologinya, perkembangan emosinya, itukan memang bidang mereka.
Sebenarnya Dinas Sosial sendiri memberikan rujukan tentang pekerja sosial tapi karena kendala dengan pimpinan panti makanya
jadi sulit.” Panti asuhan belum melakukan kerjasama dengan Dinas Sosial
mengidentifikasi pekerja sosial yang bekerja di panti asuhan atau di Dinas Sosial yang memiliki supervisi dan menetapkannya sebagai supervisor panti asuhan.
5.3.3 Output Keluaran
Untuk aspek output keluaran peneliti memperoleh data dari wawancara dengan pengurus panti. Aspek output dalam pelaksanaan standar pelayanan minimal
panti asuhan yaitu standar evaluasi serta pengakhiran pelayanan dan pengasuhan untuk anak.
5.3.3.1 Standar Evaluasi serta Pengakhiran Pelayanan dan Pengasuhan Untuk Anak
A. Review Penempatan dan Pengasuhan
Pemenuhan kebutuhan anak terhadap pengasuhan harus selalu dimonitor dan dievaluasi secara regular agar anak tetap mendapatkan pengasuhan yang optimal.
Maka peneliti merangkum wawancara dengan sekretaris panti sebagai berikut: