Proses Penyusunan Standar Tujuan Standar

laporan pelaksanaan Konvensi Hak-Hak Anak Pemerintah Indonesia, pada tahun 2004 mengeluarkan empat rekomendasi terkait situasi pengasuhan anak di panti asuhan, rekomendasi tersebut adalah: 1. Melaksanakan studi komprehensif untuk menelaah situasi anak-anak yang ditempatkan dalam panti, termasuk kondisi hidup mereka dan layanan- layanan yang disediakan. 2. Mengembangkan program-program dan aturan kebijakan untuk mencegah penempatan anak-anak dalam panti, antara lain melalui penyediaan dukungan dan panduan kepada keluarga-keluarga paling rentan dan dengan menjalankan kampanye-kampanye penggalangan kesadaran. 3. Mengambil semua tindakan yang perlu untuk mengijinkan anak-anak yang ditempatkan dalam institusi-institusi kembali ke keluarga mereka kapan pun dimungkinkan dan mempertimbangkan penempatan anak-anak dalam institusi-institusi sebagai sebuah upaya penempatan terakhir. 4. Menetapkan standar-standar yang jelas bagi panti-panti yang sudah ada dan memastikan adanya tinjauan periodik terhadap penempatan anak, sesuai dengan pasal 25 dari Konvensi CRCC15Add.223 26 February 2004.

2.6.1 Proses Penyusunan Standar

Selain memanfaatkan hasil penelitian, penyusunan standar juga dilakukan dengan mempelajari berbagai dokumen, yaitu: 1. Konvensi Hak Anak, peraturan perundang-undangan khususnya Undang- Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, serta kebijakan pelayanan panti atau pemberian bantuan kompensasi Bahan Bakar Minyak BBM. 2. Standar pengasuhan anak di institusi dari berbagai negara di dunia, diantaranya Inggris, Skotlandia, Lesotho, Guyana, Ghana, Afrika Selatan, Vietnam dan Timor Leste. Penyusunan standar diawali dengan menyusun kertas kerja oleh tim penyusun yang terdiri dari tiga anggota dan seorang team leader. Tim ini juga terlibat sebagai peneliti dalam Penelitian Kualitas Pengasuhan Anak di panti asuhan dan memfasilitasi Penelitian oleh Anak. Selanjutnya standar dibahas beberapa kali oleh task group terdiri dari perwakilan pengurus panti, LSM lokal sebagai praktisi, akademisi dan penentu kebijakan dan reference group yaitu task group ditambah dengan pemerhati anak dan forum panti yang terdiri dari kepala, pegasuh, dan pengurus panti.

2.6.2 Tujuan Standar

Standar pengasuhan untuk panti atau lembaga asuhan ini bertujuan untuk: 1. Memperkuat pemenuhan hak anak untuk mendapatkan pengasuhan dalam keluarganya. 2. Memberikan pedoman bagi panti atau lembaga asuhan dalam melaksanakan perannya sebagai alternatif terakhir dalam pengasuhan anak. 3. Mengembangkan pelayanan langsung untuk mendukung keluarga yang menghadapi tantangan-tantangan dalam pengasuhan anak. 4. Mendukung pengasuhan alternatif berbasis keluarga melalui orang tua asuh, perwalian, dan adopsi. 5. Memfasilitasi instansi yang berwenang untuk mengembangkan sistem pengelolaan panti yang sesuai dengan kebutuhan anak dan keluarganya termasuk dalam hal pengambilan keputusan tentang pengasuhan, perijinan pendirian panti, monitoring dan evaluasi kinerja panti. Berdasarkan tujuan tersebut, standar nasional pengasuhan anak ini mengandung komponen-komponen utama pengaturan sebagai berikut: 1. Prinsip-prinsip pengasuhan anak termasuk tentang sistem pengasuhan alternatif. 2. Pemenuhan semua aspek-aspek hak-hak anak baik kebutuhan dasar, kebutuhan pengasuhan anak, perlindungan, maupun partisipasi anak. 3. Transformasi peran panti asuhan atau lembaga untuk mendukung pengasuhan keluarga dan pengasuhan alternatif berbasis keluarga. 4. Tahapan untuk melakukan pelayanan terkait kebutuhan pengasuhan anak mulai dari proses rujukan, asesmen, perencanaan pengasuhan dan pelayanan lainnya, implementasi, terminasi dan evaluasi. 5. Peran pelaksana pengasuhan di panti. 6. Peran Dinas SosialInstansi Sosial dalam mendukung pengasuhan anak baik dalam keluarga inti maupun keluarga alternatif. 7. Manajemen pelayanan panti atau lembaga asuhan termasuk mengatur pendirian, perijinan dan akreditasi panti atau lembaga asuhan.

2.6.3 Pengguna Standar