Proses Evaluasi Tahapan Evaluasi

kerja program, dengan jalan mengidentifikasi penampilan-penampilan yang terjadi, baik hal-hal positif maupun hal-hal negatif. 3. Formatif-Summatif Evaluation Model, dalam model ini evaluator tidak dapat melepaskan diri dari tujuan. Tujuan evaluasi formatif memang berbeda dengan tujuan evaluasi sumatif. Model ini menunjukkan tentang “apa, kapan, dan tujuan” evaluasi tersebut dilaksanakan. 4. Countenance Evaluation Model, model ini menekankan adanya pelaksanaan dua hal pokok yaitu deskripsi dan pertimbangan serta membedakan adanya tiga tahap dalam evaluasi program yaitu anteseden, transaksi, keluaran. 5. The Discrepancy Evaluation Model, evaluasi model ketimpangan pada dasarnya hampir sama dengan konsep evaluasi berbasis tujuan. Dalam evaluasi model ketimpangan memerlukan 6 langkah untuk melaksanakannya, yaitu mengembangkan suatu desain dan standar yang menspesifikasikan karakteristik implementasi ideal, merencanakan evaluasi menggunakan model evaluasi ketimpangan, menjaring kinerja objek evaluasi meliputi pelaksanaan program dan hasil-hasil kualitatifkuantitatif, mengidentifikasi ketimpangan antara standar dengan hasil pelaksanaan objek evaluasi, menentukan penyebab ketimpangan, serta menghilangkan ketimpangan dengan membuat perubahan terhadap implementasi Tayibnapis, 2000.

2.1.4 Proses Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi terdiri dari dua tahap yaitu: 1. Pra Kegiatan Evaluasi dilakukan baik oleh individu maupun tim, penting untuk mengetahui atau menyelidiki perubahan-perubahan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, dan arah prioritas sebelum saat itu dan di masa mendatang untuk mengetahui apakah program yang sedang dievaluasi tersebut masih relevan dan diperlukan. 2. Kegiatan Evaluasi Dalam melakukan proses evaluasi ada beberapa etik birokrasi yang perlu diperhatikan oleh pihak-pihak yang erat hubungannya dengan tugas-tugas evaluasi di antaranya adalah: a Semua tugas dan tanggung jawab pemberi tugas harus jelas. b Pengertian dan konotasi yang tersirat dalam evaluasi yaitu mencari kesalahan haruslah dihindari. c Kegiatan evaluasi dimaksudkan di sini adalah membandingkan rencana dengan pelaksanaan melalui pengukuran kuantitatif atau kualitatif totalitas program secara teknis. d Tim yang melakukan evaluasi adalah pemberi saran atau nasehat kepada manajemen, sedangkan pendayagunaan saran atau nasehat tersebut serta pembuat keputusan berada di tangan manajemen program. e Dalam proses pengambilan keputusan yang telah didasarkan atas data- data atau penemuan teknis perlu dikonsultasikan sebaik mungkin karena menyangkut kelanjutan program. f Hendaknya hubungan dan proses selalu didasari oleh suasana konstruktif dan obyektif serta menghindari analisa-analisa subyektif Aji, 1990: 159.

2.1.5 Tahapan Evaluasi

Untuk kepentingan praktis, ruang lingkup evaluasi secara sederhana dapat dibedakan atas empat kelompok Azwar, 1996: 12 yaitu: 1. Penilaian terhadap masukan input yaitu penilaian yang menyangkut pemanfaatan berbagai sumber daya, baik sumber dana, tenaga dan sumber sarana. 2. Penilaian terhadap proses process yaitu penilaian yang lebih menitikberatkan pada pelaksanaan program, apakah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau tidak. Proses yang dimaksud di sini mencakup semua tahap administrasi, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, dan aspek pelaksanaan program. 3. Penilaian terhadap keluaran output yaitu penilaian yang dapat dicapai dari pelaksanaan suatu program. 4. Penilaian terhadap dampak impact yaitu penilaian yang mencakup pengaruh yang ditimbulkan dari pelaksanaan suatu program.

2.2 Program