Definisi Operasional Definisi Konsep dan Definisi Operasional .1 Definisi Konsep

benefit tetapi juga pengguna tidak langsung indirect benefit dapat bersifat forward effect atau backward effect bahkan multiplayer effect banyak guna berupa intervensi kearah yang lebih baik. 5. Implementasi kebijakan merupakan pelaksanaan undang-undang dimana berbagai aktor organisasi, prosedur dan teknik bekerja bersama-sama menjalankan kebijakan guna mencapai tujuan kebijakan atau program- program kebijakan. 6. Pelayanan publik adalah pelayanan barang publik, jasa publik atau administrasi yang dilakukan oleh penyelenggara baik pemerintah pusat maupun daerah atau oleh Badan Usaha Milik Negara BUMN dan daerah atau oleh institusi lain dengan anggaran berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara APBN atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD. 7. Standar pelayanan minimal SPM adalah patokan pelayanan secara minimal yang dapat digunakan sebagai acuan dan harus dipenuhi oleh penyelenggara baik aspek input, process dan output.

2.8.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu proses menjadikan variabel penelitian dapat diukur sehingga transformasi dan unsur konseptual ke dunia nyata. Definisi operasional adalah lanjutan dari perumusan definisi konsep. Perumusan definisi konsep ditujukan untuk mencapai keseragaman pemahaman tentang konsep-konsep, baik berupa obyek, peristiwa maupun fenomena yang diteliti, maka perumusan operasional ditujukan dalam upaya mentransformasi konsep ke dunia nyata sehingga konsep-konsep penelitian dapat diobservasi Siagian, 2011: 141. Sesuai dengan identifikasi dan batasan masalah, penelitian ini memiliki satu variabel atau variabel tunggal, yaitu pelaksanaan standar pelayanan minimal lembaga kesejahteraan sosial anak. Pelaksanaan SPM Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak oleh Yayasan Amal Sosial Al-Wasliyah dilihat dari ketercapaian indikator-indikator yang diatur dalam Bab 4 tentang Standar Pelayanan Pengasuhan Peraturan Menteri Sosial Nomor 30HUK2011 tentang Standar Nasional Pengasuhan Untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak baik aspek input, process, dan output. Adapun yang menjadi indikator dalam penelitian ini adalah: A. Input Masukan, yaitu: Standar Pendekatan Awal dan Penerimaan Rujukan, meliputi: a Pendekatan awal b Penerimaan rujukan c Asesmen awal d Pengambilan keputusan pelayanan e Kesepakatan f Rujukan ke instansi lain g Kebersamaan anak bersaudara B. Process Proses, meliputi: 1. Standar Pelayanan Pengasuhan Oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, meliputi: a Asesmen dan Rencana Pengasuhan, meliputi: 1 Asesmen lanjutan 2 Perencanaan pengasuhan b Pelaksanaan Rencana Pengasuhan, meliputi: 1 Pelayanan untuk anak dalam keluarga 2 Dukungan pengasuhan berbasis keluarga 3 Dukungan pengasuhan berbasis keluarga pengganti 4 Pengasuhan oleh orang tua asuh fostering 5 Perwalian 6 Pengangkatan anak 2. Standar Pelayanan Berbasis Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, meliputi: a Pelayanan pengasuhan dalam Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak b Peran sebagai pengganti orang tua c Martabat anak sebagai manusia d Perlindungan anak, meliputi: 1 Perlindungan dari segala bentuk tindak kekerasan dan hukuman fisik 2 Mekanisme pelaporan 3 Kapasitas pengurus, petugas, dan relawan dalam merespon kekerasan 4 Prosedur pemberian hukuman disiplin 5 Lingkungan yang aman dari kekerasan dan hukuman fisik 6 Pencegahan dan respon terhadap kekerasan dan hukuman fisik antar anak 7 Kerahasiaan laporan tentang kekerasan 8 Pemahaman perkembangan anak e Perkembangan anak f Identitas anak, meliputi: 1 Kelengkapan identitas anak 2 Identitas anak g Relasi anak, meliputi: 1 Dukungan relasi antara anak dengan keluargakerabat 2 Kunjungan anak kepada orang tuakeluargakerabatteman 3 Kunjungan oleh keluargakerabatteman 4 Kedekatan antara anak dan keluargakerabatmasyarakat 5 Relasi antar anak di dalam LKSA 6 Relasi yang positif dan pantas antara laki-laki dan perempuan 7 Relasi dengan pengasuhpengurus 8 Relasi dengan pihak di luar lembaga guru, teman, dari sekolah dan lingkungan sekitar h Partisipasi anak, meliputi: 1 Suara anak 2 Pilihan anak i Makanan dan pakaian j Akses terhadap pendidikan dan kesehatan k Privasikerahasiaan pribadi anak, meliputi: 1 Menjaga kerahasiaan pribadi anak 2 Menghargai privasi anak l Pengaturan waktu anak, meliputi: 1 Jadwal harian, waktu bermain dan istirahat anak 2 Respon terhadap kebutuhan istirahat dan bermain anak m Kegiatanpekerjaan anak di LKSA 1 Larangan mempekerjakan anak 2 Keterlibatan anak dalam pekerjaan di LKSA n Aturan, disiplin, dan sanksi 3. Standar Pelaksanaan Pengasuhan, meliputi: a Orang tua dan keluarga b Pengasuh c Pekerja sosial profesional C. Output Keluaran, yaitu: Standar Evaluasi Serta Pengakhiran Pelayanan dan Pengasuhan untuk Anak, meliputi: a Review penempatan dan pengasuhan b Pelaporan anak yang melarikan diri atau pengasuhannya diakhiri c Pengakhiran pelayanan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia menempati urutan pertama di dunia sebagai negara dengan jumlah panti asuhan terbesar yaitu mencapai 5000 hingga 8000 panti terdaftar dan 15.000 panti tidak terdaftar yang mengasuh sampai setengah juta anak. Pemerintah Indonesia sendiri hanya memiliki dan menyelenggarakan sedikit dari panti asuhan tersebut, sekitar 99 persen panti asuhan diselenggarakan oleh masyarakat, terutama organisasi keagamaan. Penelitian ini memberikan potret mendalam tentang situasi anak-anak dan pengasuhan yang mereka dapatkan di panti asuhan. Jumlah anak terlantar di Indonesia saat ini mencapai 4,8 juta lebih dan berpotensi menjadi lebih besar dan semakin sulit ditangani bila tidak diselesaikan secara serius dan sistematis. Data BPS menginformasikan bahwa 60 juta anak Indonesia dengan usia kurang dari 5 tahun sebanyak 2,15 juta ditampung di panti asuhan. Padahal 72,5 persen dari anak-anak tersebut memiliki orang tua lengkap sedangkan 15,5 persen lainnya memiliki salah satu orang tua dan hanya 10 persen yang benar-benar yatim piatu http:www.berkas.dpr.go.id diakss pada tanggal 23 Oktober 2015. Kebanyakan anak-anak yang ditempatkan di panti asuhan oleh keluarganya mengalami kesulitan ekonomi sehingga menghambat pemenuhan kebutuhan pendidikan anak. Dengan kata lain, kebanyakan panti asuhan tidak memberikan pengasuhan sama sekali, melainkan hanya wadah untuk memenuhi pendidikan dengan cara menjadi warga binaan di panti asuhan sampai mereka lulus SMA. Secara