BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Evaluasi 2.1.1 Pengertian Evaluasi
Suchman dalam Arikunto, 2004: 1-2 mengemukakan evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang
direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Definisi lain dikemukakan oleh Worthen dan Sanders dalam Arikunto, 2004. Dua ahli tersebut berpendapat bahwa
evaluasi adalah kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu. Dalam mencari sesuatu tersebut, juga termasuk mencari informasi yang bermanfaat dalam
menilai keberadaan suatu program, produksi, prosedur, serta alternatif strategi yang diajukan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Seorang ahli yang terkenal
dalam evaluasi program bernama Stufflebeam dalam Arikunto, 2004 mengatakan bahwa evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian, dan pemberian
informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatif keputusan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang
selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.
2.1.2 Fungsi Evaluasi
Evaluasi memainkan sejumlah fungsi utama dalam analisis kebijakan antara lain:
1. Evaluasi memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai kinerja
kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik. Dalam hal ini, evaluasi mengungkapkan
seberapa jauh tujuan-tujuan tertentu dan target tertentu telah tercapai. 2.
Evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai diperjelas dengan
mendefinisikan dan mengoperasikan tujuan dan target. 3.
Evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi. Informasi
tentang tidak memadainya kinerja kebijakan dapat memberi sumbangan pada perumusan ulang masalah kebijakan. Evaluasi dapat pula menyumbang pada
definisi alternatif kebijakan yang baru atau revisi kebijakan dengan menunjukkan bahwa alternatif kebijakan yang diunggulkan sebelumnya perlu
dihapus dan diganti dengan yang lain Dunn, 1999: 609.
2.1.3 Model-Model Evaluasi
Ada berbagai macam model evaluasi yang sering digunakan sebagai strategi atau pedoman kerja pelaksanaan evaluasi program, yaitu:
1. Goal Oriented Evaluation Model, merupakan model yang muncul paling
awal. Objek pengamatan pada model ini adalah tujuan dari program yang sudah ditetapkan jauh sebelum program dimulai. Evaluasi dilakukan secara
berkesinambungan, terus-menerus, memeriksa sejauh mana tujuan tersebut sudah terlaksana di dalam proses pelaksanaan program.
2. Goal Free Evaluation Model, dalam model ini evaluator tidak perlu
memperhatikan apa yang menjadi tujuan program, tetapi bagaimana cara
kerja program, dengan jalan mengidentifikasi penampilan-penampilan yang terjadi, baik hal-hal positif maupun hal-hal negatif.
3. Formatif-Summatif Evaluation Model, dalam model ini evaluator tidak dapat
melepaskan diri dari tujuan. Tujuan evaluasi formatif memang berbeda dengan tujuan evaluasi sumatif. Model ini menunjukkan tentang “apa, kapan,
dan tujuan” evaluasi tersebut dilaksanakan. 4.
Countenance Evaluation Model, model ini menekankan adanya pelaksanaan dua hal pokok yaitu deskripsi dan pertimbangan serta membedakan adanya
tiga tahap dalam evaluasi program yaitu anteseden, transaksi, keluaran. 5.
The Discrepancy Evaluation Model, evaluasi model ketimpangan pada dasarnya hampir sama dengan konsep evaluasi berbasis tujuan. Dalam
evaluasi model ketimpangan memerlukan 6 langkah untuk melaksanakannya, yaitu mengembangkan suatu desain dan standar yang menspesifikasikan
karakteristik implementasi ideal, merencanakan evaluasi menggunakan model evaluasi ketimpangan, menjaring kinerja objek evaluasi meliputi pelaksanaan
program dan hasil-hasil kualitatifkuantitatif, mengidentifikasi ketimpangan antara standar dengan hasil pelaksanaan objek evaluasi, menentukan
penyebab ketimpangan, serta menghilangkan ketimpangan dengan membuat perubahan terhadap implementasi Tayibnapis, 2000.
2.1.4 Proses Evaluasi