Sekretaris panti:“Kalau kakak adik yang sekaligus diasuh disini, hubungannya masih terjaga seperti saudara. Tetap akur, saling peduli, kalau sama-
sama perempuan atau laki-laki pasti ditempatkan sekamar.” Panti asuhan tetap menjaga hubungan bersaudara jika warga binaannya
memiliki ikatan saudara kandung. Upaya yang dilakukan panti dalam menjaga kebersamaan anak bersaudara adalah menempatkan warga binaan satu kamar dengan
saudara kandungnya, agar tidak ada perubahan pola interaksi meskipun anak mendapatkan pengasuhan di dalam panti asuhan.
5.3.2 Process Proses
Untuk aspek proses pelaksanaan standar pelayanan minimal lembaga kesejahteraan sosial anak di Yayasan Amal Sosial Al-Washliyah Gedung Johor
Medan, data diperoleh peneliti dari hasil wawancara dengan sekretaris panti dan responden, observasi serta kuesioner yang disebarkan kepada 20 orang responden.
Peneliti membagi aspek proses kedalam tiga bagian yaitu: Standar Pelayanan Pengasuhan oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, Standar Pelayanan Berbasis
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, dan Standar Pelaksana Pengasuhan.
5.3.2.1 Standar Pelayanan Pengasuhan oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak
1. Asesmen Lanjutan dan Rencana Pengasuhan A.
Asesmen Lanjutan
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus melakukan asesmen lanjutan kepada setiap anak dan keluarganya setelah dicapai kesepakatan tentang pelayanan
yang akan diterima anak dan keluarganya.
Maka peneliti merangkum hasil wawancara dengan sekretaris panti adalah sebagai berikut:
Sekretaris panti:“Setelah mendata dan membuat kesepakatan, kita melakukan asesmen lanjutan, asesmen lanjutannya seperti mendata ulang
anak tersebut untuk menyesuaikan kebutuhan pelayanan dengan kondisi anak.”
Asesmen lanjutan bertujuan untuk melengkapi asesmen awal agar panti asuhan mendapatkan gambaran lengkap tentang kondisi anak dan keluarganya,
khususnya tentang kompleksitas masalah pengasuhan yang dihadapi anak dan keluarganya serta mengidentifikasi kemungkinan ketersediaan dukungan keluarga
besarkerabat ataupun bentuk dukungan lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah pengasuhan.
Fokus asesmen lanjutan kepada orang tua adalah untuk lebih memperoleh gambaran tentang kondisi pengasuhan yang diterima anak dari orang
tuakeluargakerabat, kapasitas pengasuhan orang tua, termasuk kesadaran dan keinginan orang tua untuk memberikan pengasuhan yang optimal sesuai dengan
kebutuhan anak. Fokus asesmen lanjutan kepada anak adalah untuk memperoleh gambaran
tentang kondisi psikososial anak secara lebih lengkap terkait dengan kebutuhannya akan pengasuhan termasuk apabila anak mengalami isu perlindungan.
B. Perencanaan Pengasuhan
1. Perencanaan pengasuhan harus didasarkan pada hasil asesmen lanjutan
dan akan menjadi dasar untuk menentukan solusi pengasuhan tetap yang terbaik untuk anak dalam kasus masing-masing.
2. Perencanaan untuk setiap anak harus dirumuskan dengan tujuan:
a Mengatasi masalah-masalah utama yang secara langsung menghambat
dalam pengasuhan dari orang tuakeluarga atau kerabat. b
Mengatasi masalah-masalah yang akan dihadapi anak karena tidak terpenuhinya kebutuhan pengasuhan akibat ketidakmampuan orang
tua. c
Mengidentifikasi solusi pengasuhan alternatif untuk anak di luar keluarga jika diperlukan melalui orang tua asuh fostering, perwalian
guardianship atau pengangkatan anak adopsi, apabila pengasuhan dalam keluarga bukan merupakan pilihan atau bukan dalam
kepentingan terbaik untuk anak. 3.
Perencanaan harus bersifat dinamis dan bertahap sesuai dengan perkembangan yang dicapai oleh anak dan orang tua dan diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan pengasuhan anak yang bersifat darurat, jangka menengah, dan jangka panjang.
Maka peneliti merangkum hasil wawancara dengan sekretaris panti sebagai berikut:
Sekretaris panti: “Rencana pengasuhan disesuaikan dengan hasil asesmen awal dan lanjutan, tapi semua urusan rencana pengasuhan itu menjadi
wewenang panti untuk memutuskan. Rencana pengasuhan anak yang diutamakan itu masalah pendidikannya, anak harus selesai
sekolahnya sampai SMA. Rencana pengasuhan disesuaikan dengan perkembangan anak, sesuai usia mereka karena pengasuhannya
kan relatif lama. Sejauh ini pengasuh masih sanggup mengasuh semua anak-anak.”
Apabila akses terhadap pendidikan diidentifikasi sebagai isu utama yang dihadapi oleh keluarga, panti asuhan menyediakan atau memfasilitasi akses terhadap
pendidikan. Hal tersebut dapat dilakukan misalnya dengan menyediakan beasiswa, atau memenuhi biaya pendidikan lainnya seperti transport, biaya ujian, seragam
sekolah, dan kebutuhan sekolah lainnya termasuk mendukung proses belajar anak dengan menyediakan pelajaran tambahan atau mentoring.
2. Pelaksanaan Rencana Pengasuhan A.