5.2 Analisis Karakteristik Umum Responden
Data mengenai identitas responden yang akan disajikan terdiri dari: jenis kelamin, usia, pendidikan, agama, waktu pengasuhan, dan status warga binaan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui tabel berikut:
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin
Frekuensi
1. 2.
Laki-laki Perempuan
8 12
40 60
Total 20
100
Sumber: Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa responden perempuan lebih tertarik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disajikan dalam kuesioner. Hal ini
dikarenakan responden perempuan lebih kooperatif ketimbang responden laki-laki. Selain itu, responden perempuan jauh lebih mudah untuk memahami maksud dari
pengisian kuesioner ketimbang responden laki-laki meskipun jumlah warga binaan laki-laki lebih banyak.
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia
No. Usia
Frekuensi
1. 2.
3. 4.
5. 6.
12 Tahun 13 Tahun
14 Tahun 15 Tahun
16 Tahun 17 Tahun
3 3
5 3
1 5
15 15
25 15
5
25 Total
20 100
Sumber: Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 5.2 dapat disimpulkan bahwa responden yang menjawab pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner didominasi oleh responden berusia 14
tahun dan 17 tahun sebanyak 25 , kemudian responden berusia 12,13, dan 15 tahun sebanyak 15 lalu responden berusia 16 tahun sebanyak 5 . Warga binaan di
Yayasan Amal Sosial Al-Washliyah didominasi oleh remaja. Usia responden sudah dapat dikategorikan mampu untuk memahami dan menjawab semua pertanyaan di
dalam kuesioner agar memperoleh hasil yang representatif.
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan
Frekuensi
1. 2.
3. SD
SMPMTs SMAMA
1 11
8 5
55 40
Total
20 100
Sumber: Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa seluruh responden masih bersekolah dan panti asuhan telah memenuhi hak responden untuk mendapatkan
pendidikan sesuai dengan perkembangan usia mereka selama menjadi warga binaan di Yayasan Amal Sosial Al-Washliyah Gedung Johor Medan.
Distribusi Responden Berdasarkan Agama
Distribusi responden berdasarkan agama tidak disajikan dalam bentuk tabel, hal ini dikarenakan seluruh responden beragama Islam. Mengingat bahwa panti
asuhan Yayasan Amal Sosial Al-Washliyah Gedung Johor Medan didirikan oleh organisasi Al Djamiyatul Al-Washliyah, sehingga rujukan yang diterima oleh panti
asuhan didominasi oleh anak-anak yang beragama Islam. Namun, Yayasan Amal Sosial Al-Washliyah Gedung Johor Medan tetap menerima rujukan bagi anak yang
beragama non-Islam, agama tidak membatasi panti asuhan untuk memberikan pengasuhan dan pelayanan sebagai Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak.
Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Suku
No. Suku
Frekuensi
1. 2.
Pak-pak Batak
19 1
95 5
Total 20
100
Sumber: Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 5.4 diatas, responden didominasi oleh suku Pak-pak sebesar 95 dan hanya 5 yang merupakan suku Batak. Hal ini dikarenakan hampir
seluruh warga binaan yang diasuh di Panti Asuhan Yayasan Amal Sosial Al- Washliyah Gedung Johor Medan berasal dari lokasi yang sama yaitu Pak Pak, Dairi.
Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Pengasuhan
No. Waktu Pengasuhan
Frekuensi
1. 2.
3. 1-3 Tahun
4-5 tahun 5 Tahun
9 4
7 45
20 35
Total 20
100
Sumber: Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 5.5 diatas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden telah menjadi warga binaan selama 1-3 tahun sebanyak 45, kemudian diatas 5
tahun sebesar 35 dan 4-5 tahun sebesar 20. Data primer tersebut juga menginformasikan bahwa Yayasan Amal Sosial Al-Washliyah Gedung Johor Medan
memiliki rencana pengasuhan yang relatif lama, bahkan ada warga binaan yang sudah diasuh sejak berusia 5 tahun.
Tabel 5.6 Distibusi Responden Berdasarkan Status
No. Status
Frekuensi
1. 2.
3.
Yatim Piatu
Fakir Miskin 5
2 13
25 10
65
Total 20
100
Sumber: Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 5.6 dapat disimpulkan bahwa 65 responden didominasi oleh fakir miskin. Kemudian 25 responden merupakan anak yatim dan 10
responden tidak memiliki ibu atau piatu. Warga binaan yang hanya memiliki salah satu orang tua saja dititipkan di Yayasan Amal Sosial Al-Washliyah Gedung Johor
Medan dengan alasan memiliki kesulitan ekonomi dan tidak sanggup lagi memenuhi kebutuhan si anak, baik itu kebutuhan hidup maupun perhatian dan kasih sayang dari
orang tua. Data primer tersebut juga menginformasikan bahwa tidak ada responden yang benar-benar yatim piatu.
5.3 Analisis Evaluasi Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Lembaga