PrivasiKerahasiaan Pribadi Anak A. Menjaga Kerahasiaan Pribadi Anak Pengaturan Waktu Anak A. Jadwal Harian, Waktu Bermain dan Istirahat Anak

Tabel 5.38 Distribusi Responden Berdasarkan Pemberian Informasi Terkait Pencegahan Penyakit yang Berpotensi Menjadi Epidemi di sekitar Panti Asuhan No. Kategori Frekuensi

1. 2.

Ada Tidak ada 14 6 70 30 Total 20 100 Sumber: Data Primer, 2015 Berdasarkan tabel 5.38 dapat disimpulkan bahwa panti asuhan memberikan informasi tentang pencegahan terhadap penyakit yang berpotensi menjadi epidemi di sekitar panti seperti demam berdarah, malaria, penyakit paru-paru dan kaki gajah melalui pengadaan diskusi. Sedangkan 30 responden mengaku tidak memliki pengetahuan apapun terkait penyakit yang berpotensi menjadi epidemi di lingkungan panti asuhan seperti demam berdarah, malaria, penyakit paru-paru dan kaki gajah.

11. PrivasiKerahasiaan Pribadi Anak A. Menjaga Kerahasiaan Pribadi Anak

1. Pengurus dan staf Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus memperoleh pelatihan dan dukungan untuk menghargai dan menjaga semua informasi tentang anak yang sifatnya rahasia dan mengatur sistem untuk memastikan kerahasiaan informasi tersebut. 2. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung privasi anak.

B. Menghargai Privasi Anak

Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak memiliki peraturan untuk melindungi privasi dan hal-hal yang bersifat pribadi bagi anak, yang diberlakukan bagi anak dan pengasuh. Untuk indikator privasikerhasiaan pribadi anak. Maka peneliti merangkum wawancara dengan sekretaris panti sebagai berikut: Sekretaris panti: “Dalam proses mendekatkan anak-anak yang selalu kami katakan itu bahwa mereka dititipkan dengan tujuan yang sama, yaitu untuk sekolah. Tidak menceritakan masalah sosial yang sebenarnya mereka hadapi. Yang paling kami rahasiakan itu status anak terlantar. Karena paradigma masyarakat tentang anak terlantar adalah mereka masih memiliki keluarga, karena hal itu masyarakat jadinya banyak yang tidak simpati karena dalam pikiran mereka keluarganya malas dalam memenuhi kebutuhan anaknya, padahal karena memang tidak mampu dan tidak sedikit anak harus bekerja jadinya. Masalah pribadi mereka tetap kami jaga.” Panti asuhan merumuskan bagi pengasuh untuk tidak membuka cerita hidup anak yang dirahasiakan dan tidak boleh diungkapkan di depan umum, berdasarkan antara anak dan pengasuh. Latar belakang, pengalaman dan berbagai isu yang terkait dengan penempatan anak ataupun yang terjadi setelah penempatan dijaga kerahasiaannya dan tidak dimanfaatkan oleh staf untuk menjelaskan identitas tertentu. Panti asuhan menyediakan lemari khusus untuk menyimpan dokumen anak yang selalu terkunci dan terjaga kerahasiaannya.

12. Pengaturan Waktu Anak A. Jadwal Harian, Waktu Bermain dan Istirahat Anak

1. Anak, dengan didukung oleh pengasuh menyusun jadwal harian untuk membantu mereka melaksanakan kegiatan sehari-hari yang memerlukan tanggung jawab seperti sekolah, belajar, ibadah, dan piket; namun tetap proporsional dengan kesempatan anak untuk beristirahat dan bermain. 2. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus memberikan kesempatan dan mengalokasikan waktu yang cukup bagi anak untuk bermain dan rekreasi. 3. Jadwal harian bersifat fleksibel dan disesuaikan dengan individual anak dan direview minimal setiap 6 bulan serta diubah sesuai kepentingan anak berdasarkan hasil evaluasi mereka. 4. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak perlu menyediakan waktu dan kesempatan untuk anak berekreasi di luar panti minimal sekali dalam 6 bulan agar mengenal dan memahami lingkungan dan komunitas di sekitarnya. Tabel 5.39 Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan Jadwal Harian oleh Panti Asuhan No. Kategori Frekuensi

1. 2.

Ada Tidak ada 16 4 80 20 Total 20 100 Sumber: Data Primer, 2015 Berdasarkan tabel 5.39 dapat disimpulkan bahwa panti asuhan menyusun jadwal harian yang mengatur tentang jadwal sekolah, belajar ibadah dan piket harian yang bertujuan untuk mengkoordinir kegiatan sehari-hari anak agar lebih teratur. Sedangkan 20 responden yang menyatakan bahwa panti asuhan tidak menyusun jadwal harian mengaku bahwa semua jadwal harian justru disusun oleh kepala kamar yang ditunjuk oleh pengurus panti. Tabel 5.40 Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan Warga Binaan dalam Menyusun Jadwal Harian No. Kategori Frekuensi

1. 2.

3. Dilibatkan Kurang dilibatkan Tidak dilibatkan 10 4 6 50 20 30 Total 20 100 Sumber: Data Primer, 2015 Berdasarkan tabel 5.40 dapat disimpulkan bahwa 50 responden dilibatkan dalam menyusun jadwal harian seperti jadwal sekolah, belajar, ibadah, dan piket bersama dengan pengasuh dan kepala kamar. Sedangkan responden yang merasa kurang dilibatkan bahkan tidak dilibatkan menyatakan bahwa pelaksana panti memberikan kepercayaan penuh kepada kepala kamar dalam proses penyusunan jadwal harian. Panti asuhan seharusnya membantu warga binaan dalam memfasilitasi penyusunan jadwal dan memberi pertimbangan tentang keseimbangan antara waktu sekolah, belajar, juga istirahat dan bermain. Tabel 5.41 Distribusi Responden Berdasarkan Kesesuaian Jadwal Harian dengan Kepentingan dan Kebutuhan Warga Binaan No. Kategori Frekuensi

1. 2.

3. Sesuai Kurang sesuai Tidak sesuai 15 4 1 75 20 5 Total 20 100 Sumber: Data Primer, 2015 Menurut tabel 5.41 dapat dilihat bahwa jadwal harian yang disusun oleh panti asuhan dan kepala kamar sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan warga binaan. Jadwal harian membantu warga binaan untuk lebih teratur dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Responden yang merasa jadwal harian kurang sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan warga binaan menyatakan bahwa jadwal harian tersebut memberatkan responden karena waktu yang disusun tidak fleksibel dengan kepulangan dari sekolah. Sedangkan, responden yang menyatakan bahwa jadwal harian tidak sesuai kebutuhan memberikan alasan bahwa panti asuhan jarang melakukan review dan tidak bertindak secara fleksibel dalam memantau pelaksanaan jadwal harian sehingga responden pernah harus melaksanakan piket sebanyak 2 kali dalam seminggu. Tabel 5.42 Distribusi Responden Berdasarkan Kewajiban Mengerjakan Tugas Piket Saat Libur No. Kategori Frekuensi

1. 2.

Wajib Tidak wajib 18 2 90 10 Total 20 100 Sumber: Data Primer, 2015 Berdasarkan tabel 5.42 dapat disimpulkan bahwa warga binaan tetap diwajibkan untuk mengerjakan tugas piket bahkan di hari libur sekalipun seperti sabtu, minggu maupun libur nasional. Responden memberikan pernyataan bahwa tugas piket harus tetap dijalankan meski di hari libur karena merupakan tanggung jawab seluruh warga binaan, mereka mengaku memiliki kesempatan untuk berlibur pada hari raya keagamaan. Sedangkan responden yang menjawab tidak diwajibkan mengerjakan tugas piket pada saat libur memberikan alasan bahwa responden belum pernah mendapatkan jadwal untuk membersihkan asrama pada saat libur baik di hari sabtu, minggu maupun libur nasional. Tabel 5.43 Distribusi Responden Berdasarkan Pemberian Waktu Istirahat dan Bermain No. Kategori Frekuensi

1. 2.

Ada Tidak ada 19 1 95 5 Total 20 100 Sumber: Data Primer, 2015 Berdasarkan tabel 5.43 dapat disimpulkan bahwa panti asuhan memberikan waktu kepada warga binaan untuk beristirahat dan bermain setelah pulang sekolah, selesai melaksanakan tugas piket, seusai menjalankan sholat dan sehabis makan. Responden menyatakan bahwa panti asuhan memberikan waktu istirahat dan bermain hanya pada sore dan malam hari saja, dan jika ada anak asuh yang ingin keluar dari lingkungan panti, terlebih dahulu harus meminta ijin kepada pengasuh lalu diberikan rentang waktu. Sedangkan responden yang mengaku bahwa panti asuhan tidak memberikan waktu istirahat dan bermain mengatakan bahwa seusai pulang sekolah, responden harus segera mengerjakan tugas sekolah. Tabel 5.44 Distribusi Responden Berdasarkan Kegiatan Rekreasi yang Diadakan Oleh Panti Asuhan No. Kategori Frekuensi

1. 2.

Pernah Tidak pernah 13 7 65 35 Total 20 100 Sumber: Data Primer, 2015 Berdasarkan tabel 5.44 dapat disimpulkan bahwa panti asuhan pernah mengadakan kegiatan rekreasi di luar lingkungan panti. Kegiatan rekreasi diadakan setahun sekali, hal ini bertujuan untuk memperkenalkan anak asuh kepada dunia luar melalui pengadaan diskusi dan kegiatan bermain sambil belajar. Sementara responden yang menjawab bahwa panti asuhan tidak pernah mengadakan kegiatan rekreasi mengaku karena adanya kendala dengan pimpinan panti yang kurang antusias dengan pengadaan kegiatan rekreasi serta masalah keterbatasan dana khususnya pada tahun 2015 ini.

B. Respon Terhadap Kebutuhan Istirahat dan Bermain Anak

1. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus memberi berbagai fasilitas istirahat dan bermain bagi anak, tanpa diskriminasi sesuai dengan minat mereka. 2. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus menyediakan anggaran untuk memperbaharui atau mengganti berbagai fasilitas bermain anak jika sudah tidak layak digunakan. Tabel 5.45 Distribusi Responden Berdasarkan Pendataan Kebutuhan Bermain Sesuai Minat Warga Binaan No. Kategori Frekuensi

1. 2.

Pernah Tidak pernah 13 7 65 35 Total 20 100 Sumber: Data Primer, 2015 Menurut tabel 5.45 dapat disimpulkan bahwa panti asuhan pernah mendata kebutuhan bermain sesuai dengan minat anak. Pendataan dilakukan untuk mengidentifikasi minat anak dalam memenuhi kebutuhan istirahat dan bermain mereka. Sedangkan responden yang mengaku bahwa panti asuhan tidak pernah mendata kebutuhan bermain warga binaan, menyatakan bahwa semua aktivitas bermain tidak perlu memiliki aturan dan dapat dilakukan berdasarkan inisiatif sendiri. Tabel 5.46 Distribusi Responden Berdasarkan Pengadaan Fasilitas Bermain dan Istirahat No. Kategori Frekuensi

1. 2.

Ada Tidak ada 17 3 65 35 Total 20 100 Sumber: Data Primer, 2015 Berdasarkan tabel 5.46 dapat disimpulkan bahwa 65 responden mengatakan bahwa panti asuhan memfasilitasi kebutuhan bermain warga binaan berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan pelaksana panti sebelumnya. Sedangkan 35 persen responden menyatakan bahwa panti asuhan tidak memberikan fasilitas bermain, mereka mengaku pernah membeli bola kaki menggunakan uang jajan pribadi. Panti asuhan tidak menyusun anggaran khusus untuk menyediakan fasilitas bermain, olahraga, dan kesenian atau segera memperbaiki bahkan menggantinya apabila sudah dianggap tidak layak dan bisa membahayakan keamanan dan keselamatan warga binaan. Tabel 5.47 Distribusi Responden Berdasarkan AdaTidakmya Kegiatan Tambahan yang Diselenggarakan oleh Panti Asuhan No. Kategori Frekuensi

1. 2.

Ada Tidak ada 10 10 50 50 Total 20 100 Sumber: Data Primer, 2015 Berdasarkan tabel 5.47 dapat disimpulkan bahwa 50 mengaku pernah mengikuti kegiatan tambahan yang diadakan oleh panti asuhan seperti lomba adzan, kegiatan mengaji yang dilaksanakan seusai sholat maghrib dan futsal. Sementara 50 menyatakan tidak pernah mendapatkan kegiatan tambahan yang dilaksanakan oleh panti asuhan. Kegiatan tambahan yang mereka dapatkan hanya berdasarkan inisiatif sendiri atau latihan kegiatan ekstrakulikuler seusai pulang sekolah. Menurut observasi peneliti, panti asuhan menyediakan lapangan yang cukup luas sebagai salah satu fasilitas pendukung untuk istirahat dan bermain anak. Hal ini juga terangkum dalam wawancara dengan responden sebagai berikut: Responden 1:“Disini yang ada lapangan bola kak, kadang kita main sepak bola. Nanti main kasti ikut sama anak perempuan juga.” Responden 2:“Kalau menurut saya kak, panti asuhan tidak menyediakan fasilitas untuk bermain ya, kalau lapangan sama kamar tidur kan memang udah seharusnya ada. Ya supaya gak jenuh tinggal di asrama kita pakai ajalah apa yang udah disediakan sama panti.”

13. KegiatanPekerjaan Anak di Lembaga Kesejaheraan Sosial Anak A. Larangan Mempekerjakan Anak