BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan
tujuan menggambarkan atau mendeskrispsikan objek dan fenomena yang ingin diteliti. Termasuk didalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variabel
penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan ada pula produk interaksi yang berlangsung Siagian, 2011: 52. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur
pencapaian SPM Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak di Yayasan Amal Sosial Al- Washliyah Gedung Johor Medan.
Evaluasi program yang digunakan dalam penelitian ini adalah model evaluasi ketimpangan atau kesenjangan The Discrepancy Evaluation Model karena
penelitian ini akan membandingkan pelaksanaan SPM dengan indikator menurut Peraturan Menteri Sosial Nomor 30HUK2011 tentang Standar Nasional
Pengasuhan Untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak. Melalui penelitian deskriptif kuantitatif, penulis ingin menggambarkan secara
menyeluruh tentang pelaksanaan SPM Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak di Yayasan Amal Sosial Al-Washliyah Gedung Johor Medan.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Yayasan Amal Sosial Al-Washliyah Gedung Johor Medan di Jalan Karya Jaya Nomor 267 Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan
Johor Kota Medan. Alasan memilih Yayasan Amal Sosial Al-Washliyah Gedung
Johor Medan sebagai lokasi penelitian adalah peneliti tertarik untuk mengetahui pelaksanaan SPM Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak di yayasan tersebut.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi dapat diartikan sebagai sekumpulan objek, benda, peristiwa atau individu yang akan dikaji dalam suatu penelitian Siagian, 2011: 155. Berdasarkan
pengertian tersebut maka yang akan menjadi populasi dalam penelitian ini adalah warga binaan di Yayasan Amal Sosial Al-Washliyah Gedung Johor Medan, yang
pada saat ini berjumlah 100 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian yang bersifat representatif dari populasi yang datanya diambil secara langsung Siagian, 2011: 156. Jika jumlah sampel lebih dari 100
maka yang diambil adalah 10-20 dari jumlah populasi dan dianggap representatif. Maka yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 20 dari populasi.
Berdasarkan ketentuan tersebut maka perhitungannya adalah 20 x 100 = 20 warga binaan. Maka sampel yang akan diambil peneliti adalah berjumlah 20 orang.
Penarikan sampel adalah proses dimana sejumlah atau sebagian dari populasi dipilih sebagai sumber data sehingga memungkinkan kita membuat suatu
generalisasi yang berkaitan atau berlaku bagi populasi Siagian, 2011: 159, sedangkan teknik penarikan sampel adalah cara yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah dalam rangka pemilihan sebagian atau sejumlah dari populasi dimana ciri-ciri populasi terwakili dalam sampel sehingga dimungkinkan untuk merumuskan
generalisasi yang berkaitan dan berlaku bagi populasi secara keseluruhan. Dengan
demikian tujuan utama penarikan sampel adalah menjamin sampel memiliki ciri-ciri umum dari populasi Siagian, 2011: 160.
Untuk menjamin keterwakilan populasi dan sampel, maka penulis menerapkan teknik penarikan sampel bertujuan purposive sampling technique
dengan menjadikan usia sebagai kriteria. Dalam penelitian ini, peneliti memilih warga binaan berusia 12-17 tahun sebagai sampel karena dianggap lebih mampu
untuk menjawab pertanyaan di dalam kuesioner.
3.4 Teknik Pengumpulan Data