demikian tujuan utama penarikan sampel adalah menjamin sampel memiliki ciri-ciri umum dari populasi Siagian, 2011: 160.
Untuk menjamin keterwakilan populasi dan sampel, maka penulis menerapkan teknik penarikan sampel bertujuan purposive sampling technique
dengan menjadikan usia sebagai kriteria. Dalam penelitian ini, peneliti memilih warga binaan berusia 12-17 tahun sebagai sampel karena dianggap lebih mampu
untuk menjawab pertanyaan di dalam kuesioner.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Untuk mendapatkan informasi atau data yang dibutuhkan dalam penelitian
ini, maka peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: 1.
Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang akan diteliti melalui penelaahan buku, jurnal dan karya tulis
lainnya. 2.
Studi lapangan, yaitu pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan
masalah yang akan diteliti. Adapun alat-alat yang digunakan dalam rangka studi lapangan ini, yaitu:
a Observasi, yaitu pengamatan terhadap objek atau fenomena yang
berkaitan dengan penelitian. b
Wawancara, yaitu percakapan atau tanya jawab yang dilakukan pengumpul data dengan responden yaitu warga binaan dan pengurus
panti untuk memberikan data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian. Dalam melakukan wawancara, peneliti memberikan
pertanyaan yang berbeda kepada pengurus panti dan responden sesuai dengan kapasitas masing-masing.
c Penyebaran kuesioner, yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan
responden yaitu warga binaan melalui pemberian daftar pertanyaan sehingga peneliti memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan
dalam penelitian. Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan tentang pelayanan yang diterima warga binaan selama mendapatkan
pengasuhan di panti asuhan.
3.5 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu dengan menjabarkan hasil
penelitian sebagaimana adanya dengan tahap-tahap sebagai berikut: 1.
Editing, yaitu dengan meneliti data-data yang diperoleh dari penelitian. 2.
Koding, yaitu mengklarifikasi jawaban-jawaban menurut macamnya. 3.
Membuat kategori untuk mengklarifikasi agar data mudah dianalisis dan disimpulkan sehingga jawaban yang beraneka ragam dapat diangkat.
4. Menghitung frekuensi yaitu dengan menghitung besar frekuensi data pada
masing-masing kategori.
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Latar Belakang Berdirinya Yayasan Amal Sosial Al-Washliyah 4.1.1 Sejarah Awal Organisasi Al Djami’yatul Al-Washliyah
Al Djami’yatul Washliyah merupakan organisasi Islam yang lahir pada tanggal 30 November 1930 bertepatan pada tanggal 9 Rajab 1349 H di kota Medan.
Al Jami’yatul Washliyah yang lebih dikenal dengan sebutan Al-Washliyah lahir ketika bangsa Indonesia masih dijajah Belanda Nederlandsh Indie. Tujuan utama
berdirinya organisasi ini adalah untuk mempersatukan umat yang terpecah belah dan berbeda pandangan. Perpecahan dan perbedaan tersebut merupakan salah satu
strategi Belanda untuk terus berkuasa di Indonesia. Oleh karena itu, Organisasi Al Djami’yatul Al-Washliyah turut berkontribusi dalam meraih kemerdekaan Indonesia
dengan menggalang persatuan umat di Indonesia. Upaya memecah belah rakyat terus merasuk hingga ke sendi-sendi agama
Islam. Umat Islam kala itu dapat dipecah belah lantaran perbedaan pandangan dalam hal ibadah dan cabang dari agama Furu’iyah. Kondisi ini terus meruncing, hingga
umat Islam terbagi menjadi dua kelompok yaitu kaum tua dan kaum muda. Perbedaan paham di bidang agama ini semakin hari kian tajam dan sampai pada
tingkat yang meresahkan. Terjadinya perselisihan di kalangan umat Islam di Sumatera Utara khususnya
di kota Medan, membuat para pelajar yang menimba ilmu di Maktab Islamiyah Tapanuli MIT Medan berupaya untuk mempersatukan kembali umat yang terpecah
belah tersebut. Upaya untuk mempersatukan umat Islam terus dilakukan salah satunya dengan mendirikan Organisasi Al Djami’yatul Washliyah yang artinya