Pertanahan Kependudukan dan Catatan Sipil

RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.27 Jangkauan pelayanan sampah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan sampai akhir tahun 2014 telah menjangkau 177 kelurahan. Total produksi sampah yang terangkut tahun 2010 sebanyak 3.544 m3 per hari dan tahun 2014 sampah yang terangkut sebanyak 4.179 m3 per hari, ada peningkatan pengangkutan sampah perhari sebesar 84,81. Kemampuan pelayanan persampahan di Kota Semarang meningkat dari 77 di tahun 2010 menjadi 85 di tahun 2014 dimana volume sampah, sesuai daya tampung TPS seluruhnya terangkut sebesar 3.544 m3hari pada tahun 2010 meningkat menjadi 4.179 m3hari pada tahun 2014. Sedangkan sisanya dikelola secara mandiri oleh masyarakat khususnya di wilayah kecamatan Gunungpati dan Mijen. Kota Semarang hanya memiliki satu unit area TPA yaitu di Kelurahan Jatibarang, dengan luasan ± 46,1830 Ha, yang terbagi menjadi lahan buang seluas ± 27,7098 Ha, dan sebagai infrastruktur kolam lindi leachate, green belt, lahan cover seluas ± 18,4732 Ha. Peningkatan kapasitas pengangkutan sampah ke TPA merupakan salah satu bukti peningkatan kinerja pengelolaan sampah, namun di sisi lain harus diantisipasi kapasitas daya tampung TPA yang tidak bertambah, sehingga jangan sampai terjadi over load pada TPA itu sendiri. Secara normal, daya tampung TPA ± 4,15 juta m3, namun saat ini sampah yang tertimbun sudah mencapai ± 5,75 juta m3. Sehingga perlu segera menerapkan sistem 3 R Reduce, Reuse, Recyle secara lebih intens. Untuk cakupan wilayah yang melaksanakan program “Biopori” di Kota Semarang Meningkatnya dari 15 pada tahun 2012 dari 48 kelurahan menjadi 15 pada tahun 2013 dari 64 kelurahan.

i. Pertanahan

Kebijakan pada urusan pertanahan diarahkan pada upaya peningkatan tertib administrasi pertanahan dan pemecahan masalah-masalah atau konflik pertanahan. Sampai dengan tahun 2013 terdapat 50 Kelurahan yang telah melaksanakan kegiatan Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah P5T. Sedangkan untuk tahun 2014 sebanyak 41 Kelurahan, sehingga sampai dengan tahun 2013 secara keseluruhan sudah dilaksanakan di 91 kelurahan. Kewenangan Pemerintah Kota dalam urusan Pertanahan lebih banyak berperan sebagai fasilitator. Pada tahun 2014 jumlah kasus pertanahan yang masuk sejumlah 20 kasus dan seluruhnya telah difasilitasi dalam upaya penyelesaiannya. Jumlah ini menurun dibandingkan Tahun 2013 sejumlah 25 kasus.

j. Kependudukan dan Catatan Sipil

Keberhasilan urusan Kependudukan dan Catatan Sipil dalam rangka tertib administrasi kependudukan dapat dilihat dari beberapa indikator kinerja antara lain yaitu kepemilikan KTP, rasio bayi berakta kelahiran, rasio pasangan nikah dan penerapan KTP nasional berbasis NIK. Tabel 2.26 Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil di Kota Semarang Tahun 2014 No Uraian Indikator Capaian Keterangan 1 Tingkat Validasi Database Kependudukan 96 penerapan sistem aplikasi SIAK 2 Rasio penduduk ber KTP per satuan penduduk 96 1.256.259 orang atau sebesar 96 dari jumlah wajib KTP RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.28 No Uraian Indikator Capaian Keterangan sebesar 1.206.009 orang 3 Rasio keluarga berKK Kartu Keluarga 100 539.401 KK 4 Rasio bayi berakta kelahiran 92,07 dari 100 bayi terdapat 8 bayi yang belum berakta lahir 5 Rasio pasangan berakta nikah 85 Pasangan Non muslim 6 Jumlah penduduk berNIK Nomor Induk Kependudukan 100 7 Jumlah penduduk meninggal berakta kematian 32 Sumber: Data Olahan Dispendukcapil Kota Semarang, LKPJ Th. 2014 Berdasarkan data diatas dapat dikatakan bahwa penyelenggaraan tertib administrasi kependudukan di Kota Semarang sudah baik. Untuik sisa sebesar 4 pada validasi database, kemungkinan hal itu berasal dari data ganda dan data rusak data yang karena kesalahan proses pelaporan, misalnya kepala keluargaheader KK meninggalpindah, namun tidak melakukan perubahan susunan, sehingga data anggota keluarga rusak, serta data yang sedang dalam proses transaksi LAMPID lahir, mati, pindah dan datang. Sedangkan sejumlah 4 penduduk yang belum berKTP adalah jumlah penduduk mutasi dan wajib KTP pemula yang belum memiliki KTP.

k. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak