RKPD Kota Semarang Tahun 2016
II.28
No Uraian Indikator
Capaian Keterangan
sebesar 1.206.009 orang 3
Rasio keluarga berKK Kartu Keluarga 100
539.401 KK 4
Rasio bayi berakta kelahiran 92,07
dari 100 bayi terdapat 8 bayi yang belum berakta lahir
5 Rasio pasangan berakta nikah
85 Pasangan Non muslim
6 Jumlah penduduk berNIK Nomor Induk
Kependudukan 100
7 Jumlah
penduduk meninggal
berakta kematian
32 Sumber: Data Olahan Dispendukcapil Kota Semarang, LKPJ Th. 2014
Berdasarkan data diatas dapat dikatakan bahwa penyelenggaraan tertib administrasi kependudukan di Kota Semarang sudah baik. Untuik sisa sebesar
4 pada validasi database, kemungkinan hal itu berasal dari data ganda dan data rusak data yang karena kesalahan proses pelaporan, misalnya kepala
keluargaheader KK meninggalpindah, namun tidak melakukan perubahan susunan, sehingga data anggota keluarga rusak, serta data yang sedang dalam
proses transaksi LAMPID lahir, mati, pindah dan datang. Sedangkan sejumlah 4 penduduk yang belum berKTP adalah jumlah penduduk mutasi dan wajib KTP
pemula yang belum memiliki KTP.
k. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Pemerintah Kota Semarang sangat intens terhadap permasalahan kekerasan dalam rumah tangga KDRT meskipun jumlah kasus kekerasan terhadap
perempuan dan anak mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi 109 kasus.
Tabel 2.27 Urusan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
di Kota Semarang
Tahun 2013- 2014
NO INDIKATOR KINERJA
TAHUN 2013 TAHUN 2014
1 Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan
anak 109
109 2
Rasio KDRT 0,021
0,021 3
Tingkat keterwakilan perempuan di DPRD Kota Semarang
Jumlah anggota DPRD Jumlah anggota DPRD yang berjenis kelamin
perempuan 46
9 46
9 4
Tingkat partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
Jumlah pegawai Pemerintah Kota Semarang yang berjenis kelamin perempuan PNS honorer
Jumlah PNS perempuan yang menjabat eselon II di Pemerintah Kota Semarang
Jumlah PNS perempuan yang menjabat eselon III di Pemerintah Kota Semarang
Jumlah PNS perempuan yang menjabat eselon IV di Pemerintah Kota Semarang
8.934 12
46 692
8.934 12
46 692
Sumber: Data Olahan Bappermasper KB Kota Semarang, LKPJ Th. 2014 data tahun 2013
RKPD Kota Semarang Tahun 2016
II.29
l. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Tingkat partisipasi masyarakat Kota Semarang dalam ber-KB pada tahun 2014 mengalami kenaikan dari 76,46 di tahun 2013 menjadi 76,67 di tahun
2014. Jumlah peserta KB aktif juga mengalami peningkatan dari 201.739 orang di tahun 2013 menjadi 203.328 orang di tahun 2014. Jumlah pasangan usia subur
PUS juga mengalami peningkatan dari 263.862 orang di tahun 2013 menjadi 265.215 orang di tahun 2014. Sedangkan untuk pengendalian angka kelahiran
atau Total Fertility Rate TFR tahun 2014 sebesar 2,02, menurun dibanding tahun 2013 yang sebesar 2,12. TFR adalah gambaran mengenai rata-rata jumlah anak
yang dilahirkan seorang perempuan usia subur 15 sampai 49 tahun.
m. Sosial
Jumlah PMKS Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kota Semarang menurut data sektoral SKPD mengalami kondisi yang semakin membaik yaitu
turun sekitar 28,30 hal ini dikarenakan Pemkot menggalakkan penertiban frekuensi 5 kali per bulan dan 3 kali penyuluhan sosial terhadap orang
PGOTAnak JalananWTS. Sedangkan untuk jumlah PMKS yang mendapatkan penanganan meningkat dari 4.022 jiwa di tahun 2012 menjadi 8.978 jiwa di tahun
2013. Meski cakupan penangan meningkat dari tahun lalu yang hanya 3,19 namun penanganan tahun ini yang mencapai 9,1 dirasakan masih belum
optimal kareba hanya menyentuh sebagian kecil dari jumlah PMKS. Salah satu bentuk
penanganan terlihat
dari kegiatan
pemberdayaan kelembagaan
kesejahteraan sosial.
Tabel 2.28 Urusan Sosial di Kota Semarang Tahun 2013-2014
NO URAIAN
2013 2014
1 Jumlah penyandang masalah sosial
57.244 67.986
Jumlah yang tertangani 3.542
6,19
54.651
80,39
2 Jumlah sarana Sosial yang ada
119 119
Jumlah yang mendapat bantuan sarpras 74
74 Sumber: LKPJ Kota Semarang, 2014
Data tahun 2014
Upaya penanganan sudah dilakukan oleh Pemerintah untuk mengatasi PMKS tersebut, tetapi mengubah pola pikir untuk hidup yang layak dengan kemampuan
yang ada memang bukan pekerjaan yang mudah dan instan. Penyebab yang paling mendasar terjadinya PMKS adalah karena faktor kemiskinan, pendidikan yang
rendah, tidak mempunyai ketrampilan, tidak mempunyai pekerjaan tetap, dan penghasilan yang rendah.
Tabel 2.29 Jumlah Penyandang Cacat Yang Mendapatkan Bantuan Tahun 2010-2014
Uraian Tahun
2010 Tahun
2011 Tahun
2012 Tahun
2013 Tahun
2014
Jumlah Penyandang Cacat dan eks Trauma yang mendapatkan
bantuan 127
47 58
55 120
Sumber : Data Dinas Sosial, Pemuda dan Olahraga Tahun 2010-2014
Pada tahun 2010-2014 telah dilaksanakan pemberian bantuan kepada penyandang cacat dan trauma baik berupa bantuan modal usaha maupun
pelatihan ketrampilan.
RKPD Kota Semarang Tahun 2016
II.30
Tabel 2.30 Jumlah Panti AsuhanPanti Sosial Yang Diberi Bantuan Tahun 2010-2014
Uraian Tahun
2010 Tahun
2011 Tahun
2012 Tahun
2013 Tahun
2014
Jumlah Panti AsuhanPanti Sosial
62 74
80 55
36
Sumber : Data Dinas Sosial, Pemuda dan Olahraga Tahun 2010-2014
Tabel 2.31 Jumlah Kelompok Usaha Bersama KUBE dan Tempat Ibadah Yang
Mendapatkan Bantuan Tahun 2010-2014 Uraian
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Jumlah KUBE yang ada
- 65
kelompok 70
kelompok 70
kelompok 70
kelompok Pemberian bantuan
pada tempat ibadah keagamaan proposal
569 -
37 37
61
Sumber : Dinsospora dan Bagian Kesra Setda Kota Semarang
Pada tahun 2011 terbitlah regulasi baru terkait pedoman pemberian hibah dan bansos yaitu Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian
Hibah dan Bansos yang bersumber dari APBD. Hal ini menyebabkan perlu dilakukan kajian-kajian terhadap permohonan hibah dan bansos. Pada tahun
2012 dan 2013 jumlah tempat ibadah keagamaan yang diberikan bantuan masing- masing sebanyak 31 proposal. Kemudian tahun 2014 jumlah tempat ibadah
keagamaan yang diberikan bantuan masing-masing sebanyak 61 proposal.
n. Ketenagakerjaan