Perencanaan Pembangunan Perhubungan PENUTUP

RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.24 Untuk penataan reklame sampai dengan tahun 2014 ini mulai dirasakan membaik di Kota Semarang. Jumlah titik reklame yamg mengalami penurunan dan jumlah reklame yang ditertibkan bertambah, dapat diindikasikan bahwa penataan reklame di Kota Semarang mulai digalakkan dengan lebih tertib.

f. Perencanaan Pembangunan

Pada tahun 2014, Perencanaan Pembangunan di Kota Semarang dikatakan semakin baik, di samping terlihat dari ketersediaan dokumen perencanaan pembangunan seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Tahun 2010-2015, RTRW Rencana Tata Ruang dan Rencana Wilayah Tahun 2011-2030 serta Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Tahun 2015 dan Perubahan RKPD Tahun 2014. Hal tersebut juga didukung dengan adanya SIMPERDA Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah yang dikelola oleh Bappeda yang menyediakan fasilitas dan kemudahan dari perencanaan tingkat Kelurahan sampai tingkat Kota termasuk juga evaluasi dan pengendalian program serta kegiatannya. Selain itu pada tahun 2014 pengendalian program kegiatan juga telah dilakukan melalui SIMONDA Sistem Monitoring dan Pengendalian.

g. Perhubungan

Kinerja urusan perhubungan dapat tidak terlepas dari sektor transportasi. Transportasi berfungsi sebagai penggerak, pendorong dan penunjang pembangunan. Menjadi konsekuen logis keberadaan transportasi harus mampu menghasilkan jasa layanan yang handal, dengan tetap mengikuti perkembangan baik internal maupun eksternal sistem yang harus disikapi secara komprehensif untuk memberikan solusi pelayanan transportasi yang terbaik. Tabel 2.22 Urusan Perhubungan Angkutan Umum Massal di Kota Semarang Tahun 2013-2014 URAIAN SATUAN 2013 2014 Angkutan umum massal 1 Pelayanan angkutan umum massal BRT koridor 3 4 2 Ketersediaan terminal dan sub terminal - Jumlah Terminal unit 5 5 - Jumlah Sub Terminal unit 3 Pelayanan Angkutan di Terminal - Jumlah angkutan yang keluar masuk Rit 308.297 359.048 - Jumlah penumpang Orang 4.767.769 4.085.195 4 Presentase penduduk yang menggunakan moda transportasi massal dibanding jumlah penduduk - Juml penumpang moda transportasi massal org 3.821.144 5.821.623 5 Ketersediaan sarana pendukung moda transportasi massal - Jumlah halte unit 140 186 6 Cakupan wilayah terlayani transportasi 90 90 Sumber: Data Olahan Dishubkominfo Kota Semarang th. 2014 Jumlah penumpang angkutan umum di Kota Semarang meningkat jika dilihat dari jumlah penumpang moda transportasi massal menjadi 5.821.623 orang terangkut. Ketersediaan sarana dan prasarana penunjang juga menjadi indikator keberhasilan pada urusan perhubungan. Jumlah trayek yang dilayani BRT di tahun 2014 ini bertambah menjadi 4 koridor, koridor I: Mangkang- Penggaron, koridor II: Terboyo-Sisemut, koridor III: Taman Diponegoro – RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.25 Pelabuhan Tanjung Mas serta koridor IV: Cangkiran – Bandara Ahmad Yani. Tabel 2.23 Urusan Perhubungan Titik Parkir di Kota Semarang Tahun 2013-2014 URAIAN SATUAN 2013 2014 Parkir 1 Jumlah titik lokasi parkir - Parkir tepi jalan umum titik 1.127 1.089 - Parkir khusus titik 183 203 - Jumlah juru parkir org 1.127 1.127 Sumber: Data Olahan Dishubkominfo Kota Semarang th. 2014 Secara data statistik jumlah titik parkir on street memang menurun, namun terus pengendalian jumlah parkir on street ini harus terus dilakukan, karena hal ini akan sangat berpengaruh terhadap kelancaran lalu lintas dalam kota. Tabel 2.24 Urusan Perhubungan Lalu Lintas di Kota Semarang Tahun 2013-2014 URAIAN SATUAN 2013 2014 Lalu Lintas 1 Tingkat ruas jalan rawan kemacetan lalu lintas 12 12 2 Ketersediaan sarpras lalu lintas - Jumlah rambu lalu lintas terpasang bh 2.718 2.996 - Panjang marka jalan m 30.767 31.936 - Jumlah penunjuk jalan RPPJ unit 110 147 - ATCS simpang 6 13 3 Titik lokasi yang rawan kemacetan pada saat jam-jam sibuk jam berangkat pulang kerja 6.20-7.30 dan 15.15-17.45 titik 12 titik 12 titik Sumber: Data Olahan Dishubkominfo Kota Semarang th. 2014 Hal yang perlu menjadi perhatian serius yaitu terkait kondisi VC rasio jalan-jalan di Kota Semarang, dengan bertambahnya armada bus diharapkan rasio jumlah kendaraan pribadi dan angkutan umum kecil lainnya ikut berkurang serta waktu jarak tempuh perjalanan harus semakin cepat. Hal lainnya yang perlu diperhatikan antara lain: penambahanpemanfaatan Automatic Traffic Control System ATCS yang terhubungkan di semua titik lokasi lampu lalu lintas, optimalisasi dan penataan terminal-terminal angkutan darat sebagai terminal penumpang.

h. Lingkungan Hidup