Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,

RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.35 NO INDIKATOR KINERJA SATUAN CAPAIAN TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 - Demo Unjuk Rasa yang berakhr dengan ricuh - Demo Unjuk Rasa yang berakhir dengan damai kali kali 74 72 101 124 133 4. Pendataan Warga Negara Asing - Jumlah WNA di Kota Semarang - Pembinaan WNA di Kota Semarang orang kegiatan 603 25 716 25 603 25 697 25 746 25 5. - Cakupan petugas perlindungan masyarakat per penduduk - Jumlah Anggota Linmas yang terdaftar. orang jml pen orang 0,41 6378 0,42 6478 0,42 6555 0,47 7458 0,47 7470 6. Jumlah petugas Linmas yang sudah difasilitasi dibagi Jumlah keseluruhan petugas linmas. orang akumulasi 8,1 517 517 11,6 240 757 15,8 284 1041 23,4 707 1748 34,2 814 2562 7. Peningkatan SDM Linmas : - Kesejahteraan LINMAS - Pelatihan LINMAS - Pemenuhan Sarpras Linmas kegiatan kegiatan keg-org orang jumlah 1 5 1 177 277 2 6 1 177 2 6 1 177 2 7 1 150 460 2 7 1 177 540 8. Kegiatan Posko Kewaspadaan Linmas kegiatan 730 730 730 730 730 9. Fasilitasi Monev Poskamling Jumlah Poskamling Perlengkapan Poskamling kegiatan jumlah jumlah 2 32 12 2 32 12 2 32 12 2 32 12 2 32 12 Sumber: Kantor Kesbangpoldagri Kota Semarang, Tahun 2010-2014

t. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,

Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Seiring dengan pelaksanaan desentralisasi, urusan otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian dilaksanakan dengan tujuan untuk mendukung pencapaian kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi dari masyarakat. Pada tahun 2014, beberapa produk hukum yang dihasilkan oleh DPRD berupa Peraturan Daerah dan Keputusan DPRD adalah sebagai berikut : jumlah raperda yang masuk dalam prolegda sebanyak 42 buah yang terdiri dari Raperda RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.36 yang merupakan usulaninisiatif Dewan sebanyak 23 Raperda dan sisanya berjumlah 19 Raperda merupakan usulan eksekutif. Dari 42 Raperda yang masuk Prolegda tahun 2014, yang berhasil dibahas dalam sidang sidang DPRD dan telah ditetapkan menjadi Perda sebanyak 11 Perda atau sekitar 26. Dari 11 Raperda yang telah ditetapkan menjadi Perda, 3 Perda merupakan inisiatif DPRD, dan sisanya yang sebanyak 8 Perda merupakan usulan eksekutif. Sedangkan pada tahun 2013, dari 29 Raperda yang masuk Prolegda telah berhasil ditetapkan oleh DPRD menjadi perda sebanyak 12 Perda, atau sekitar 41,37. Untuk meringankan beban masyarakat kurang mampuwarga miskin yang sedang menghadapi masalah hukum, Pemerintah Kota Semarang selalu berusaha memberikan bantuan hukum kepada yang bersangkutan. Pada tahun 2014, Pemerintah Kota Semarang telah memberikan bantuan hukum kepada 154 orang kurang mampuwarga miskin dalam menghadapi masalah hukum di peradilan. Sedangkan pada tahun 2013, jumlah masyarakat kurang mampuwarga miskin yang mendapat bantuan hukum dari Pemerintah Kota Semarang sebanyak 114 orang. Selain kepada masyarakat kurang mampuwarga miskin tersebut, bantuan hukum dalam bentuk fasilitasi dan pendampingan hukum juga diberikan kepada PNS di lingkungan Pemerintah Kota Semarang yang sedang menghadapi masalah hukum diperadilan. Pada tahun 2014, jumlah PNS yang mendapat fasilitasi dan pendampingan dari Pemerintah Kota Semarang dalam menghadapi masalah hukum sebagai saksi, tersangka, maupun terdakwa baik di Kepolisian, di Kejaksaan, maupun di Pengadilan sebanyak 30 orang. Sedangkan pada tahun 2013 jumlah PNS Pemerintah Kota Semarang yang mendapat fasilitasi dan pendampingan hukum dari Pemerintah Kota Semarang sebanyak 133 PNS. Adapun terkait dengan perkara hukum yang dialami oleh Pemerintah Kota Semarang, pada tahun 2014 jumlah perkara hukum Pemerintah Kota Semarang sebanyak 46 perkara. Dari jumlah tersebut yang sudah sampai pada keputusan akhir Incraht sebanyak 17 perkara, dan sisanya yang 25 perkara masih dalam proses Hukum. Sedangkan jumlah perkara hukum Pemerintah Kota Semarang Tahun 2013 sebanyak 23 perkara. Dari 23 perkara tersebut, yang sudah sampai pada keputusan akhir Incraht sebanyak 8 perkara, dan sisanya yang 15 perkara masih dalam proses Hukum. Dalam rangka meningkatkan kualitas penanganan pengaduan masyarakat, pada tahun 2014 Pemerintah Kota Semarang telah melakukan perubahan organisasi yang bertugas mengelola penanganan pengaduan masyarakat dari yang semula dengan nama Pusat Penanganan Pengaduan Pelayanan Publik P5 menjadi Pusat Penanganan Pengaduan Masyarakat P3M yang telah diresmikan bersamaan dengan peresmian Pusat Informasi Publik PIP Pemerintah Kota Semarang pada tanggal 28 Oktober 2014. Berdasarkan data dari Bagian Organisasi, pada tahun 2014 terdapat pengaduan masyarakat yang masuk ke Pusat Penanganan Pengaduan Pelayanan Publik P5 dan Pusat Penanganan Pengaduan Masyarakat P3M sebanyak 389 pengaduan. Dari jumlah tersebut yang telah selesai ditindaklanjuti sebanyak 389 pengaduan atau 100 . Adapun pada tahun 2013, Pusat Penanganan Pengaduan Pelayanan Publik P5 Pemerintah Kota Semarang telah menerima pengaduan masyarakat atas pelaksanaan pelayanan publik sebanyak 338 pengaduan. Dari 338 pengaduan tersebut yang telah ditindaklanjuti oleh SKPD yang bersangkutan sebanyak 338 pengaduan atau 100. Pada tahun 2014 pemerintah Kota Semarang telah berupaya untuk menyusun besaran Indek Kepuasan Masyarakat IKM, yang hasilnya telah dituang dalam bentuk dokumen tentang Indek Kepuasan Masyarakat IKM, dimana dapat diketahui bahwa besaran Indek Kepuasan Masyarakat pada tahun 2014 sebesar RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.37 73,738 sedangkan pada tahun 2013 Indek Kepuasan Masyarakat sebesar 74,832. Adanya penurunan IKM ini disebabkan karena sasaran unit pelayanan yang disurvei pada tahun 2013 berbeda dengan yang disurvei pada tahun 2014. Berbedanya unit pelayanan yang disurvey antara tahun 2013 dan 2014 ini dilakukan karena dalam Survey IKM yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang setiap tahun belum mampu menjangkau seluruh unit pelayanan di lingkungan Pemerintah Kota Semarang. Sehubungan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD, pada tahun 2014 belanja daerah ditargetkan sebesar Rp.3.737.509.710.000,- meningkat 17,38 dari anggaran belanja tahun 2013 yang hanya sebesar Rp. 3.184.087.019.000,-. Sedangkan pendapatan daerah tahun 2014 ditargetkan sebesar Rp.2.865.509.578.000,- atau naik sebesar 14,80 dari anggaran tahun 2013 yang sebesar Rp. 2.496.077.336.000,- Berkaitan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD, belanja daerah Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2014 ditargetkan sebesar Rp.3.737.509.710.000,- dan realisasinya sebesar Rp.2.961.976.689.386 atau sekitar 79,25 persen. Adapun pendapatan daerah ditarget sebesar Rp.2.865.509.578.000 dan realisasinya sebesar Rp. 3.185.786.667.455 atau sekitar 111,18 persen. Jika dibandingkan pendapatan daerah tahun 2013 yang sebesar Rp.2.796.570.726.860, maka realisasi pendapatan daerah tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 17,44 persen. Salah sumber Pendapatan daerah adalah Pendapatan Asli Daerah. Pada tahun 2014 PAD Kota Semarang adalah sebesar Rp. 1.158.137.854.383,-dengan Pendapatan Asli Daerah PAD sebesar itu, maka tingkat kemandirian daerah Pemerintah Kota Semarang Tahun 2014 sebesar 36,35 persen. jika dibandingkan dengan Pendapatan Asli Daerah PAD tahun 2013 yang sebesar Rp.925.919.310.506,- maka Pendapatan Asli Daerah tahun 2014 ini mengalami peningkatan sebesar 25,07 persen. Pajak daerah merupakan penyumbang terbesar dari Pendapatan Asli Daerah PAD. Pada tahun 2014, PAD yang berasal dari pajak daerah sebesar Rp. 791.764.929.686,- atau sekitar 68,36 persen dari PAD. Penerimaan pajak daerah tahun 2014 ini jika dibandingkan dengan penerimaan pajak daerah tahun 2013 yang sebesar Rp.683.708.489.950,- mengalami kenaikan sebesar 86,35 persen. Terkait dengan objek pajak PBB. Pada tahun 2014 jumlah objek PBB sebanyak 515.151 objek pajak . Sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 481.355 objek pajak. Jumlah wajib pajak daerah tahun 2014 sebanyak 921.313 wajib pajak. Adapun pada tahun 2013 jumlah wajib pajak daerah sebanyak 937.235 wajib pajak. Dari jumlah tersebut, yang membayar pajak sesuai dengan ketentuan waktu pembayaran adalah sebanyak 425.573 wajib pajak, atau sekitar 45,4 persen.

u. Ketahanan Pangan