RKPD Kota Semarang Tahun 2016
II.12
Gambar 2.2
Laju Inflasi dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang Tahun 2009-2014
Sumber : BPS Kota Semarang, 2014 Data sangat sementara data diolah
Tingginya inflasi di tahun 2014 disebabkan antara lain oleh kenaikan harga BBM di bulan November yang memicu kenaikan harga-harga komoditas utama.
Inflasi di tahun 2014 terutama disumbangkan oleh komoditas bensin, cabai merah, beras, tarif listrik, bahan bakar rumah tangga, cabai rawit, angkutan
dalam kota dan tukang bukan mandor.
c. Pendapatan per Kapita
Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu daerah. Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan
suatu daerah dengan jumlah penduduk daerah tersebut. Pendapatan per kapita juga merefleksikan PDB per kapita. Pendapatan per kapita sering digunakan
sebagai tolok ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah daerah; semakin besar pendapatan per kapitanya, semakin makmur daerah tersebut
Ditinjau dari jumlah PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2011-2014, Kota Semarang mengalami peningkatan pada tahun 2014. Pada tahun
2013 nilainya sebesar Rp. 39.124.435,42 dan di tahun 2014 nilainya meningkat menjadi Rp. 43.230.365,42. Peningkatan nilai PDRB per kapita ini secara umum
menandakan adanya tingkat pendapatan masyarakat yang lebih baik, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Kota Semarang.
d. Indeks Gini
Untuk memberikan gambaran tentang tingkat pemerataan maupun ketimpangan pendapatan Kota Semarang digunakan pendekatan teori Gini Ratio
yaitu menetapkan sebuah kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah pola pengeluaran suatu masyarakat ada pada ketimpangan taraf rendah, sedang
atau tinggi. Indeks gini adalah ukuran ketimpangan ekonomi dalam pendapatan distribusi yang ditentukan dengan koefisien gini rasio antara 0
– 1 0 dan 1. Secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
0,00 G 0,35 → pemerataan tinggi ketimpangan rendah
0,35 G 0,50 → pemerataan ketimpangan sedang
G 0,50 → pemerataan rendah ketimpangan tinggi
2, 78
6, 96
3, 79
4, 3
8, 38
8, 36
3 ,3
2 6
,8 8
2 ,6
8 4
,2 4
7 ,9
8 8
,2 2
3,19 7,11
2,87 4,85
8,19 8,53
5,34 5,87
6,41 6,42
6,2 5,64
2 3
4 5
6 7
8 9
2009 2010
2011 2012
2013 2014
Inflasi Nas Inflasi Jateng
Inflasi Kota SMG LPE Kota SMG
LPE Kota SMG INFLASI Kota SMG
RKPD Kota Semarang Tahun 2016
II.13
Gambar 2.3 Indek Gini Kota Semarang
Tahun 2011-2014
Sumber BPS Kota Semarang, bps.go.id, 2014 data diolah Data Sangat Sementara
Data Sangat Sangat Sementara
Dari data BPS tahun 2013 seperti terlihat pada tabel diatas, indeks Gini Ratio Kota Semarang tahun 2014 diperkirakan akan mencapai angka 0,3836. Meski
hal ini berarti ketimpangan pendapatan penduduk di Kota Semarang masih dalam level sedang, namun tetap harus menjadi perhatian Pemerintah Kota Semarang
karena angka ketimpangan ini menunjukkan peningkatan dari tahun 2012 yang hanya menunjuk pada angka 0,3518.
e. Rasio Penduduk Miskin
Ketimpangan distribusi pendapatan sangat erat hubungannya dengan kemiskinan. Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di
dunia. Menurut Kuncoro 1997, kemiskinan dapat ditinjau dari 2 sisi, yaitu : pertama, kemiskinan absolute, dimana dengan pendekatan ini di identifikasikan
jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan tertentu. kedua, kemiskinan relatif, yaitu pangsa pendapatan nasional yang diterima oleh masing-
masing golongan pendapatan.
Tabel 2.10 Jumlah Penduduk Warga Miskin Kota Semarang
Tahun 2011-2014
No Tahun
Kota Semarang Prov Jateng
Versi Bappeda Versi BPS
Versi BPS Jiwa
Jiwa Jiwa
1 2011
448.398 26,44
88.453 5,68
5,256 juta 16,21 2
2012 448.398
26,44 81.900
5,13 4,863 juta 14,98
3 2013
373.978 21,49
81.900 5,13
4,811 juta 14,44 0,3545
0,3518 0,3514
0,3885 0,41
0,41 0,413
0,413
0,25 0,3
0,35 0,4
0,45 0,5
0,55
2011 2012
2013 2014
Kota SMG Nasional
Tinggi
Rendah
RKPD Kota Semarang Tahun 2016
II.14
No Tahun
Kota Semarang Prov Jateng
Versi Bappeda Versi BPS
Versi BPS Jiwa
Jiwa Jiwa
4 2014
373.978 21,49
n-a n-a
4,836 juta 14,46
Sumber : - Keputusan Walikota Semarang Nomor 050716 Tentang Penetapan Warga Miskin Kota Semarang
Tahun 2013 - Jateng.bps.go.id
Versi BPS prov. Jateng update September 2012 data update per bulan Maret dan September Data tahun lalu
Pemerintah Kota Semarang memperhitungkan rasio kemiskinan di Kota Semarang didasarkan pada identifikasi dan verifikasi warga miskin yang dilakukan
setiap 2 tahun sekali dan akan dituangkan kedalam Keputusan Walikota. Untuk tahun 2013 sesuai dengan Keputusan Walikota Semarang Nomor 050716
Tentang Penetapan Warga Miskin Kota Semarang Tahun 2013 jumlah warga miskin mencapai 373.978 jiwa atau mencapai 21,49 . Sedangkan untuk data
warga miskin tahun 2014 masih menggunakan data tahun lalu dan akan dilakukan identifikasi dan verifikasi ulang di tahun 2015. Meski secara statistik
angka ini mengalami penurunan cukup signifikan dari tahun sebelumnya namun masih diperlukan usaha yang cukup keras bagi Pemerintah Kota Semarang untuk
mencapai target indikator yang tertuang dalam dokumen RPJMD 2010-2015.
Sebagai bahan pertimbangan, berdasarkan data versi BPS Prov. Jateng, data rilis September 2012 rasio penduduk miskin Kota Semarang hanya menyentuh
angka 5,13 dan bahkan jauh lebih rendah bila dibandingkan angka kemiskinan Jawa Tengah yang mencapai rasio 14,46 atau 4.836 juta jiwa per bulan Maret
tahun 2014.
f. Angka Kriminalitas