Ketahanan Pangan Pemberdayaan Masyarakat

RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.37 73,738 sedangkan pada tahun 2013 Indek Kepuasan Masyarakat sebesar 74,832. Adanya penurunan IKM ini disebabkan karena sasaran unit pelayanan yang disurvei pada tahun 2013 berbeda dengan yang disurvei pada tahun 2014. Berbedanya unit pelayanan yang disurvey antara tahun 2013 dan 2014 ini dilakukan karena dalam Survey IKM yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang setiap tahun belum mampu menjangkau seluruh unit pelayanan di lingkungan Pemerintah Kota Semarang. Sehubungan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD, pada tahun 2014 belanja daerah ditargetkan sebesar Rp.3.737.509.710.000,- meningkat 17,38 dari anggaran belanja tahun 2013 yang hanya sebesar Rp. 3.184.087.019.000,-. Sedangkan pendapatan daerah tahun 2014 ditargetkan sebesar Rp.2.865.509.578.000,- atau naik sebesar 14,80 dari anggaran tahun 2013 yang sebesar Rp. 2.496.077.336.000,- Berkaitan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD, belanja daerah Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2014 ditargetkan sebesar Rp.3.737.509.710.000,- dan realisasinya sebesar Rp.2.961.976.689.386 atau sekitar 79,25 persen. Adapun pendapatan daerah ditarget sebesar Rp.2.865.509.578.000 dan realisasinya sebesar Rp. 3.185.786.667.455 atau sekitar 111,18 persen. Jika dibandingkan pendapatan daerah tahun 2013 yang sebesar Rp.2.796.570.726.860, maka realisasi pendapatan daerah tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 17,44 persen. Salah sumber Pendapatan daerah adalah Pendapatan Asli Daerah. Pada tahun 2014 PAD Kota Semarang adalah sebesar Rp. 1.158.137.854.383,-dengan Pendapatan Asli Daerah PAD sebesar itu, maka tingkat kemandirian daerah Pemerintah Kota Semarang Tahun 2014 sebesar 36,35 persen. jika dibandingkan dengan Pendapatan Asli Daerah PAD tahun 2013 yang sebesar Rp.925.919.310.506,- maka Pendapatan Asli Daerah tahun 2014 ini mengalami peningkatan sebesar 25,07 persen. Pajak daerah merupakan penyumbang terbesar dari Pendapatan Asli Daerah PAD. Pada tahun 2014, PAD yang berasal dari pajak daerah sebesar Rp. 791.764.929.686,- atau sekitar 68,36 persen dari PAD. Penerimaan pajak daerah tahun 2014 ini jika dibandingkan dengan penerimaan pajak daerah tahun 2013 yang sebesar Rp.683.708.489.950,- mengalami kenaikan sebesar 86,35 persen. Terkait dengan objek pajak PBB. Pada tahun 2014 jumlah objek PBB sebanyak 515.151 objek pajak . Sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 481.355 objek pajak. Jumlah wajib pajak daerah tahun 2014 sebanyak 921.313 wajib pajak. Adapun pada tahun 2013 jumlah wajib pajak daerah sebanyak 937.235 wajib pajak. Dari jumlah tersebut, yang membayar pajak sesuai dengan ketentuan waktu pembayaran adalah sebanyak 425.573 wajib pajak, atau sekitar 45,4 persen.

u. Ketahanan Pangan

Kinerja pelayanan urusan ketahanan pangan dapat terlihat dari indikator ketersediaan pangan utama, skor pola pangan harapan, dan jumlah keluarga rawan pangan yang dibantu. Kelurahan mandiri pangan sampai dengan tahun 2014 sudah berjumlah 16 kelurahan bertambah 4 kelurahan dibandingkan tahun 2013. Sampai dengan tahun 2014, sasaran pemberian bantuan mandiri pangan berjumlah 60 kelompok afinitas 805 KK. Tabel 2.41 Kinerja Makro Urusan Ketahanan Pangan Tahun 2010-2014 NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN CAPAIAN TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 1 Ketersediaan Kg1000pend 111.021 118.96 167.08 169.59 227.07 RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.38 Pangan utama per 1000 penduduk uduk 2 6 5 2 Skor pola pangan harapan Angka 79 84 86,3 88,7 90,6 3 Jumlah warung desa lumbung Warung Kelurahan 2 10 17 25 46 4 Produk pangan olahan pangan yang memenuhi standar mutu PIRT 177 189 191 191 191 5 Penanganan daerah rawan pangan daerah 4 19 34 56 74 6 Jumlah temuan pangan yang tidak aman dikonsumsi temuan - 58 57 20 18 7 Kelurahan mandiri pangan Kelurahan 4 7 10 12 16 8 Kelancaran akses pangan masyarakat miskin KK 600 900 1.375 1.665 2.090 Sumber Data : Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang, Tahun 2010-2014 Tolok ukur tingkat ketahanan pangan daerah kelancaran distribusi pangan adalah ketersediaan pangan utama kg1000 penduduk. Ketersediaan pangan utama penduduk Kota Semarang mengalami peningkatan pada tahun 2010 sebesar Rp. 111.021 kg1000penduduk dan di tahun 2014 meningkat 227.075 kg1000penduduk. Hal ini juga disebabkan oleh terjadinya peningkatan pasokan pangan dari luar daerah serta produktivitas hasil pertanian. Hal ini juga mempunyai pengaruh tercukupinya bahan pangan pokok bagi masyarakat Kota Semarang pada umumnya. Ke depannya langkah-langkah atau kebijakan yang akan diambil adalah meningkatkan distribusi dan akses pangan bagi masyarakat

v. Pemberdayaan Masyarakat

Kinerja pembangunan pada urusan pemberdayaan masyarakat, dapat dilihat dari keterlibatan lembaga masyarakat dan masyarakat dalam pembangunan. Pemerintah tidak mampu menangani sendiri tanpa dukungan dan peran serta semua pihak yaitu swasta, pelaku usaha, perguruan tinggi, LSM dan masyarakat. Berdasarkan data SIPD th. 2014, jumlah LSM lokal di Kota Semarang sebanyak 42 buah lebih banyak dari jumlah LSM Nasional yang berjumlah . Berdasarkan cakupan kegiatannya, selama tahun 2014 telah dapat dicapai angka 100 untuk cakupan PKK yang aktif, swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat serta pemeliharaan pasca program pemberdayaan masyarakat. Sedangkan jumlah kelompok binaan PKK mencapai 32 buah.

w. Statistik