Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan Prioritas dan Sasaran

RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.136 yang tidak diatasi. Faktor-faktor yang menjadi peluang maupun yang menjadi faktor penghambat perlu ditelaah dan dianalisis lebih dalam. Tujuan dari perumusan permasalahan pembangunan daerah adalah untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegagalan kinerja pembangunan daerah dimasa lalu, khususnya yang berhubungan dengan kemampuan manajemen pemerintahan dalam memberdayakan kewenangan yang dimilikinya. Selain itu tahun 2015 adalah periode tahun terakhir dari tahapan Perencanaan Pembangunan Daerah Jangka Menengah RPJMD Kota Semarang 2010-2015. Untuk itulah sebagai tahun transisi, dokumen RKPD Tahun 2015 ini harus mampu menyelesaikan tujuan akhir dari perencanaan RPJMD 2010-2015 sekaligus mempersiapkan jawaban dari tantangan yang akan datang dalam RPJMD periode depan yakni periode tahun 2015-2020. Perencanaan pembangunan tahun 2016 yang diwujudkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Kota Semarang tahun 2016 disusun dengan mendasarkan pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD Kota Semarang tahun 2005-2025 Evaluasi meliputi seluruh program dan kegiatan yang dikelompokkan menurut kategori urusan wajibpilihan pemerintahan daerah, menyangkut realisasi capaian target kinerja keluaran kegiatan dan realisasi target capaian kinerja program tahun lalu terhadap RPJMD, selanjutnya telaahan hasil evaluasi mencakup

2.5.1 Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan Prioritas dan Sasaran

Pembangunan Daerah. Permasalahan pembangunan Kota Semarang yang akan dihadapi di Tahun 2016 yang berhubungan dengan sasaran pembangunan daerah sebagaimana Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kota Semarang serta prioritas lain dari kebijakan nasionalprovinsi yang bersifat mandatory adalah sebagai berikut: Tabel 2.104 Permasalahan Pembangunan Daerah Tahun 2016 No Tujuan Sasaran Pembangunan RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2016 1. Mengembangkan pemerataan akses dan mutu pendidikan dasar 9 tahun dan rintisan wajar 12 tahun didukung oleh saranaprasarana yang memadai dan tenaga pendidikan yang profesional serta peningkatan tata kelola pendidikan yang berskala standar nasional 1. Kualitas sarana dan prasarana sekolah masih belum merata, kondisi fisik ruang kelas untuk kegiatan belajar terutama Sekolah-Sekolah di wilayah pengembangan masih ada yang perlu untuk diperhatikan 2. Kualifikasi Pendidik PAUD Non Formal yang terlatih masih belum mencapai target, karena yang belum terpadu. 3. Masih adanya kesenjangan mutu dan pelayanan pendidikan diantara sekolah- sekolah. 4. Relevansi Pendidikan belum mengarah pada kebutuhan pasar kerja 2. Pengembangan pemerataan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perseorangan rujukan 1. Masih terdapat Jumlah penderita DBD 2.364 kasus naik 89,12 dari tahun lalu 1.250 kasus; Jml penderita baru TB BTA + 1.120 RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.137 No Tujuan Sasaran Pembangunan RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2016 dengan rintisan pengembangan pelayanan berskala rumah sakit, pengembangan profesionalisme dan kompetensi tenaga kesehatan yang didukung dengan pesebaran sarana dan prasarana dan terwujudnya jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat. jiwa turun 0,7 dari tahun lalu. 2. Masih tingginya AKI 29 kasus. 3. Persiapan Puskesmas terhadap Program Jaminan Kesehatan Nasional. 4. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin yang cukup tinggi. 5. Masih belum optimalnya SDM Kesehatan serta distribusi yang tidak merata di daerah. 6. Akses pelayanan kesehatan khususnya bagi masyarakat yang kurang mampu sebagian tidak mengenai sasaran yang tepat 3. Pengembangan sistem pengendalian laju pertumbuhan dan persebarannya, fasilitasi Keluarga Berencana dan sistem administrasi kependudukan yang terintegrasi. 1. Masih tingginya urbanisasi sebagai dampak Kota semarang merupakan pusat perdagangan, pendidikan, jasa, pemerintah merupakan daya tarik penduduk 2. Diperlukan peningkatan pelayanan administrasi kependudukan dan capil untuk menunjang pelayanan publik yang cepat dan efisien. 3. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam ber KB yang baru mencapai Cakupan Peserta KB Aktif 76,46 th 2013. 4. Fasilitasi pengembangan kesempatan kerja berusaha, kesejahteraan dan perlindungan tenaga kerja, serta kualitas tenaga kerja yang mampu bersaing di era global 1. Meski Tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 5,4 BPS atau 8,89 data skunder namun dirasa masih cukup tinggi. 2. Masih belum optimalnya Kualitas SDM tenaga kerja yang secara tidak langsung berpengaruh pada daya saing tenaga kerja 3. Masih tingginya angka kecelakaan kerja dan jumlah perselisihan hubungan industrial PHIPHKUnjukrasa yang ada dengan jumlah perselisihan pekerja-pengusaha mencapai 211 kasus di th 2013. 5. Pengembangan peran pemuda dan organisasi kepemudaan dalam mendukung sikap dan perilaku, kepeloporan, kemandirian, inovasi, dan kreativititas serta wawasan kebangsaan dan cinta tanah air guna meningkatkan partisipasi dalam pembangunan 1. Peran serta pemuda dalam pembangunan fisik dan non fisik dirasa masih belum optimal; 2. Menurunnya sikap pemuda dalam mendukung sikap dan perilaku, kepeloporan, kemandirian, inovasi, dan kreativititas, wawasan kebangsaan 3. Terbatasnya akses pemuda dalam kepeloporan 6. Pengembangan pembudayaan olahraga masyarakat dan fasilitasi olahraga prestasi unggulan yang didukung sarana prasarana olahraga yang memadahi 1. Belum optimalnya prestasi olah raga dan budaya olahraga, dan sarana dan prasarana olahraga yang masih terbatas tidak berkembang. RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.138 No Tujuan Sasaran Pembangunan RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2016 7. Pengembangan pelayanan dan aksesbilitas perpustakaan berbasis teknologi informasi, optimalisasi minat baca masyarakat dan rintisan Perpustakaan berbasis IT 1. Meski secara data jumlah perpustakaan rumah pintar meningkat menjadi 170unit, namun budaya baca masyarakat harus terus didukung melalui Gerakan Gemar Membaca GGM ataupun melalui akses yang lebih mudah dan merata webinternet. 8. Pengembangan dan pelestarian seni dan budaya tradisional, bangunan bersejarah serta benda cagar budaya dalam rangka memperkuat identitas dan jati diri masyarakat 1. Masih belum tingginya minat generasi muda terhadap seni dan budaya tradisional sehingga sulit untuk menghasilkan generasi penerus khususnya terhadap seni tradisi dan budaya lokal; 2. Belum optimalnya kepedulian masyarakat terhadap seni dan budaya; 3. Kurang lengkapnya fasilitas dan kualitas sarana dan prasarana di obyek wisata 9. Peningkatan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agamakepercayaan melalui pemeliharaan kerukunan hubungan antar dan inter umat beragama serta fasilitasi sarana prasarana peribadatan, 1. Menurunnya sikap dan perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan norma etika agama; 2. Pendidikan agama untuk anak-anak akan semakin diperlukan dan menjadi kebutuhan di masyarakat. 10. Pengembangan pemahaman politik untuk mewujudkan budaya politik demokratis yang santun dan partisipasi politik yang didukung oleh infra dan supra struktur politik yang sehat 1. Masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam demokrasi politik; 11. Pengembangan kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance yang didukung penerapan e-government menuju e-city, 1. Belum optimalnya keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan pengawasan serta pengendalian penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan; 2. Masih terbatasnya kemampuan masyarakat dalam penggunaan teknologi tepat guna 12. Pengembangan sumber-sumber pendapatan daerah yang potensial dan kreatif dengan tidak membebani rakyat 1. Meskipun mengalami kenaikan secara jumlah rupiah maupun prosentasenya terhadap APBD, potensi pendapatan asli daerah masih dapat ditingkatkan lagi melalui optimalisasi sumber-sumber pendapatan yang sudah ada atau melalui ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan yang lain; 2. Diperlukan SDM yang memadai untuk mendukung pelaksanaan pengelolalan PBB dan BPHTB 13. Pengembangan budaya kerja aparatur yang profesional, bersih, beretika, dan berwibawa serta anti korupsi, kolusi dan nepotisme dalam 1. Meski terus ditingkatkan namun masih ada keterbatasan kapasitas dan kuantitas PNS, distribusi pegawai yang tidak merata. Hal ini justru terutama dirasakan di kelurahan dan RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.139 No Tujuan Sasaran Pembangunan RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2016 rangka tata kelola pemerintahan yang baik yang didukung oleh kelembagaan dan ketatalaksanaan serta Sistem Informasi Manajemen kepegawaian yang transparan dan akuntabel serta Pengembangan kerjasama daerah dengan berbagai pihak baik tingkat lokal, nasional maupun internasional kecamatan yang nota bene merupakan ujung tombak pelayanan terhadap masyarakat. 14. Pengembangan sistem dan akses pelayanan publik melalui peningkatan kompetensi sesuai kewenangan pada bidang pelayanan dasar dan penunjang berbasis teknologi infomatika guna mewujudkan pelayanan prima. 1. Sebagai bagian dari akuntabilitas kepada publik, ketersediaan akses informasi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan masih dirasakan belum optimal. Untuk itu diperlukan adanya pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi yang dapat diakses oleh masyarakat, optimalisasi pengelolaan Pusat Informasi Pembangunan serta transparansi pelaporan keuangan daerah. 2. Perlu ditingkatkannya kemampuan SDM aparatur dalam mewujudkan pelayanan kepada masyarakat bauk secara langsung maupun secara sistem; 15. Pengembangan upaya perlindungan masyarakat untuk menjaga dan memelihara keamanan, ketertiban, persatuan, dan kesatuan serta kerukunan masyarakat dalam rangka mewujudkan terjaminnya keamanan dan ketertiban umum dan tegaknya hukum serta terselenggaranya perlindungan dan pengayoman terhadap masyarakat yang didukung oleh sarana prasarana keamanan dan ketertiban yang memadahi 1. Kemajemukan masyarakat berpotensi terjadinya konflik unjuk rasa gangguan keamanan dan ketrtiban 2. Rendahnya kesadaran hukum masyarakat dalam mematuhi peraturan daerah keterlambatan mengajukan ijin; 3. Masih adanya daerah rawan pelanggaran 16. Pengembangan komunikasi timbal balik antara pemerintah dan pemangku kepentingan yang mendorong terwujudnya masyarakat yang responsif terhadap informasi yang didukung oleh keterbukaan informasi publik yang bertanggungjawab 1. Pemanfaatan teknologi informasi yang dapat diakses oleh masyarakat, optimalisasi Pusat Informasi Pembangunan serta transparansi pelaporan keuangan daerah; 2. Tuntutan masyarakat untuk keterbukaan publik dalam penyelenggaraan pemerintahan akan semakin besar UU no.14 ttg keterbukaan informasi publik; 3. Meningkatnya kebutuhan sarana dan prasarana pemerintahan dalam menunjang teknologi informasi menuntut pengelolaan manajemen yang lebih baik; 4. Masih terbatasnya kemampuan masyarakat dalam penggunaan teknologi tepat guna; 5. Belum terkoordinasinya e-goverment dengan sempurna di seluruh SKPD. RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.140 No Tujuan Sasaran Pembangunan RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2016 17. Mengembangkan peran koperasi dan UMKM serta lembaga keuangan mikro dalam pemenuhan kebutuhan pasar, serta pengembangan kewirausahaan dan pengembangan lokal untuk mendorong daya saing, 1. Rendahnya kualitas SDM yang tercermin dari masih rendahnya produktivitas dan pemanfaatan peluang usaha dan pasar 2. Keterbatasan akses sumberdaya produktif baik berupa akses permodalan, informasi dan pemasaran; 3. Masih belum optimalnya sarana dan prasarana usaha untuk memenuhi kebutuhan bagi KUMKM; 4. Rendahnya kualitas SDM yang tercemin dari masih rendahnya produktivitas dan pemanfaatan peluang usaha dan pasar. 18. Mengembangkan struktur perekonomian daerah melalui pengembangan investasi, potensi dan produk unggulan daerah yang berdaya saing serta mengembangkan BUMD dan aset-aset daerah untuk mendorong sektor riil dalam rangka memperluas kesempatan kerja 1. Dalam Pengembangan investasi kota masih sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian makro nasional; 2. Meski sudah dilakukan, namun promosi investasi masih perlu ditingkatkan jar. Komunikasi web 3. Masih rendahnya kualitas pengurusan perijinan di Kota Semarang yang ditandai dengan belum optimalnya integritas dan transparansi serta akuntabilitas pengurusan perijinan. Diperlukan adanya perbaikan tata kelola perijinan dan peningkatan budaya aparatur 4. Belum optimalnya kinerja BUMD, sehingga belum memberikan kontribusi terhadap PAD. 19. Mengembangkan produktivitas pertanian yang berorientasi pada sistem agribisnis 1. Masih rendahnya kualitas SDM pertanian ditingkat pelaku utama, yang disebabkan lambatnya sistem alih regenerasi, sehingga diperlukan sosialisasi lebih intensif dalam hal menarik minat; 2. Masih belum optimalnya akses petani dan lembaga tani terhadap sumberdaya produktif, termasuk akses permodalan dan infrastruktur. 20. Mengembangkan produktivitas bahan pangan untuk menjaga ketersediaan bahan pangan dan meningkatkan ketahanan pangan 1. Kapasitas produksi pangan yang semakin terbatas, dimana Kota Semarang bukan merupakan daerah produksi pangan melainkan pusat konsumen. 2. Kelembagaan pemasasaran hasil pangan belum mampu berperan dalam menstabilkan harga; 3. Perilaku konsumsi masyarakat terhadap pangan impor cenderung meningkat khususnya di perkotaan. 4. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang keamanan pangan yang dihasilkan oleh industri tumah tangga; RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.141 No Tujuan Sasaran Pembangunan RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2016 5. Masih banyak digunakan bahan tambahan pangan yang berbahaya dalam pengolahanpangan seperti pewarna tekstil, boraks, formalin dsb. 21. Mengembangkan kualitas pariwisata melalui pemanfaatan teknologi, kelembagaan, obyek wisata dan sarana prasarana pendukung 1. Belum optimalnya destinasi dan event-event pariwisata; 2. Kurang efektifnya koordinasi antar asosiasi pelaku pariwisata; 3. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kepariwisataan. 22. Mengembangkan Produktivitas kelautan dan perikanan yang berorientasi pada sistem agribisnis 1. Berubahnya bentuk fisik pantai dan laut akibat adanya reklamasi, erosi dan sedimentasi pantai; 2. Terbatasnya infrastuktur di wilayah pesisir dan belum lengkapnya dokumen pengelolaan wilayah pesisir; 3. Terbatasnya kapasitas usaha perikanan, mencakup permodalan, sarana prasarana produksi dan teknologi serta produktifitas; 4. Terbatasnya pengetahuan dan ketrampilan pelaku usaha perikanan; 5. Menurunnya lahan dari budidaya perikanan dan masih adanya pengoperasian alat tangkap yang tidak ramah lingkungan. 23. Rintisan pasar-pasar tradisional modern dan perlindungan bagi keberadaan pasar tradisional serta pengembangan perdagangan dalam negeri dan ekspor 1. Pengelolaan baik manajemen maupun operasional dari pasar-pasar modern yang telah dibangun; 2. Masih terdapat sarana perdagangan baik bangunan maupun lingkungan yang belum representatif. 3. Menjamurnya mini marketswalayan, memerlukan regulasi yang lebih tegas. 4. Pengoptimalan pendapatan pasar tradisional. 24. Mengembangkan kualitas produk sektor perindustrian melalui pemanfaatan teknologi, kelembagaan dan sarana prasarana pendukung 1. Masih belum optimalnya kualitas daya saing produk dan akses pasar baik regional maupun internasional; 2. Rendahnya kualitas SDM yang tercemin dari masih rendahnya produktivitas dan pemanfaatan peluang usaha dan pasar; 3. Keterbatasan akses sumberdaya produktif baik berupa akses permodalan, informasi dan pemasaran. 25. Meningkatkan penataan lahan kritis, penataan lahan bekas galian C dan penataan kawasan pantai dan pengembangan kegiatan perlindungan 1. Menurunnya muka tanah landsubsidance, 2. Rusaknya lingkungan bekas galian, RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.142 No Tujuan Sasaran Pembangunan RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2016 dan konservasi, rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumberdaya alam dan pengendalian polusi 3. Tingginya bencana longsor 4. Menurunya debit sumber air baku 5. Tingginya tingkat sedimentasi sungai 6. Kejadian rob dan banjir 7. Antisiasi perubahan iklim 8. Masih adanya kasus pencemaran lingkungan. 26. Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana pengelolaan sampah serta pengembangan kegiatan penanganan sampah 1. Daya tampung TPA Jatibarang melebihi kapasitas, 2. Pelayanan persampahan masih mencakup sekitar 83 dari seluruh wilayah Kota Semarang; 3. Pelayanan sampah terangkut yang belum optimal 4. Aksesbilitas ke TPA masih belum mudah 5. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah 3R 27. Pengembangan kualitas dan kuantitas Ruang Terbuka Hijau RTH 1. Luasan RTH masih belum mampu menaungi seluruh wilayah kota 2. Kebijakan yang belum sepenuhnya mengarah kepada pembuatan lahan terbuka baru 3. Pergantian lahan untuk permukiman yang cukup tinggi dikarenakan tuntutan dan investasi 4. Terbatasnya anggaran untuk mengembangkan taman atau ruang terbuka hijau 28. Perwujudan struktur tata ruang yang seimbang, peningkatan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang yang konsisten dengan rencana tata ruang yang ditetapkan 1. Alih fungsi lahan yang begitu cepat 2. Kurang konsistennya SKPD terkait dalam memahami rencana tata ruang wilayah RTRW Kota Semarang 2011-2030 3. Terbatasnya pengawasan pemanfaatan lahan dilapangan 29. Pengembangan pengelolaan manajemen pelayanan transportasi 1. Menurunnya pelayanan angkutan umum karena kurang nyaman dan rendahnya pelayanan angkutan umum 2. Masih banyaknya parkir on street yang berdampak pada penyempitan jalan sehingga menggangu kelancaran lalu lintas; 3. Kurangnya integrasi antar moda angkutan umum dan moda transportasi darat, laut dan udara; 30. Pengembangan manajemen pola pergerakan angkutan barang yang terintegrasi antar moda angkutan 1. Kurangnya konsep yang terintegrasi dalam penataan angkutan barang RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.143 No Tujuan Sasaran Pembangunan RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2016 darat dan laut 2. Sarana dan prasaran yang kurang memadai untuk sistem integrasi antar moda 31. Pengembangan kelengkapan jalan street furniture 1. Penataan wajah kota yang sedang dalam proses 2. Terbatasnya penyediaan kelengkapan jalan untuk daerah pedalaman perbatasan 3. Pertumbuhan kendaraan yang tidak sebanding dengan prasana jalan 4. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik yang belum terlalu optimal 5. Akses wilayah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah khususnya daerah pinggiranterisolir 32. Penyediaan perumahan yang layak huni bagi masyarakat dan masyarakat berpenghasilan rendah MBR dan fasilitas pendukungnya, 1. Masih adanya permukiman kumuh; 2. Masih adanya rumah yang tidak layak huni, 3. Keterbatasan masyarakat khususnya masyarakat miskin untuk memiliki rumah yang layak huni; 33. Pengembangan sarana dan prasarana penanganan system jaringan drainase 1. Terbatasnya koordinasi antar pemeirintah dan masyarakat dalam menjaga kebersihan dari hulu hingga hilir; 2. Luas genangan rob dan banjir cenderung meningkat 3. Kondisi hujan yang ekstrim akibat perubahan iklim; 34. Pengembangan sarana dan prasarana penyediaan air baku masyarakat dan kerjasama antar wilayah, hulu hilir dan antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kota dalam pengelolaan air baku 1. Menurunnya kualitas dan kuantitas Penyediaan air bersih, bagi masyarakat yang tidak terlayani PDAM; 2. Penyediaan air baku untuk pertanian; 3. Tidak adanya program pengelolaan air hujan; 4. Belum jelasnya sistem kerjasama antar daerah dalam pengelolaan air baku. 35. Pengembangan pengarusutamaan gender melalui fasilitasi pengembangan kelembagaan, kesetaraan dan keadilan gender dalam berbagai bidang kehidupan serta perlindungan anak, remaja dan perempuan dalam segala bentuk diskriminasi dan eksploitasi 1. Masih tingginya kesenjangan gender diberbagai bidang pembangunan. 2. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang konsep kesetaraan dan keadilan gender; 3. Masih adanya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak; 4. Belum optimalnya peran serta lembagaorganisasi wanita dalam pembangunan. 5. Belum terkoordinasinya penyusunan perencanaan dan penganggaran responsive gender di SKPD. RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.144 No Tujuan Sasaran Pembangunan RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2016 36. Pengembangan penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS, lansia, anak jalanan dan anak terlantar, anak berkebutuhan khusus, korban napza, penyandang HIV- AIDS, wanita rawan sosial dan penyandang cacat secara sistematis, berkelanjutan dan bermartabat melalui pelayanan panti, non panti maupun rumah singgah dilandasi rasa kesetiakawanan sosial 1. Meski jumlah penanganan PMKS meningkat, namun hal tsb belum bisa mengurangi jumlah PMKS secara signifikan; 2. Dengan bertambahnya sarana sosial, maka diperlukan pengelolaan sarana prasarana pelayanan yang harus lebih memadai, 3. Masih perlu penanganan lebih intensif untuk penderita cacat, anak jalanan, kenakalan remaja, penyalahgunaan NAPZA, Gelandangan dan pengemis serta penyandang masalah kesejahteraan sosial PMKS lainnya; 4. Perlu ditingkatkannya partisipasi masyarakat dan kerelawanan dunia usaha dalam kepedulian sosial, Permasalahan pembangunan Kota Semarang juga dapat diidentifikasi dari capaian Indikator Standar Pelayanan Minimal sampai dengan Tahun 2014 semester pertama yang dapat dilihat pada tabel berikut Tabel. 2.105 Permasalahan dan Solusi dari Indikator Capaian Standar Pelayanan Minimal SPM sampai dengan Tahun 2014 No. Indikator Kendala Solusi Bidang Kesehatan 1. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin Target SPM Nasional 100 2010 sedangkan realisasi tahun 2014 yaitu 60,42 Alokasi anggaran untuk pengadaan MP-ASI masih belum mencukupi serta Sasaran di DO adalah seluruh anak usia 6-24 bulan keluarga miskin, sedangkan untuk saat ini baru bisa menangani kasus BGM gakin 6-24 bulan Usulan peningkatan anggaran untuk pengadaan MP-ASI Membuat skala prioritas dalam alokasi anggaran program gizi Koordinasi dengan lintas sektoral program terkait dalam rangka menurunkan kasus balita BGM 2. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit Non Polio AFP rate per 100.000 penduduk Target SPM Nasional 100 2010 sedangkan realisasi tahun 2014 yaitu 97,02 Belum adanya kesamaan persepsi antara capaian provinsi dan pusat Kementerian Kesehatan mengenai penemuan kasus AFP non-folio Persepsi disamakan antara capaian provinsi dan pusat Kementerian Kesehatan Tapi untuk provinsi sendiri penemuan kasus AFP non- polio semakin banyak kinerja semakin baik Target untuk propinsi temuan kasus AFP di kota Semarang adalah 8, sedangkan capaian kita adalah 11 3. Cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani Target SPM Nasional 100 2010 sedangkan Target terlalu tinggi Refreshing petugas MTBS dokter, bidan Belum semua petugas menerapkan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS Meningkatkan kegiatan penyuluhan-penyuluhan tentang pneumonia ke RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.145 No. Indikator Kendala Solusi realisasi tahun 2014 yaitu 47,91 karena membutuhkan waktu yang lama kader masyarakat Memaksimalkan pemakaian timer untuk hitung nafas 4. Cakupan Penemuan pasien baru TB BTA positif TB BTA + Target SPM Nasional 100 2010 sedangkan realisasi tahun 2014 yaitu 63,92 Cakupan penemuan yang masih rendah karena yang dimasukkan dalam pelaporan hanya kasus BTA positif yang diobati dengan strategi DOTS, sedangkan untuk TB BTA positif yang tidak menggunakan strategi DOTS tidak dilaporkan. Meningkatkan koordinasi dengan RS-RS Klinik BP dan BPS Pasien TB yang diobati DPS dokter praktek swasta belum terlaporkan ke DKK Meningkatkan sosialisasi program TB DOTS ke fasilitas pelayanan kesehatan Pelatihan TB DOTS bagi petugas fasilitas pelayanan kesehatan Bidang Perumahan Rakyat 1. Cakupan layanan rumah layak huni yang terjangkau - Banyaknya kerusakan- kerusakan di Rusunawa Rusun - Belum optimalnya penagihan sewa Rusunawa Rusun - Bantuan perbaikan lingkungan permukiman masih tumpang tindih antara SKPD yang satu dengan yang lainnya - Penambahan anggaran rutin untuk perbaikan pemeliharaan rusunawarusun. - Penambahan jumlah kendaraan roda 2 sebanyak 29 unit diantaranya untuk pelaksanaan penagihan sewa rusunawarusun dan pelaksanaan pengawasan dalam permohonan ijin bangunan serta pengukuran dalam pengajuan KRK. - Telah dilaksanakan koordinasi antar SKPD untuk bantuan perbaikan lingkungan permukiman sesuai tupoksi yang ada di masing-masing SKPD Bidang Lingkungan Hidup 1 Presentase luasan lahan yang telah ditetapkan status kerusakan lahan danatau tanah untuk produksi biomassa yang diinformasikan. - Terbatasnya jumlah laboratorium lingkungan di Kota Semarang yang mempunyai kemampuan melakukan pengujian kualitas tanah dan atau lahan serta kualitas udara emisi sumber tidak bergerak industri, sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat capaian SPM - Keterbatasan jumlah SDM dalam melaksanakan SPM - Melaksanakan pembinaan dan bimbingan teknis kepada industri untuk menerapkan ketentuan peraturan-perundangan khususnya yang diatur dalam Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 205 Tahun 1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak, agar pelaksanaan pemenuhan standar RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.146 No. Indikator Kendala Solusi pelayanan minimal bidang lingkungan hidup dapat dilakukan secara efektif dan efisien. - Melaksanakan pengawasan secara rutin dan berkala kepada perusahaan dan atau kegiatan usaha yang berpotensi mencemari air dan udara - - Meningkatkan kapasitas laboratorium lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang dalam memberikan pelayanan dibidang jasa pengujian laboratorium Bidang Sosial 1. Persentase PMKS skala KabKota yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar - Terkait dengan Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bansos yang bersumber dari APBD dan Permendagri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Permendagri Nomor 32 Tahun 2011, mengakibatkan beberapa proposal pemohon yang telah masuk dan telah dievaluasi serta dikaji berdasarkan ketentuan tersebut, disimpulkan tidak memenuhi beberapa persyaratan yang diharuskan sesuai ketentuan tersebut. - Masih merebaknya Pengemis, Gelandangan, Orang Terlantar dan Anak Jalanan yang diindikasikan dilakukan secara terorganisir yang justru dijadikan sebagai profesi, dan biasanya hal ini dilakukan oleh warga yang berasal dari luar Kota Semarang. - Masih sulitnya melakukan pendataan secara valid terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial terkait dengan PGOT dan Anak Terlantar karena yang bersifat dinamis dan sering berpindah tempat. - Keterbatasan sarana dan prasarana serta anggaran operasional organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Semarang - Sistem dan prosedur pelayanan penanggulangan bencana yang belum baku - Meningkatkan intensitas sosialisasi kepada masyarakat khususnya calon penerima hibah dan bansos tentang tata cara pemberian hibah dan bansos. - Meningkatkan koordinasi, sinergisitas dan kerjasama dengan instansi terkait, masyarakat. - Meningkatkan intensitas pendataan secara rutin berkaitan dengan penyusunan data base PMKS sehingga terwujud data yang valid. - Membangun profesionalisme aparat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Semarang yang disiplin, berdedikasi, tanggap, peduli serta antiisipasif - Meningkatkan sarana adan prasarana penanggulangan bencana - Meningkatkan peran aktif masyarakat Kota Semarang dalam mencegah dan menanggulangi bahaya bencana yaitu masalah pengamanan terhadap bahaya bencana Security in disaster hazard - Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.147 No. Indikator Kendala Solusi - Kompetensi dan profesioanalisme SDM penanggulangan bencana yang masih perlu ditingkatkan lagi secara optimal - Infrastruktur daerah yang belum sepenuhnya mendukung peningkatan pelayanan penanggulangan bencana, seperti jaringan jalan, sistem komunikasi, pos penanggulangan bencana dsb - Koordinasi antar instansi terkait masih belum maksimal misalnya dengan non Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Semarang dalam satu lingkup Pemerintah Daerah, Kepolisian RI, dll - Kejadian Bencana sering berakibat fatal - Bencana akibat alam ulah manusia sering bermuara pada bencana - Meningkatnya kesenjangan dalam sistem penanggulangan bencana oleh Unit Penanggulangan Bencana, misalnya respontime yang masih tinggi, tumpulnya efektivitas pennaggulangan bencana, dsb - Peraturan dan standar- standar teknis tentang bencana masih terbatas - Masih kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pengurangan resiko bencana PRB - Tanggap akan tuntutan globalisasi perdagangan bebas yanag menghendaki ditiadakannya hambatan-hambatan dengan melaksanakan harmonisasi penyesuaian standar standard aligment - Melaksanakan tuntutan akan kualitas pengawasan pelaksanaan tugas quality control assesment dalam rangka pelayanan prima akuntabilitas - Pembinaan dan penyuluhan kepada setiap orang yang berkepentingan dalam penerapan kebijakan yang tepat knowledge- based policy dalam setiap langkah kebijakan yang diambil atau ditetapkan. - Menerapkan pola desentralisasi sesuaia standar yang diterapkan Pemerintah Pusat dalam rangka otonomi daerah - Merealisasikan SOP Standar Operating Procedure - m. Melaksanakan Standar Pelayanan Minimal SPM sesuai dengan peraturan yang berlaku di Kota Semarang dalam rangka perlindungan masyarakat Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan 1 Anggaran yang tidak maksimal atau kecil menyebabkan beberapa indikator yang perlu dianggarkan tidak ada anggarannya Penambahan anggaran yang selalu diusahakan kepada Pemerintah Kota Semarang 2 Pencatatan dan pelaporan korban KDRT yang kurang terintegrasi Dibangunnya PPT Seruni di 16 Kecamatan agar korban KDRT dapat cepat melaporkan dan ditangani kasusnya Bidang KB dan KS 1 Anggaran yang tidak maksimal atau kecil menyebabkan beberapa indikator yang perlu dianggarkan tidak ada Penambahan anggaran yang selalu diusahakan kepada Pemerintah Kota Semarang RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.148 No. Indikator Kendala Solusi anggarannya 2 Rasio Penyuluh Lapangan KBPenyuluh KB PLKBPKB 1 petugas di setiap 2dua DesaKelurahan Kurangnya jumlah Penyuluh Lapangan KB yang berimbas pada capaian kinerja Para penyuluh lapangan KB diberikan pembinaan daan pelatihan agar hasil yang dicapai lebih optimal. Bidang Pendidikan Dasar No. Indikator Permasalahan Solusi 1. Standar Pelayanan Minimal SPM Wajib Belajar Pendidikan Dasar menyesuaikan perubahan regulasi yang terbit saat pelaksanaan SPM berjalan. Perubahan regulasi ini berdampak pada pelaksanaan SPM di satuan pendidikan yang serta merta mesti diikuti. Implementasi ini memerlukan waktu sosialisasi yang cukup sehingga keluaran SPM belum maksimal di tingkat satuan pendidikan Sosialisasi regulasi SPM di tingkat satuan pendidikan 2. Kuantitas pendidik dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan belum berbanding lurus dengan kuantitas peserta didik rombongan belajar sehingga sangat berpengaruh terhadap keluaran SPM. Atas kondisi ini Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Semarang tidak bisa melakukan perubahan kuantitas karena mesti mengikuti regulasi kepegawaian yang diterbitkan oleh Pemerintah pusat Kemenpan dan Kemendagri Penambahan kuantitas tenaga pendidik setiap tahun Bidang Pekerjaan Umum 1. - Kemampuan sumber daya manusia yang masih kurang terhadap penguasaan teknologi informasi dan keterbatasan peralatan sehingga pekerjaan sering kali dilakukan secara manual. - Belum tersedianya sumber data peta tingkat bidangpersil - Belum tersedia data yang akurat terhadap pemilikpemanfaat air bawah tanah, pemakaian ABT semakin meningkat, belum adanya peraturan teknis sebagai petunjuk teknis dari - Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia melalui kursuspelatihan dan pendidikan yang terkait dengan teknologi informasi serta menambah jumlah peralatan. - Melaksanakan kegiatan pembuatan data peta tingkat bidangpersil. - Melaksanakan update data dan penegakan perda pengelolaan air tanah serta menyusun petunjuk teknis dari RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.149 No. Indikator Kendala Solusi Perda pengelolaan air tanah Kota Semarang - Kebocoran pada jaringan pipa PDAM sehingga ada beberapa lokasiwilayah yang belum terlayani air bersihair minum - Jumlah sarana dan prasarana yang mendukung sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota.yang belum memadai. Perda pengelolaan air tanah Kota Semarang yang akan menjadi acuan dalam pelaksanaan Perda tersebut. - Rehabilitasi dan penambahan pipa distribusi air bersih di wilayah Kota Semarang. - Pengadaan sarana dan prasarana yang mendukung sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota Bidang Ketenagakerjaan 1 Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi Pencapaian target besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi sangat sulit dilakukan karena terbatasnya jumlah assesor sebagai penguji Mendorong LPKS yang ada untuk lebih meningkatkan SDM Instruktur yang ada untuk mengikuti sertifikasi kompetensi, meningkatkan jumlah uji kompetensi yang diselenggarakan 2 Besaran Kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Kerja Pencapaian target Besaran Kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama PB terkendala banyaknya kasus perselisihan tenaga kerja yang yang akhirnya sampai tingkat pengadilan, padahal sesuai kewenangan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kota Semarang dalam hal ini mediator hanya sampai dengan anjuran Pengusulan penambahan jumlah personil Mediator, meningkatkan koordinasi dan efektifitas LKS Bipartit dan Tripartit. 3 Besaran pekerjaburuh yang menjadi peserta program Jamsostek Pencapaian target Besaran Pekerjaburuh yang menjadi peserta Jamsostek terkendala Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kota semarang hanya mempunyai fungsi koordinasi dengan pihak terkait Meningkatkan fungsi pembinaan dan pengawasan ke perusahaan, meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait, kegiatan sosialisasi ke perusahaan Bidang Ketahanan Pangan 1. Stabilitas harga dan pasokan pangan Perbedaan penghitungan dalam menentukan Realisasi dan Target harga antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Dalam Negeri Diperlukan Pelatihan SPM kembali untuk menghitung Realisasi dan target harga untuk indikator Stabilitas harga dan Pasokan 2. Penanganan daerah rawan pangan Kesulitan dan menentukan Pembilang dan penyebut untuk menghitung indikator Penanganan daerah rawan pangan Pelatihan SPM Kembali dengan Konsultan yang memahami bidang Ketahanan Pangan Bidang Kesenian 1 Kurangnya minat dan Berupaya menumbuhkan RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.150 No. Indikator Kendala Solusi kepedulian generasi muda terhadap seni budaya tradisional sehingga sulit untuk menelurkan generasi penerus khususnya terhadap seni tradisi minat generasi muda melalui pengembangan atraksi budaya seni tradisi secara kreatif 2 Terbatasnya fasilitas dan kualitas sarana prasarana di gedung pertunjukan kesenian Meningaktkan fasilitas dan kualitas sarana prasarana di gedung pertunjukan 3 Kurangnya koordinasi dan komunikasi antar kelompok atau sanggar kesenian dan Dewan Kesenian Semarang dalam penyelenggaraan event kesenian Meningkatkan koordinasi dan komunikasi antar kelompok sanggar kesenian dsn Dewan Kesenian Semarang dalam penyelenggaraan event keseniana melalui pemberian dukungan, penghargaan dan kerjasama di bidang seni budaya. Bidang Komunikasi dan Informatika 1 Masih ada indikator bidang komunikasi dan informatika yang belum bisa dilaksanakan karena anggaran yang masih terbatas SKPD yang melaksanakan SPM bidang komunikasi daan informatika akan mencapai target sesuai ketentuan dengan melalui perencanaan anggaran SKPD Bidang Perhubungan 1. Tersedianya SDM di bidang terminal pada KabupatenKota yang telah memiliki terminal Banyak pegawai yang pensiun sehingga SDM yang memiliki kompetensi di bidang terminal kurang mencukupi. Usulan kepaada BKD untuk penambahan pegawai 2. Terpenuhinya standar keselamatan bagi angkutan umum yang melayani trayek di dalam Kabupaten Kota Masih ada angkutan yang berusia tua dan belum diremajakan sehingga membahayakan keselamatan di jalan - Peremajaan angkutan yang sudah tua dengan kendaraan yang baru - Penambahan koridor angkutan massal BRT Bidang Penanaman Modal 1 Belum sepenuhnya perusahaan dan atau kegiatan usaha yang diawasi mentaati persyaratan teknis dan administrasi Melaksanakan pemantauan dan pembinaan kepada industri untuk menerapkan ketentuan- ketentuan peraturan perundang-undangan agar pelaksanaan pemenuhan standar pelayanan minimal bidang penanaman modal dapat dilakukan secara efektif dan efisien. 2. Perpanjangan ijin IMTA belum Mengadakan koordinasi RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.151 No. Indikator Kendala Solusi ditangani oleh BPPT karena belum BPPT belum diberi kewenangana untuk menangani IMTA dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Semarang, untuk penanganan perpanjangan RPTKA Rencana Penggunaan Tenga Kerja Asing dan perpanjangan IMTA Ijin Perpanjangan Tenaga Kerja Asing. Bidang Pemerintahan Dalam Negeri 1. Penerbitan KTP elektronik sampai dengan tahun 2014 masih menjadi kewenangan Kementerian Dalam Negeri sedangkan kewenangan daerah untuk proses perekaman. Untuk proses perekaman Kota Semarang sampai dengan semester I Tahun 2014 telah mencapai 87,64 yaitu sebesar 1.052.404 data penduduk dari target 1.205.691 data penduduk. Melakukan koordinasi secaraa terus menerus dengan Kmenterian Dalam Negeri sebagai instansi yang berwenang dalam penerbitan KTP elektronik. Selanjutnya daerah melakukan kegiatan dengan meningkatkan pelayanan perekaman dengan kegiatan pelayanan langsung ke sekolah, perguruan tinggi, instansi pemerintah dan perusahaan untuk mendorong peningkatan pencapaian jumlah perekaman KTP-elekrotik 2. Minat masyarakat untuk mengurus Akta Kematian rendah karena akta kematian tidak menjadi persyaratan pengurusan pelayanan publik lainnya dan untuk pengurusan administrasi kematian cukup sampai di Kelurahan Melaksanakan sosialisasi tentang pentingnya memiliki akta kelahiran kepada masyarakat baik langsung maupun melalui media publikasi dan mengajukan usulan kegiatan pelayanan langsung pengurusan akta kematian bekerjasama dengan kelurahan untuk tahun 2014. 3. Kesulitan dalam menentukan pembilang dalam indikator cakupan penerbitan akta kelahiran karena terdapat 2 jenis penerbitan Akta Kelahiran yaitu untuk Kelahiran Umum dan Kelahiran Terlambat sehingga untuk jumlah penerbitan Melakukan perhitungan pembilang untuk indikator cakupan penerbitan akta kelahiran dengan menjumlahkan realisasi penerbitan akta umum dan terlambat sehingga persentase capaian SPM menjadi tinggi 4. Cakupan penegakan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah di KabupatenKota a. Tidak tersaji data dasar  Pembuatan SIM data base  Penunjukan petugas khusus penanganan pengaduan dan pencatatan pelanggaran RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.152 No. Indikator Kendala Solusi Perda b. Target pelanggaran jumlah pelanggar sulit untuk ditentukan karena bukan hanya berdasarkan pantauan akan tetapi juga dari pengaduan masyarakat dan juga dinasinstansi terkait. Ditentukan berdasarkan pelanggaran yang ada di tahun sebelumnya. Saran : Apabila memungkinkan pembilang dan penyebut diganti dengan jumlah yang absolut, misal : jml perda bersanksi yg ditegakkanjumlah seluruh Perda bersanksi x 100 Ket : Perda bersanksi adalah Perda yang mengandung sanksi baik administrasi maupun pidana denda yang sering dilanggar dilaporkan 5. Cakupan patroli siaga ketertiban umum dan ketentraman masyarakat a. Kurangnya sarana dan prasarana mobil patroli Mengajukan tambahan armada b. Kurangnya personil  Jumlah regu diperkecil  Mengajukan penambahan personil melalui BKD atau outsourcing 6. Cakupan rasio petugas perlindungan masyarakat Linmas di Kabupaten Kota a. Pertumbuhan pemukiman penduduk yang relatif tinggi RT bertambah banyak tidak diimbangi dengan penunjukan Linmas sesuai jumlah RT  Pembuatan surat edaran sudah dilakukan  Sosialisasi di tingkat kecamatan dan kelurahan akan dilaksanakan pada akhir tahun 2014 b. Tidak banyak orang yang mau menjadi Linmas karena tidak ada perhatian dari Pemda pakaianuang harian Pakaian Linmas, pemberian tali asaih, pemberi uang transport c. Di perumahan terutama perumahan menengah ke atas tidak ada warga yanag mau menjadi Linmas karena kesibukannya Kelurahan diarahkan untuk memenuhi petugas Linmas sejumlah RT tidak harus berasal dari RT yang bersangkutan 7. Terbatasnya anggaran sehingga pengalokasian anggaran untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan pertolongan daan pencegahan kebakaran sangat rendah Mengusulkan penambahan anggaran untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan pertolongan daan pencegahan kebakaran 8. Adanya mutasi pejabat struktural di lingkungan Mengusulkan penambahan personil satgas damkar RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.153 No. Indikator Kendala Solusi Pemerintah Kota Semarang dan staf Dinas Kebakaran ke instansi lainnya sehingga berakibat pejabat struktural dan staf yang sudah dididik sesuai standar kualifikasi berkurang serta berkurangnya jumlah personil memasuki masa masa pensiun untuk mengisi kekurangan personil di Dinas Kebakaran terutama Pasukan Pemadam Kebakaran

2.5.2 Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan