RKPD Kota Semarang Tahun 2016
II.136
yang tidak diatasi. Faktor-faktor yang menjadi peluang maupun yang menjadi faktor penghambat perlu ditelaah dan dianalisis lebih dalam.
Tujuan dari perumusan permasalahan pembangunan daerah adalah untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegagalan
kinerja pembangunan daerah dimasa lalu, khususnya yang berhubungan dengan kemampuan manajemen pemerintahan dalam memberdayakan kewenangan yang
dimilikinya.
Selain itu tahun 2015 adalah periode tahun terakhir dari tahapan Perencanaan Pembangunan Daerah Jangka Menengah RPJMD Kota Semarang
2010-2015. Untuk itulah sebagai tahun transisi, dokumen RKPD Tahun 2015 ini harus mampu menyelesaikan tujuan akhir dari perencanaan RPJMD 2010-2015
sekaligus mempersiapkan jawaban dari tantangan yang akan datang dalam RPJMD
periode depan
yakni periode
tahun 2015-2020.
Perencanaan pembangunan tahun 2016 yang diwujudkan dalam Rencana Kerja Pemerintah
Daerah RKPD Kota Semarang tahun 2016 disusun dengan mendasarkan pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD Kota Semarang
tahun 2005-2025
Evaluasi meliputi seluruh program dan kegiatan yang dikelompokkan menurut kategori urusan wajibpilihan pemerintahan daerah, menyangkut
realisasi capaian target kinerja keluaran kegiatan dan realisasi target capaian kinerja program tahun lalu terhadap RPJMD, selanjutnya telaahan hasil evaluasi
mencakup
2.5.1 Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan Prioritas dan Sasaran
Pembangunan Daerah.
Permasalahan pembangunan Kota Semarang yang akan dihadapi di Tahun 2016 yang berhubungan dengan sasaran pembangunan daerah sebagaimana
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kota Semarang serta prioritas lain dari kebijakan nasionalprovinsi yang bersifat mandatory adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.104 Permasalahan Pembangunan Daerah Tahun 2016
No Tujuan Sasaran Pembangunan
RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2016
1. Mengembangkan pemerataan akses
dan mutu pendidikan dasar 9 tahun dan rintisan wajar 12 tahun didukung
oleh saranaprasarana yang memadai dan
tenaga pendidikan
yang profesional serta peningkatan tata
kelola pendidikan
yang berskala
standar nasional 1. Kualitas sarana dan prasarana sekolah masih
belum merata, kondisi fisik ruang kelas untuk kegiatan belajar terutama Sekolah-Sekolah di
wilayah pengembangan masih ada yang perlu untuk diperhatikan
2. Kualifikasi Pendidik PAUD Non Formal yang terlatih masih belum mencapai target, karena
yang belum terpadu. 3. Masih
adanya kesenjangan
mutu dan
pelayanan pendidikan
diantara sekolah-
sekolah. 4. Relevansi Pendidikan belum mengarah pada
kebutuhan pasar kerja 2.
Pengembangan pemerataan
jangkauan dan
mutu pelayanan
kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan
perseorangan rujukan
1. Masih terdapat Jumlah penderita DBD 2.364 kasus naik 89,12 dari tahun lalu 1.250
kasus; Jml penderita baru TB BTA + 1.120
RKPD Kota Semarang Tahun 2016
II.137
No Tujuan Sasaran Pembangunan
RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2016
dengan rintisan pengembangan pelayanan berskala rumah sakit,
pengembangan profesionalisme dan kompetensi tenaga kesehatan yang
didukung dengan pesebaran sarana dan prasarana dan terwujudnya
jaminan
pemeliharaan kesehatan
masyarakat. jiwa turun 0,7 dari tahun lalu.
2. Masih tingginya AKI 29 kasus. 3. Persiapan
Puskesmas terhadap
Program Jaminan Kesehatan Nasional.
4. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin yang cukup tinggi.
5. Masih belum optimalnya SDM Kesehatan serta distribusi yang tidak merata di daerah.
6. Akses pelayanan kesehatan khususnya bagi masyarakat yang kurang mampu sebagian
tidak mengenai sasaran yang tepat 3.
Pengembangan sistem pengendalian laju
pertumbuhan dan
persebarannya, fasilitasi
Keluarga Berencana dan sistem administrasi
kependudukan yang terintegrasi. 1. Masih tingginya urbanisasi sebagai dampak
Kota semarang merupakan pusat perdagangan, pendidikan, jasa, pemerintah merupakan daya
tarik penduduk
2. Diperlukan peningkatan
pelayanan administrasi kependudukan dan capil untuk
menunjang pelayanan publik yang cepat dan efisien.
3. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam ber KB yang baru mencapai Cakupan Peserta
KB Aktif 76,46 th 2013. 4.
Fasilitasi pengembangan kesempatan kerja berusaha, kesejahteraan dan
perlindungan tenaga kerja, serta kualitas tenaga kerja yang mampu
bersaing di era global 1. Meski Tingkat pengangguran terbuka turun
menjadi 5,4 BPS atau 8,89 data skunder namun dirasa masih cukup tinggi.
2. Masih belum optimalnya Kualitas SDM tenaga kerja yang secara tidak langsung berpengaruh
pada daya saing tenaga kerja 3. Masih tingginya angka kecelakaan kerja dan
jumlah perselisihan
hubungan industrial
PHIPHKUnjukrasa yang ada dengan jumlah perselisihan pekerja-pengusaha mencapai 211
kasus di th 2013.
5. Pengembangan peran pemuda dan
organisasi kepemudaan
dalam mendukung sikap dan perilaku,
kepeloporan, kemandirian, inovasi, dan
kreativititas serta
wawasan kebangsaan dan cinta tanah air guna
meningkatkan partisipasi
dalam pembangunan
1. Peran serta pemuda dalam pembangunan fisik dan non fisik dirasa masih belum optimal;
2. Menurunnya sikap pemuda dalam mendukung sikap dan perilaku, kepeloporan, kemandirian,
inovasi, dan kreativititas, wawasan kebangsaan 3. Terbatasnya akses pemuda dalam kepeloporan
6. Pengembangan
pembudayaan olahraga masyarakat dan fasilitasi
olahraga prestasi unggulan yang didukung sarana prasarana olahraga
yang memadahi 1. Belum optimalnya prestasi olah raga dan
budaya olahraga, dan sarana dan prasarana olahraga
yang masih
terbatas tidak
berkembang.
RKPD Kota Semarang Tahun 2016
II.138
No Tujuan Sasaran Pembangunan
RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2016
7. Pengembangan
pelayanan dan
aksesbilitas perpustakaan berbasis teknologi informasi, optimalisasi
minat baca masyarakat dan rintisan Perpustakaan berbasis IT
1. Meski secara data jumlah perpustakaan rumah pintar meningkat menjadi 170unit,
namun budaya baca masyarakat harus terus didukung melalui Gerakan Gemar Membaca
GGM ataupun melalui akses yang lebih mudah dan merata webinternet.
8. Pengembangan dan pelestarian seni
dan budaya tradisional, bangunan bersejarah serta benda cagar budaya
dalam rangka memperkuat identitas dan jati diri masyarakat
1. Masih belum tingginya minat generasi muda terhadap seni dan budaya tradisional sehingga
sulit untuk menghasilkan generasi penerus khususnya terhadap seni tradisi dan budaya
lokal;
2. Belum optimalnya kepedulian masyarakat terhadap seni dan budaya;
3. Kurang lengkapnya fasilitas dan kualitas sarana dan prasarana di obyek wisata
9. Peningkatan
pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran
agamakepercayaan melalui
pemeliharaan kerukunan hubungan antar dan inter umat beragama serta
fasilitasi sarana
prasarana peribadatan,
1. Menurunnya sikap dan perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan norma etika agama;
2. Pendidikan agama untuk anak-anak akan semakin diperlukan dan menjadi kebutuhan di
masyarakat.
10. Pengembangan pemahaman politik untuk mewujudkan budaya politik
demokratis yang
santun dan
partisipasi politik yang didukung oleh infra dan supra struktur politik yang
sehat 1. Masih
rendahnya tingkat
kesadaran masyarakat dalam demokrasi politik;
11. Pengembangan kualitas
penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien sesuai dengan
prinsip-prinsip good governance yang didukung penerapan e-government
menuju e-city, 1. Belum optimalnya keterlibatan masyarakat
dalam perencanaan, pelaksanaan pengawasan serta
pengendalian penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan; 2. Masih terbatasnya kemampuan masyarakat
dalam penggunaan teknologi tepat guna 12. Pengembangan
sumber-sumber pendapatan daerah yang potensial
dan kreatif dengan tidak membebani rakyat
1. Meskipun mengalami kenaikan secara jumlah rupiah maupun prosentasenya terhadap
APBD, potensi pendapatan asli daerah masih dapat ditingkatkan lagi melalui optimalisasi
sumber-sumber pendapatan yang sudah ada atau melalui ekstensifikasi sumber-sumber
pendapatan yang lain;
2. Diperlukan SDM
yang memadai
untuk mendukung pelaksanaan pengelolalan PBB dan
BPHTB 13. Pengembangan
budaya kerja
aparatur yang profesional, bersih, beretika, dan berwibawa serta anti
korupsi, kolusi dan nepotisme dalam 1. Meski terus ditingkatkan namun masih ada
keterbatasan kapasitas dan kuantitas PNS, distribusi pegawai yang tidak merata. Hal ini
justru terutama dirasakan di kelurahan dan
RKPD Kota Semarang Tahun 2016
II.139
No Tujuan Sasaran Pembangunan
RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2016
rangka tata kelola pemerintahan yang baik
yang didukung
oleh kelembagaan dan ketatalaksanaan
serta Sistem Informasi Manajemen kepegawaian yang transparan dan
akuntabel
serta Pengembangan
kerjasama daerah dengan berbagai pihak baik tingkat lokal, nasional
maupun internasional kecamatan yang nota bene merupakan ujung
tombak pelayanan terhadap masyarakat.
14. Pengembangan sistem dan akses pelayanan publik melalui peningkatan
kompetensi sesuai kewenangan pada bidang
pelayanan dasar
dan penunjang
berbasis teknologi
infomatika guna
mewujudkan pelayanan prima.
1. Sebagai bagian dari akuntabilitas kepada publik,
ketersediaan akses
informasi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan masih dirasakan belum optimal. Untuk itu diperlukan adanya pengembangan
dan pemanfaatan teknologi informasi yang dapat diakses oleh masyarakat, optimalisasi
pengelolaan Pusat Informasi Pembangunan serta transparansi pelaporan keuangan daerah.
2. Perlu ditingkatkannya
kemampuan SDM
aparatur dalam
mewujudkan pelayanan
kepada masyarakat bauk secara langsung maupun secara sistem;
15. Pengembangan upaya perlindungan masyarakat
untuk menjaga
dan memelihara keamanan, ketertiban,
persatuan, dan
kesatuan serta
kerukunan masyarakat dalam rangka mewujudkan terjaminnya keamanan
dan ketertiban umum dan tegaknya hukum
serta terselenggaranya
perlindungan dan
pengayoman terhadap masyarakat yang didukung
oleh sarana prasarana keamanan dan ketertiban yang memadahi
1. Kemajemukan masyarakat
berpotensi terjadinya konflik unjuk rasa gangguan
keamanan dan ketrtiban 2. Rendahnya kesadaran hukum masyarakat
dalam mematuhi
peraturan daerah
keterlambatan mengajukan ijin; 3. Masih adanya daerah rawan pelanggaran
16. Pengembangan komunikasi timbal balik
antara pemerintah
dan pemangku
kepentingan yang
mendorong terwujudnya masyarakat yang responsif terhadap informasi
yang didukung oleh keterbukaan informasi
publik yang
bertanggungjawab 1. Pemanfaatan teknologi informasi yang dapat
diakses oleh masyarakat, optimalisasi Pusat Informasi Pembangunan serta transparansi
pelaporan keuangan daerah;
2. Tuntutan masyarakat untuk keterbukaan publik dalam penyelenggaraan pemerintahan
akan semakin besar UU no.14 ttg keterbukaan informasi publik;
3. Meningkatnya kebutuhan
sarana dan
prasarana pemerintahan dalam menunjang teknologi informasi menuntut pengelolaan
manajemen yang lebih baik;
4. Masih terbatasnya kemampuan masyarakat dalam penggunaan teknologi tepat guna;
5. Belum terkoordinasinya e-goverment dengan sempurna di seluruh SKPD.
RKPD Kota Semarang Tahun 2016
II.140
No Tujuan Sasaran Pembangunan
RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2016
17. Mengembangkan peran koperasi dan UMKM serta lembaga keuangan mikro
dalam pemenuhan kebutuhan pasar, serta pengembangan kewirausahaan
dan pengembangan
lokal untuk
mendorong daya saing, 1. Rendahnya kualitas SDM yang tercermin dari
masih rendahnya
produktivitas dan
pemanfaatan peluang usaha dan pasar 2. Keterbatasan akses sumberdaya produktif baik
berupa akses permodalan, informasi dan pemasaran;
3. Masih belum optimalnya sarana dan prasarana usaha untuk memenuhi kebutuhan bagi
KUMKM; 4. Rendahnya kualitas SDM yang tercemin dari
masih rendahnya
produktivitas dan
pemanfaatan peluang usaha dan pasar. 18. Mengembangkan
struktur perekonomian
daerah melalui
pengembangan investasi, potensi dan produk
unggulan daerah
yang berdaya saing serta mengembangkan
BUMD dan aset-aset daerah untuk mendorong sektor riil dalam rangka
memperluas kesempatan kerja 1. Dalam Pengembangan investasi kota masih
sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian makro nasional;
2. Meski sudah dilakukan, namun promosi investasi
masih perlu
ditingkatkan jar.
Komunikasi web 3. Masih
rendahnya kualitas
pengurusan perijinan di Kota Semarang yang ditandai
dengan belum optimalnya integritas dan transparansi serta akuntabilitas pengurusan
perijinan. Diperlukan adanya perbaikan tata kelola perijinan dan peningkatan budaya
aparatur
4. Belum optimalnya kinerja BUMD, sehingga belum memberikan kontribusi terhadap PAD.
19. Mengembangkan produktivitas
pertanian yang berorientasi pada sistem agribisnis
1. Masih rendahnya kualitas SDM pertanian ditingkat pelaku utama, yang disebabkan
lambatnya sistem alih regenerasi, sehingga diperlukan sosialisasi lebih intensif dalam hal
menarik minat;
2. Masih belum optimalnya akses petani dan lembaga tani terhadap sumberdaya produktif,
termasuk akses permodalan dan infrastruktur. 20. Mengembangkan produktivitas bahan
pangan untuk menjaga ketersediaan bahan pangan dan meningkatkan
ketahanan pangan 1. Kapasitas produksi pangan yang semakin
terbatas, dimana Kota Semarang bukan merupakan daerah produksi pangan melainkan
pusat konsumen.
2. Kelembagaan pemasasaran hasil pangan belum mampu berperan dalam menstabilkan harga;
3. Perilaku konsumsi
masyarakat terhadap
pangan impor
cenderung meningkat
khususnya di perkotaan. 4. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang
keamanan pangan yang dihasilkan oleh industri tumah tangga;
RKPD Kota Semarang Tahun 2016
II.141
No Tujuan Sasaran Pembangunan
RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2016
5. Masih banyak digunakan bahan tambahan pangan
yang berbahaya
dalam pengolahanpangan seperti pewarna tekstil,
boraks, formalin dsb. 21. Mengembangkan kualitas pariwisata
melalui pemanfaatan
teknologi, kelembagaan,
obyek wisata
dan sarana prasarana pendukung
1. Belum optimalnya destinasi dan event-event pariwisata;
2. Kurang efektifnya koordinasi antar asosiasi pelaku pariwisata;
3. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kepariwisataan.
22. Mengembangkan Produktivitas
kelautan dan
perikanan yang
berorientasi pada sistem agribisnis 1. Berubahnya bentuk fisik pantai dan laut
akibat adanya
reklamasi, erosi
dan sedimentasi pantai;
2. Terbatasnya infrastuktur di wilayah pesisir dan belum lengkapnya dokumen pengelolaan
wilayah pesisir; 3. Terbatasnya
kapasitas usaha
perikanan, mencakup permodalan, sarana prasarana
produksi dan teknologi serta produktifitas; 4. Terbatasnya pengetahuan dan ketrampilan
pelaku usaha perikanan; 5. Menurunnya lahan dari budidaya perikanan
dan masih adanya pengoperasian alat tangkap yang tidak ramah lingkungan.
23. Rintisan pasar-pasar
tradisional modern
dan perlindungan
bagi keberadaan pasar tradisional serta
pengembangan perdagangan dalam negeri dan ekspor
1. Pengelolaan baik
manajemen maupun
operasional dari pasar-pasar modern yang telah dibangun;
2. Masih terdapat sarana perdagangan baik bangunan maupun lingkungan yang belum
representatif. 3. Menjamurnya
mini marketswalayan,
memerlukan regulasi yang lebih tegas. 4. Pengoptimalan pendapatan pasar tradisional.
24. Mengembangkan kualitas
produk sektor
perindustrian melalui
pemanfaatan teknologi, kelembagaan dan sarana prasarana pendukung
1. Masih belum optimalnya kualitas daya saing produk dan akses pasar baik regional maupun
internasional; 2. Rendahnya kualitas SDM yang tercemin dari
masih rendahnya
produktivitas dan
pemanfaatan peluang usaha dan pasar; 3. Keterbatasan akses sumberdaya produktif baik
berupa akses permodalan, informasi dan pemasaran.
25. Meningkatkan penataan lahan kritis, penataan lahan bekas galian C dan
penataan kawasan
pantai dan
pengembangan kegiatan perlindungan 1. Menurunnya muka tanah landsubsidance,
2. Rusaknya lingkungan bekas galian,
RKPD Kota Semarang Tahun 2016
II.142
No Tujuan Sasaran Pembangunan
RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2016
dan konservasi,
rehabilitasi dan
pemulihan cadangan
sumberdaya alam dan pengendalian polusi
3. Tingginya bencana longsor 4. Menurunya debit sumber air baku
5. Tingginya tingkat sedimentasi sungai 6. Kejadian rob dan banjir
7. Antisiasi perubahan iklim 8. Masih adanya kasus pencemaran lingkungan.
26. Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana pengelolaan
sampah serta pengembangan kegiatan penanganan sampah
1. Daya tampung TPA Jatibarang melebihi kapasitas,
2. Pelayanan persampahan masih mencakup sekitar 83 dari seluruh wilayah Kota
Semarang; 3. Pelayanan sampah terangkut yang belum
optimal 4. Aksesbilitas ke TPA masih belum mudah
5. Kurangnya kesadaran
masyarakat dalam
pengelolaan sampah 3R 27. Pengembangan kualitas dan kuantitas
Ruang Terbuka Hijau RTH 1. Luasan RTH masih belum mampu menaungi
seluruh wilayah kota 2. Kebijakan yang belum sepenuhnya mengarah
kepada pembuatan lahan terbuka baru 3. Pergantian lahan untuk permukiman yang
cukup tinggi dikarenakan tuntutan dan investasi
4. Terbatasnya anggaran untuk mengembangkan taman atau ruang terbuka hijau
28. Perwujudan struktur tata ruang yang seimbang, peningkatan pemanfaatan
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang yang konsisten dengan rencana
tata ruang yang ditetapkan 1. Alih fungsi lahan yang begitu cepat
2. Kurang konsistennya SKPD terkait dalam memahami rencana tata ruang wilayah RTRW
Kota Semarang 2011-2030 3. Terbatasnya pengawasan pemanfaatan lahan
dilapangan 29. Pengembangan
pengelolaan manajemen pelayanan transportasi
1. Menurunnya pelayanan
angkutan umum
karena kurang
nyaman dan
rendahnya pelayanan angkutan umum
2. Masih banyaknya parkir on street yang berdampak pada penyempitan jalan sehingga
menggangu kelancaran lalu lintas; 3. Kurangnya integrasi antar moda angkutan
umum dan moda transportasi darat, laut dan udara;
30. Pengembangan manajemen
pola pergerakan angkutan barang yang
terintegrasi antar moda angkutan 1. Kurangnya konsep yang terintegrasi dalam
penataan angkutan barang
RKPD Kota Semarang Tahun 2016
II.143
No Tujuan Sasaran Pembangunan
RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2016
darat dan laut 2. Sarana dan prasaran yang kurang memadai
untuk sistem integrasi antar moda 31. Pengembangan
kelengkapan jalan
street furniture 1. Penataan wajah kota yang sedang dalam proses
2. Terbatasnya penyediaan kelengkapan jalan untuk daerah pedalaman perbatasan
3. Pertumbuhan kendaraan yang tidak sebanding dengan prasana jalan
4. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik yang belum terlalu optimal
5. Akses wilayah
dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi wilayah khususnya daerah pinggiranterisolir
32. Penyediaan perumahan yang layak huni
bagi masyarakat
dan masyarakat berpenghasilan rendah
MBR dan fasilitas pendukungnya, 1. Masih adanya permukiman kumuh;
2. Masih adanya rumah yang tidak layak huni, 3. Keterbatasan
masyarakat khususnya
masyarakat miskin untuk memiliki rumah yang layak huni;
33. Pengembangan sarana dan prasarana penanganan system jaringan drainase
1. Terbatasnya koordinasi antar pemeirintah dan masyarakat dalam menjaga kebersihan dari
hulu hingga hilir; 2. Luas genangan rob dan banjir cenderung
meningkat 3. Kondisi hujan yang ekstrim akibat perubahan
iklim; 34. Pengembangan sarana dan prasarana
penyediaan air baku masyarakat dan kerjasama antar wilayah, hulu hilir
dan antara
Pemerintah Pusat,
Provinsi dan Kota dalam pengelolaan air baku
1. Menurunnya kualitas
dan kuantitas
Penyediaan air bersih, bagi masyarakat yang tidak terlayani PDAM;
2. Penyediaan air baku untuk pertanian; 3. Tidak adanya program pengelolaan air hujan;
4. Belum jelasnya sistem kerjasama antar daerah dalam pengelolaan air baku.
35. Pengembangan pengarusutamaan
gender melalui
fasilitasi pengembangan
kelembagaan, kesetaraan
dan keadilan
gender dalam berbagai bidang kehidupan
serta perlindungan anak, remaja dan perempuan dalam segala bentuk
diskriminasi dan eksploitasi 1. Masih tingginya kesenjangan gender diberbagai
bidang pembangunan. 2. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang
konsep kesetaraan dan keadilan gender; 3. Masih adanya tindak kekerasan terhadap
perempuan dan anak; 4. Belum
optimalnya peran
serta lembagaorganisasi
wanita dalam
pembangunan. 5. Belum
terkoordinasinya penyusunan
perencanaan dan penganggaran responsive gender di SKPD.
RKPD Kota Semarang Tahun 2016
II.144
No Tujuan Sasaran Pembangunan
RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2016
36. Pengembangan penanganan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS, lansia, anak jalanan
dan anak
terlantar, anak
berkebutuhan khusus, korban napza, penyandang HIV- AIDS, wanita rawan
sosial dan penyandang cacat secara sistematis,
berkelanjutan dan
bermartabat melalui pelayanan panti, non panti maupun rumah singgah
dilandasi rasa kesetiakawanan sosial
1.
Meski jumlah penanganan PMKS meningkat, namun hal tsb belum bisa mengurangi jumlah
PMKS secara signifikan;
2.
Dengan bertambahnya sarana sosial, maka diperlukan pengelolaan sarana prasarana
pelayanan yang harus lebih memadai,
3.
Masih perlu penanganan lebih intensif untuk penderita cacat, anak jalanan, kenakalan
remaja, penyalahgunaan NAPZA, Gelandangan dan pengemis serta penyandang masalah
kesejahteraan sosial PMKS lainnya;
4.
Perlu ditingkatkannya partisipasi masyarakat dan
kerelawanan dunia
usaha dalam
kepedulian sosial,
Permasalahan pembangunan Kota Semarang juga dapat diidentifikasi dari capaian Indikator Standar Pelayanan Minimal sampai dengan Tahun
2014 semester pertama yang dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel. 2.105 Permasalahan dan Solusi dari Indikator Capaian Standar Pelayanan
Minimal SPM sampai dengan Tahun 2014
No. Indikator
Kendala Solusi
Bidang Kesehatan
1.
Cakupan pemberian makanan pendamping
ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin
Target SPM Nasional 100 2010 sedangkan
realisasi tahun 2014 yaitu 60,42
Alokasi anggaran untuk pengadaan MP-ASI masih
belum mencukupi serta Sasaran di DO adalah seluruh
anak usia 6-24 bulan keluarga miskin, sedangkan untuk saat
ini baru bisa menangani kasus BGM gakin 6-24 bulan
Usulan peningkatan anggaran untuk
pengadaan MP-ASI Membuat skala prioritas
dalam alokasi anggaran program gizi
Koordinasi dengan lintas sektoral program terkait
dalam rangka menurunkan kasus balita
BGM
2.
Cakupan penemuan dan penanganan penderita
penyakit Non Polio AFP rate per 100.000
penduduk Target SPM Nasional
100 2010 sedangkan realisasi tahun 2014
yaitu 97,02 Belum adanya kesamaan
persepsi antara capaian provinsi dan pusat
Kementerian Kesehatan mengenai penemuan kasus
AFP non-folio Persepsi disamakan antara
capaian provinsi dan pusat Kementerian Kesehatan
Tapi untuk provinsi sendiri penemuan kasus AFP non-
polio semakin banyak kinerja semakin baik
Target untuk propinsi temuan kasus AFP di kota Semarang
adalah 8, sedangkan capaian kita adalah 11
3.
Cakupan balita dengan pneumonia yang
ditangani Target SPM Nasional
100 2010 sedangkan Target terlalu tinggi
Refreshing petugas MTBS dokter, bidan
Belum semua petugas menerapkan Manajemen
Terpadu Balita Sakit MTBS Meningkatkan kegiatan
penyuluhan-penyuluhan tentang pneumonia ke
RKPD Kota Semarang Tahun 2016
II.145
No. Indikator
Kendala Solusi
realisasi tahun 2014 yaitu 47,91
karena membutuhkan waktu yang lama
kader masyarakat Memaksimalkan
pemakaian timer untuk hitung nafas
4.
Cakupan Penemuan pasien baru TB BTA
positif TB BTA + Target SPM Nasional
100 2010 sedangkan realisasi tahun 2014
yaitu 63,92 Cakupan penemuan yang
masih rendah karena yang dimasukkan dalam pelaporan
hanya kasus BTA positif yang diobati dengan strategi DOTS,
sedangkan untuk TB BTA positif yang tidak
menggunakan strategi DOTS tidak dilaporkan.
Meningkatkan koordinasi dengan RS-RS Klinik
BP dan BPS
Pasien TB yang diobati DPS dokter praktek swasta belum
terlaporkan ke DKK Meningkatkan sosialisasi
program TB DOTS ke fasilitas pelayanan
kesehatan Pelatihan TB DOTS bagi
petugas fasilitas pelayanan kesehatan
Bidang Perumahan Rakyat 1.
Cakupan layanan rumah layak huni yang
terjangkau -
Banyaknya kerusakan- kerusakan di Rusunawa
Rusun -
Belum optimalnya penagihan sewa Rusunawa Rusun
- Bantuan perbaikan
lingkungan permukiman masih tumpang tindih antara
SKPD yang satu dengan yang lainnya
- Penambahan anggaran
rutin untuk perbaikan pemeliharaan
rusunawarusun.
- Penambahan jumlah
kendaraan roda 2 sebanyak 29 unit
diantaranya untuk pelaksanaan penagihan
sewa rusunawarusun dan pelaksanaan
pengawasan dalam permohonan ijin
bangunan serta pengukuran dalam
pengajuan KRK.
- Telah dilaksanakan
koordinasi antar SKPD untuk bantuan
perbaikan lingkungan permukiman sesuai
tupoksi yang ada di masing-masing SKPD
Bidang Lingkungan Hidup 1
Presentase luasan lahan yang telah ditetapkan
status kerusakan lahan danatau tanah untuk
produksi biomassa yang diinformasikan.
- Terbatasnya jumlah
laboratorium lingkungan di Kota Semarang yang
mempunyai kemampuan melakukan pengujian
kualitas tanah dan atau lahan serta kualitas udara
emisi sumber tidak bergerak industri, sehingga akan
berpengaruh terhadap tingkat capaian SPM
- Keterbatasan jumlah SDM
dalam melaksanakan SPM -
Melaksanakan pembinaan dan
bimbingan teknis kepada industri untuk
menerapkan ketentuan peraturan-perundangan
khususnya yang diatur dalam Keputusan Kepala
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Nomor 205 Tahun 1996 tentang Pedoman Teknis
Pengendalian Pencemaran Udara
Sumber Tidak Bergerak, agar pelaksanaan
pemenuhan standar
RKPD Kota Semarang Tahun 2016
II.146
No. Indikator
Kendala Solusi
pelayanan minimal bidang lingkungan hidup
dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
- Melaksanakan
pengawasan secara rutin dan berkala kepada
perusahaan dan atau kegiatan usaha yang
berpotensi mencemari air dan udara
- - Meningkatkan
kapasitas laboratorium lingkungan Badan
Lingkungan Hidup Kota Semarang dalam
memberikan pelayanan dibidang jasa pengujian
laboratorium
Bidang Sosial 1.
Persentase PMKS skala KabKota yang
memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan
kebutuhan dasar -
Terkait dengan Permendagri Nomor 32 Tahun 2011
tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bansos yang
bersumber dari APBD dan Permendagri Nomor 39 Tahun
2012 tentang Perubahan Atas Permendagri Nomor 32 Tahun
2011, mengakibatkan beberapa proposal pemohon
yang telah masuk dan telah dievaluasi serta dikaji
berdasarkan ketentuan tersebut, disimpulkan tidak
memenuhi beberapa persyaratan yang diharuskan
sesuai ketentuan tersebut.
- Masih merebaknya Pengemis,
Gelandangan, Orang Terlantar dan Anak Jalanan
yang diindikasikan dilakukan secara terorganisir yang
justru dijadikan sebagai profesi, dan biasanya hal ini
dilakukan oleh warga yang berasal dari luar Kota
Semarang.
- Masih sulitnya melakukan
pendataan secara valid terhadap penyandang
masalah kesejahteraan sosial terkait dengan PGOT dan
Anak Terlantar karena yang bersifat dinamis dan sering
berpindah tempat.
- Keterbatasan sarana dan
prasarana serta anggaran operasional organisasi Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kota Semarang
- Sistem dan prosedur
pelayanan penanggulangan bencana yang belum baku
- Meningkatkan intensitas
sosialisasi kepada masyarakat khususnya
calon penerima hibah dan bansos tentang tata
cara pemberian hibah dan bansos.
- Meningkatkan
koordinasi, sinergisitas dan kerjasama dengan
instansi terkait, masyarakat.
- Meningkatkan intensitas
pendataan secara rutin berkaitan dengan
penyusunan data base PMKS sehingga terwujud
data yang valid.
- Membangun
profesionalisme aparat Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kota Semarang yang disiplin,
berdedikasi, tanggap, peduli serta antiisipasif
- Meningkatkan sarana
adan prasarana penanggulangan
bencana
- Meningkatkan peran
aktif masyarakat Kota Semarang dalam
mencegah dan menanggulangi bahaya
bencana yaitu masalah pengamanan terhadap
bahaya bencana Security in disaster
hazard
- Meningkatkan
koordinasi dengan instansi terkait
RKPD Kota Semarang Tahun 2016
II.147
No. Indikator
Kendala Solusi
- Kompetensi dan
profesioanalisme SDM penanggulangan bencana
yang masih perlu ditingkatkan lagi secara
optimal
- Infrastruktur daerah yang
belum sepenuhnya mendukung peningkatan
pelayanan penanggulangan bencana, seperti jaringan
jalan, sistem komunikasi, pos penanggulangan bencana dsb
- Koordinasi antar instansi
terkait masih belum maksimal misalnya dengan
non Organisasi Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kota Semarang dalam satu lingkup Pemerintah
Daerah, Kepolisian RI, dll
- Kejadian Bencana sering
berakibat fatal -
Bencana akibat alam ulah manusia sering bermuara
pada bencana -
Meningkatnya kesenjangan dalam sistem
penanggulangan bencana oleh Unit Penanggulangan
Bencana, misalnya respontime yang masih tinggi,
tumpulnya efektivitas pennaggulangan bencana,
dsb
- Peraturan dan standar-
standar teknis tentang bencana masih terbatas
- Masih kurangnya kesadaran
masyarakat mengenai pengurangan resiko bencana
PRB -
Tanggap akan tuntutan globalisasi
perdagangan bebas yanag menghendaki
ditiadakannya hambatan-hambatan
dengan melaksanakan harmonisasi
penyesuaian standar standard aligment
- Melaksanakan tuntutan
akan kualitas pengawasan
pelaksanaan tugas quality control
assesment dalam rangka pelayanan prima
akuntabilitas
- Pembinaan dan
penyuluhan kepada setiap orang yang
berkepentingan dalam penerapan kebijakan
yang tepat knowledge- based policy dalam
setiap langkah kebijakan yang diambil
atau ditetapkan.
- Menerapkan pola
desentralisasi sesuaia standar yang diterapkan
Pemerintah Pusat dalam rangka otonomi daerah
- Merealisasikan SOP
Standar Operating Procedure
- m. Melaksanakan
Standar Pelayanan Minimal SPM sesuai
dengan peraturan yang berlaku di Kota
Semarang dalam rangka perlindungan
masyarakat
Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan 1
Anggaran yang tidak maksimal atau kecil menyebabkan
beberapa indikator yang perlu dianggarkan tidak ada
anggarannya Penambahan anggaran
yang selalu diusahakan kepada Pemerintah Kota
Semarang
2 Pencatatan dan pelaporan
korban KDRT yang kurang terintegrasi
Dibangunnya PPT Seruni di 16 Kecamatan agar
korban KDRT dapat cepat melaporkan dan ditangani
kasusnya
Bidang KB dan KS 1
Anggaran yang tidak maksimal atau kecil menyebabkan
beberapa indikator yang perlu dianggarkan tidak ada
Penambahan anggaran yang selalu diusahakan
kepada Pemerintah Kota Semarang
RKPD Kota Semarang Tahun 2016
II.148
No. Indikator
Kendala Solusi
anggarannya 2
Rasio Penyuluh Lapangan KBPenyuluh
KB PLKBPKB 1 petugas di setiap 2dua
DesaKelurahan Kurangnya jumlah Penyuluh
Lapangan KB yang berimbas pada capaian kinerja
Para penyuluh lapangan KB diberikan pembinaan
daan pelatihan agar hasil yang dicapai lebih optimal.
Bidang Pendidikan Dasar
No. Indikator
Permasalahan Solusi
1. Standar Pelayanan Minimal
SPM Wajib Belajar Pendidikan Dasar menyesuaikan
perubahan regulasi yang terbit saat pelaksanaan SPM berjalan.
Perubahan regulasi ini berdampak pada pelaksanaan
SPM di satuan pendidikan yang serta merta mesti diikuti.
Implementasi ini memerlukan waktu sosialisasi yang cukup
sehingga keluaran SPM belum maksimal di tingkat satuan
pendidikan Sosialisasi regulasi SPM di
tingkat satuan pendidikan
2. Kuantitas pendidik dan
kualitas pendidik dan tenaga kependidikan belum
berbanding lurus dengan kuantitas peserta didik
rombongan belajar sehingga sangat berpengaruh terhadap
keluaran SPM. Atas kondisi ini Pemerintah Daerah dalam hal
ini Dinas Pendidikan Kota Semarang tidak bisa
melakukan perubahan kuantitas karena mesti
mengikuti regulasi kepegawaian yang diterbitkan oleh
Pemerintah pusat Kemenpan dan Kemendagri
Penambahan kuantitas tenaga pendidik setiap
tahun
Bidang Pekerjaan Umum 1.
- Kemampuan sumber daya
manusia yang masih kurang terhadap penguasaan
teknologi informasi dan keterbatasan peralatan
sehingga pekerjaan sering kali dilakukan secara manual.
- Belum tersedianya sumber
data peta tingkat bidangpersil
- Belum tersedia data yang
akurat terhadap pemilikpemanfaat air bawah
tanah, pemakaian ABT semakin meningkat, belum
adanya peraturan teknis sebagai petunjuk teknis dari
- Meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia melalui
kursuspelatihan dan pendidikan yang terkait
dengan teknologi informasi serta
menambah jumlah peralatan.
- Melaksanakan kegiatan
pembuatan data peta tingkat bidangpersil.
- Melaksanakan update
data dan penegakan perda pengelolaan air
tanah serta menyusun petunjuk teknis dari
RKPD Kota Semarang Tahun 2016
II.149
No. Indikator
Kendala Solusi
Perda pengelolaan air tanah Kota Semarang
- Kebocoran pada jaringan pipa
PDAM sehingga ada beberapa lokasiwilayah yang belum
terlayani air bersihair minum
- Jumlah sarana dan
prasarana yang mendukung sistem jaringan drainase
skala kawasan dan skala kota.yang belum memadai.
Perda pengelolaan air tanah Kota Semarang
yang akan menjadi acuan dalam
pelaksanaan Perda tersebut.
- Rehabilitasi dan
penambahan pipa distribusi air bersih di
wilayah Kota Semarang.
- Pengadaan sarana dan
prasarana yang mendukung sistem
jaringan drainase skala kawasan dan skala kota
Bidang Ketenagakerjaan 1
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan
pelatihan berbasis kompetensi
Pencapaian target besaran tenaga kerja yang mendapatkan
pelatihan berbasis kompetensi sangat sulit dilakukan karena
terbatasnya jumlah assesor sebagai penguji
Mendorong LPKS yang ada untuk lebih meningkatkan
SDM Instruktur yang ada untuk mengikuti sertifikasi
kompetensi, meningkatkan jumlah
uji kompetensi
yang diselenggarakan 2
Besaran Kasus yang diselesaikan dengan
Perjanjian Kerja Pencapaian target Besaran
Kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama PB
terkendala banyaknya kasus perselisihan tenaga kerja yang
yang akhirnya sampai tingkat pengadilan, padahal sesuai
kewenangan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kota
Semarang dalam hal ini mediator hanya sampai dengan
anjuran Pengusulan penambahan
jumlah personil Mediator, meningkatkan koordinasi
dan efektifitas LKS Bipartit dan Tripartit.
3 Besaran pekerjaburuh
yang menjadi peserta program Jamsostek
Pencapaian target Besaran Pekerjaburuh yang menjadi
peserta Jamsostek terkendala Dinas Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Kota semarang hanya mempunyai fungsi
koordinasi dengan pihak terkait Meningkatkan
fungsi pembinaan
dan pengawasan
ke perusahaan,
meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait,
kegiatan sosialisasi
ke perusahaan
Bidang Ketahanan Pangan 1.
Stabilitas harga dan pasokan pangan
Perbedaan penghitungan dalam menentukan Realisasi dan
Target harga antara Kementerian Pertanian dan
Kementerian Dalam Negeri Diperlukan Pelatihan SPM
kembali untuk menghitung Realisasi dan target harga
untuk indikator Stabilitas harga dan Pasokan
2. Penanganan daerah
rawan pangan Kesulitan dan menentukan
Pembilang dan penyebut untuk menghitung indikator
Penanganan daerah rawan pangan
Pelatihan SPM Kembali dengan Konsultan yang
memahami bidang Ketahanan Pangan
Bidang Kesenian 1
Kurangnya minat dan Berupaya menumbuhkan
RKPD Kota Semarang Tahun 2016
II.150
No. Indikator
Kendala Solusi
kepedulian generasi muda terhadap seni budaya
tradisional sehingga sulit untuk menelurkan generasi penerus
khususnya terhadap seni tradisi
minat generasi muda melalui pengembangan
atraksi budaya seni tradisi secara kreatif
2 Terbatasnya fasilitas dan
kualitas sarana prasarana di gedung pertunjukan kesenian
Meningaktkan fasilitas dan kualitas sarana prasarana
di gedung pertunjukan
3 Kurangnya koordinasi dan
komunikasi antar kelompok atau sanggar kesenian dan
Dewan Kesenian Semarang dalam penyelenggaraan event
kesenian Meningkatkan koordinasi
dan komunikasi antar kelompok sanggar
kesenian dsn Dewan Kesenian Semarang dalam
penyelenggaraan event keseniana melalui
pemberian dukungan, penghargaan dan
kerjasama di bidang seni budaya.
Bidang Komunikasi dan Informatika 1
Masih ada indikator bidang komunikasi dan informatika
yang belum bisa dilaksanakan karena anggaran yang masih
terbatas SKPD yang melaksanakan
SPM bidang komunikasi daan informatika akan
mencapai target sesuai ketentuan dengan melalui
perencanaan anggaran SKPD
Bidang Perhubungan 1.
Tersedianya SDM di bidang terminal pada
KabupatenKota yang telah memiliki terminal
Banyak pegawai yang pensiun sehingga SDM yang memiliki
kompetensi di bidang terminal kurang mencukupi.
Usulan kepaada BKD untuk penambahan
pegawai
2. Terpenuhinya standar
keselamatan bagi angkutan umum yang
melayani trayek di dalam Kabupaten Kota
Masih ada angkutan yang berusia tua dan belum
diremajakan sehingga membahayakan keselamatan di
jalan -
Peremajaan angkutan yang sudah tua dengan
kendaraan yang baru
- Penambahan koridor
angkutan massal BRT Bidang Penanaman Modal
1 Belum sepenuhnya perusahaan
dan atau kegiatan usaha yang diawasi mentaati persyaratan
teknis dan administrasi Melaksanakan
pemantauan dan pembinaan kepada
industri untuk menerapkan ketentuan-
ketentuan peraturan perundang-undangan agar
pelaksanaan pemenuhan standar pelayanan
minimal bidang penanaman modal dapat
dilakukan secara efektif dan efisien.
2. Perpanjangan ijin IMTA belum
Mengadakan koordinasi
RKPD Kota Semarang Tahun 2016
II.151
No. Indikator
Kendala Solusi
ditangani oleh BPPT karena belum BPPT belum diberi
kewenangana untuk menangani IMTA
dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kota Semarang, untuk penanganan perpanjangan
RPTKA Rencana Penggunaan Tenga Kerja
Asing dan perpanjangan IMTA Ijin Perpanjangan
Tenaga Kerja Asing.
Bidang Pemerintahan Dalam Negeri 1.
Penerbitan KTP elektronik sampai dengan tahun 2014
masih menjadi kewenangan Kementerian Dalam Negeri
sedangkan kewenangan daerah untuk proses perekaman.
Untuk proses perekaman Kota Semarang sampai dengan
semester I Tahun 2014 telah mencapai 87,64 yaitu sebesar
1.052.404 data penduduk dari target 1.205.691 data
penduduk. Melakukan koordinasi
secaraa terus menerus dengan Kmenterian Dalam
Negeri sebagai instansi yang berwenang dalam
penerbitan KTP elektronik.
Selanjutnya daerah melakukan kegiatan
dengan meningkatkan pelayanan perekaman
dengan kegiatan pelayanan langsung ke
sekolah, perguruan tinggi, instansi pemerintah dan
perusahaan untuk mendorong peningkatan
pencapaian jumlah perekaman KTP-elekrotik
2. Minat masyarakat untuk
mengurus Akta Kematian rendah karena akta kematian
tidak menjadi persyaratan pengurusan pelayanan publik
lainnya dan untuk pengurusan administrasi kematian cukup
sampai di Kelurahan Melaksanakan sosialisasi
tentang pentingnya memiliki akta kelahiran
kepada masyarakat baik langsung maupun melalui
media publikasi dan mengajukan usulan
kegiatan pelayanan langsung pengurusan akta
kematian bekerjasama dengan kelurahan untuk
tahun 2014.
3. Kesulitan dalam menentukan
pembilang dalam indikator cakupan penerbitan akta
kelahiran karena terdapat 2 jenis penerbitan Akta Kelahiran
yaitu untuk Kelahiran Umum dan Kelahiran Terlambat
sehingga untuk jumlah penerbitan
Melakukan perhitungan pembilang untuk indikator
cakupan penerbitan akta kelahiran dengan
menjumlahkan realisasi penerbitan akta umum
dan terlambat sehingga persentase capaian SPM
menjadi tinggi
4. Cakupan penegakan
peraturan daerah dan peraturan kepala daerah
di KabupatenKota a.
Tidak tersaji data dasar Pembuatan SIM data
base Penunjukan petugas
khusus penanganan pengaduan dan
pencatatan pelanggaran
RKPD Kota Semarang Tahun 2016
II.152
No. Indikator
Kendala Solusi
Perda b.
Target pelanggaran jumlah pelanggar sulit untuk
ditentukan karena bukan hanya berdasarkan
pantauan akan tetapi juga dari pengaduan masyarakat
dan juga dinasinstansi terkait.
Ditentukan berdasarkan pelanggaran yang ada di
tahun sebelumnya.
Saran : Apabila memungkinkan
pembilang dan penyebut diganti dengan jumlah
yang absolut, misal :
jml perda bersanksi yg ditegakkanjumlah
seluruh Perda bersanksi x 100
Ket : Perda bersanksi adalah
Perda yang mengandung sanksi baik administrasi
maupun pidana denda yang sering dilanggar
dilaporkan
5. Cakupan patroli siaga
ketertiban umum dan ketentraman masyarakat
a. Kurangnya sarana dan prasarana mobil patroli
Mengajukan tambahan armada
b. Kurangnya personil Jumlah regu diperkecil
Mengajukan penambahan personil
melalui BKD atau outsourcing
6. Cakupan rasio petugas
perlindungan masyarakat Linmas di
Kabupaten Kota a. Pertumbuhan pemukiman
penduduk yang relatif tinggi RT bertambah banyak
tidak diimbangi dengan penunjukan Linmas sesuai
jumlah RT Pembuatan surat
edaran sudah dilakukan
Sosialisasi di tingkat kecamatan dan
kelurahan akan dilaksanakan pada
akhir tahun 2014
b. Tidak banyak orang yang mau menjadi Linmas karena
tidak ada perhatian dari Pemda pakaianuang
harian Pakaian Linmas,
pemberian tali asaih, pemberi uang transport
c. Di perumahan terutama
perumahan menengah ke atas tidak ada warga yanag
mau menjadi Linmas karena kesibukannya
Kelurahan diarahkan untuk memenuhi petugas
Linmas sejumlah RT tidak harus berasal dari RT yang
bersangkutan
7. Terbatasnya anggaran sehingga
pengalokasian anggaran untuk kegiatan pendidikan dan
pelatihan pertolongan daan pencegahan kebakaran sangat
rendah Mengusulkan penambahan
anggaran untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan
pertolongan daan pencegahan kebakaran
8. Adanya mutasi pejabat
struktural di lingkungan Mengusulkan penambahan
personil satgas damkar
RKPD Kota Semarang Tahun 2016
II.153
No. Indikator
Kendala Solusi
Pemerintah Kota Semarang dan staf Dinas Kebakaran ke
instansi lainnya sehingga berakibat pejabat struktural
dan staf yang sudah dididik sesuai standar kualifikasi
berkurang serta berkurangnya jumlah personil memasuki
masa masa pensiun untuk mengisi kekurangan
personil di Dinas Kebakaran terutama
Pasukan Pemadam Kebakaran
2.5.2 Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan