RKPD Kota Semarang Tahun 2016
II.49
sungai, sempadan waduk, dan sempadan mata air. Kawasan lindung rawan bencana merupakan kawasan yang mempunyai kerentanan bencana longsor dan
gerakan tanah. Kawasan Budidaya, merupakan kawasan yang secara karakteristik wilayah dikembangkan sesuai dengan kondisi dan potensi wilayah.
Kawasan yang dikembangkan berdasarkan potensi dan karakteristik wilayah adalah sebagai berikut:Kawasan Perdagangan dan Jasa, Kawasan Permukiman,
Perdagangan dan Jasa, Kawasan Pendidikan, Kawasan Pemerintahan dan Perkantoran, Kawasan Industri, Kawasan Olahraga, Kawasan Wisata Rekreasi,
Kawasan Perumahan dan Permukiman, Kawasan Pemakaman Umum, Kawasan Khusus dan Kawasan Terbuka Non Hijau. Namun seiring dengan pesatnya
perkembangan pembangunan Kota banyak timbul pusat-pusat kegiatan baru seperti kawasan industri, perdagangan jasa dan tumbuhnya kawasan-kawasan
permukiman daerah pinggiran kota.
c. Ketersediaan air bersih
Untuk pelayanan umum terhadap fasilitas air bersih di Kota Semarang dapat dikatakan mengalami peningkatan lebih baik. Terlihat dari data pada Buku Kota
Semarang Dalam Angka Tahun 2013, Jumlah pemakaian air melalui PDAM kota Semarang pada tahun 2013 tercatat 43,162 juta M3. Bila dibandingkan dengan
tahun sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 2,62. Pemakaian terbanyak terdapat pada pelanggan Rumah Tangga sebanyak 35,288 juta M3 atau sekitar
81,75 dari seluruh pemakaian air minum. Kalau dilihat dari jumlah pelanggan sambungan, mengalami peningkatan sebesar 1,97 dari tahun sebelumnya.
Untuk pelayanan dan persebaran fasilitas pemenuhan air bersih dan sanitasi melalui pembagunan deep well sumur dalam meningkat dari 16 unit menjadi 41
unit di tahun 2012, dan untuk Sistem Penyediaan Air Bersih Sederhana SIPAS masih terus dijaga. Hal ini selain mempermudah warga masyarakat Semarang
dalam mendapatkan air bersih juga secara otomatis dapat menurunkan angka penggunaan air bawah tanah ABT sebagai salah satu bentuk pelestarian
lingkungan.
d. Fasilitas Listrik, Telepon
Salah satu indikator dari kinerja PLN adalah dari banyaknya laporan gangguan listrik sebagai bagian dari pelayanan masyarakat. Berdasarkan data dari
Buku Kota Semarang Dalam Angka Tahun 2013, selama tahun 2013 terdapat 1.144 laporan gangguan untuk berbagai jenis gangguan listrik. Bila dibandingkan
dengan keadaan tahun 2012, dimana tercatat 1.840 laporan gangguan, maka hal ini berarti mengalami penurunan sekitar 37,83
Sedangkan Untuk fasilitas telepon seiring dengan perkembangan teknologi untuk
jaringan tetap jaringan telepon lokal, SLI, SLJJ, dan tertutup mengalami kecenderungan menurun. Tetapi untuk jaringan bergerak yakni satelit dan telepon
seluler mengalami perkembangan cukup pesat. Jangkauan komunikasi saat ini tidak menjadi suatu permasalahan, melalui layanan jaringan bergerak yang
ditawarkan oleh perusahaan penyedia jaringan telepon antara lain Telkomsel, Indosat, XL, Axis, Tri, dll pelanggan secara cepat dapat menggunakannya.
e. Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Kota Semarang sebagai Kota Perdagangan dan jasa, dapat dilihat dari ketersediaan fasilitas hotel, penginapan, restoranrumah makan, pasar modern
dan pasar tradisional. Sampai dengan tahun 2013 jumlah fasilitas perdagangan dan jasa mengalami peningkatan, jumlah restoranrumah makankedai sebanyak
387 buah.
Perkembangan fasilitas perdagangan dan jasa di Kota Semarang pada tahun 2013 mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah hotel
RKPD Kota Semarang Tahun 2016
II.50
sebanyak 12 buah, Restoranrumah makan sebanyak 86 buah dan tempat hiburan sebanyak 37 buah. Jumlah hotel berbintang sebanyak 46 buah, hotel non
bintang 82 buah, pasar tradisional sebanyak 50 buah, pasar lokal sebanyak 23 buah. Disamping itu juga terdapat fasilitas pendidikan, tempat wisata alam dan
wisata religus. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Semarang memilki daya tarik bagi investor untuk investasi dan para wisatawan baik domestik maupun manca
negara untuk berkunjung di Kota Semarang.
2.1.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi
Daya tarik investor untuk memanamkan modalnya sangat dipengaruhi faktor- faktor seperti tingkat suku bunga, kebijakan perpajakan dan regulasi perbankan,
sebagai infrastruktur dasar yang berpengaruh terhadap kegiatan investasi. Iklim investasi juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang mendorong
berkembangnya investasi antara lain kondisi keamanan dan ketertiban wilayah serta kemudahan proses perijinan.
a. Keamanan dan Ketertiban