Faktor Nonkebahasaan Faktor-faktor Penunjang Efektifitas Berbicara

Mustakim 1994: 56 berpendapat berkenaan dengan faktor lawan bicara, hal- hal yang perlu diperhatikan adalah, 1 siapa lawan bicara, 2 bagaimana kedudukan atau status sosialnya, 3 seberapa dekat hubungan pembicara dan lawan bicara akrab atau tidak akrab.

2.2.2.1.2 Faktor Nonkebahasaan

1 Sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku Dari sikap wajar pembicara sudah dapat menunjukkan otoritas dan integritas dirinya. Sikap ini sangat banyak ditentukan oleh situasi, tempat dan penguasaan materi. Sikap ini memerlukan latihan, kalau sudah terbiasa lama kelamaan rasa gugup akan hilang dan akan timbul sikap tenang dan wajar Arsyad dan Mukti 1988: 20 2 Pandangan harus diarahkan ke lawan bicara Sulanjari 2010: 32 mengemukakan bahwa ketika berbicara jangan memandang hanya kepada satu titik biarkan mata menjelajah kemana-mana untuk mengetahui intensitas ketertarikan audiens. Wijaya 2010:35 mengemukakan bahwa hal pertama yang dilakukan seorang pembicara yang baik adalah menatap laean bicara dan mengambil jeda untuk memulai sebuah pembicaraan. Ini merupakan salah satu cara yang membantu untuk menciptakan kesan baik pada lawan bicara. Usahakan mempertahankan kontak mata sepanjang pembicaraan, agar lawan bicara kita tidak merasa diabaikan. 3 Kesediaan menghargai pendapat orang lain Kusuma 2008: 24 mengemukakan bahwa dengan niat yang sungguh- sungguh untuk menghargai lawan bicara secara positif dan tanpa syarat, menghargai, dan mendengarkan dengan baik apa yang ingin dia katakan sebelum kita memulai percakapan, maka aka nada kemungkinan yang lebih besar bahwa interaksi yang kemudian terjadi akan menjadi produktif, menyenangkan dan memuaskan bagi semua pihak yang terkait. 4 Gerak-gerik dan mimik yang tepat Arsyad dan Mukti 1988: 21 mengemukakan bahwa gerak-gerik yang tepat bisa meningkatkan keefektifan berbicara. Hal ini dapat menghidupkan komunikasi, artinya tidak kaku. Tetapi jangan menggunakan gerak-gerik yang berlebihan, kerena bisa saja menjadikan pesan kurang dipahami. 5 Kenyaringan suara Jika merasa sangat panik sampai-sampai tidak tidaka ada suara yang keluar dari mulut, tariklah napas panjang, usahakan untuk tenang sesaat. Buka mulut lebar-lebar saat berbicara agar suara yang dihasilkan jelas Kusuma 2008: 64 6 Kelancaran Arsyad dan Mukti 1988: 21 mengemukakan bahwa bila seorang pembicara lancar berbicara maka akan memudahkan pendengar menangkap isi pembicaraannya. Seringkali pembicara terputus-putus dan diselipkan bunyi-bunyi tertentu misalnya ee, oo, aa, dan sebagainya. 7 Relevansi atau penalaran Gagasan demi gagasan haruslah berhubungan dengan logis. Proses berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan haruslah logis. Hal ini berarti hubungan dalam kalimat-kalimat harus logis dan berhubungan dengan topik pembicaraan Arsyad dan Mukti 1988:21. 8 Penguasaan topik Kusuma 2008: 46 mengemukakan bahwa isi pembicaraan harus sesuai dengan topik yang telah dipersiapkan dengan mantap sebelumnya dan menarik minat pendengar. Daya tarik suatu materi juga akan sangat menentukan keberhasilan suatu pembicaraan. Kusuma 2008: 64 menambahkan bahwa topik yang akan dibicarakan harus dipelajari dengan benar. Semakin dalam pemahaman terhadap topik, maka kepercayaan diri akan semakin besar, dan akan semakin mantap dalam berbicara.

2.2.3 Keterampilan Menceritakan Kembali

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENCERITAKAN KEMBALI CERITA ANAK BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN METODE SQ3R PADA PESERTA DIDIK KELAS VII H SMP NEGERI 16 SEMARANG

0 15 311

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN MELALUI TEKNIK SHOW NOT TELL DENGAN MEDIA TEKS DRAMA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

5 41 167

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN TOKOH IDOLA DENGAN MEDIA BONEKA PESERTA DIDIK KELAS VII A PENINGKATAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN TOKOH IDOLA DENGAN MEDIA BONEKA PESERTA DIDIK KELAS VII A SMP NEGERI 2 GATAK KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN

0 2 16

PEMEROLEHAN KALIMAT ANAK USIA 6-7 TAHUN MELALUI PENCERITAAN KEMBALI CERITA UPIN DAN IPIN_BASIKAL BARU PEMEROLEHAN KALIMAT ANAK USIA 6-7 TAHUN MELALUI PENCERITAAN KEMBALI CERITA UPIN DAN IPIN_BASIKAL BARU DI SD NEGERI BAKIPANDEYAN 01 BAKI SUKOHARJO TAHUN

0 0 14

Penerapan Model Stratta sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Menceritakan Kembali Cerita Anak yang Dibaca Siswa Kelas VII B MTs Al Islam Limpung Kabupaten Batang.

1 2 2

Peningkatan Keterampilan Menulis Kembali Dongeng yang Pernah dibaca dengan Menggunakan Strategi Stratta pada Siswa Kelas VII C SMP Negeri 2 Mranggen Demak.

0 0 2

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI MEDIA POWER POINT GAMBAR DENGAN TEKNIK CERITA BERANGKAI SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 5 DEMAK.

0 1 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI MEDIA POWER POINT GAMBAR DENGAN TEKNIK CERITA BERANGKAI SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 5 DEMAK.

0 0 136

Peningkatan Menulis Kembali Isi Dongeng melalui Model Pembelajaran Strata dan Media Boneka Panggung pada Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 1 Karanganyar Kabupaten Demak.

0 0 2

Peningkatan Keterampilan Menceritakan Kembali Cerita Anak melalui Teknik Story Telling dengan Media Flash Card pada Siswa Kelas VII-C SMP Islam Sudirman Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2008 2009 -

0 0 228