klimaks, serta bagaimana kisah itu diselesaikan. Alur berkaitan dengan masalah bagaimana peristiwa, tokoh, dan segala sesuatu itu digerakkan, dikisahkan
sehingga menjadi sebuah rangkaian cerita yang padu dan menarik. Alur juga mengatur berbagai peristiwa dan tokoh itu tampil dalam urutan yang menarik
tetapi juga terjaga kelogisan dan kelancaran ceritanya. Unsur esensial dalam alur adalah peristiwa baik yang dilakukan oleh dan
ditimpakan kepada tokoh maupun yang bukan. Konflik itulah merupakan unsur esensial dalam peristiwa. Konflik pada hakikatnya merupakan sesuatu yang tidak
menyenangkan yang dialami atau dirasakan tokoh. Jadi, dapat disimpulkan bahwa alur cerita merupakan sebuah struktur
urutan penyajian cerita yang sengaja dibangun dan dikembangkan untuk menampilkan tokoh dan cerita secara utuh dan padu sehingga peristiwa, tokoh,
dan segala sesuatu itu digerakkan, dikisahkan menjadi sebuah rangkaian cerita yang padu dan menarik. Alur juga mengatur berbagai peristiwa dan tokoh itu
tampil dalam urutan yang menarik tetapi juga terjaga kelogisan dan kelancaran ceritanya.
2.2.1.2.3 Latar atau Setting
Menurut Aminuddin 2002:67 setting merupakan latar peristiwa dalam karya fiksi, baik berupa tempat, waktu, maupun suasana, serta memiliki fungsi
fisikal dan fungsi psikologis. Setting dalam karya fiksi bukan hanya berupa tempat, waktu, peristiwa, suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu,
melainkan juga dapat berupa suasana yang berhubungan degan sikap, jalam
pikiran, prasangka, maupun gaya hidup dalam suatu masyarakat dalam
menghadapi suatu problema tertentu.
Menurut Nurgiyantoro 1994:227-234 menyebutkan bahwa unsur latar dapat dibedakan kedalam tiga unsur pokok, yaitu waktu, tempat, dan suasana
terjadinya peristiwa dalam karya fiksi. Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
Sebuah cerita dapat terjadi pada masa yang lalu di zaman tertentu atau pada waktu pagi, siang, dan malam hari. Latar tempat ialah lokasi terjadinya peristiwa yang
diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar suasana adalah hal-hal yang berhubungan suasana lingkungan sosial masyarakat disuatu tempat yang
diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Menurut Nurgiyantoro 2005:249 latar setting dapat dipahami sebagai
landas tumpu berlangsungnya berbagai peristiwa dan kisah yang diceritakan dalam cerita fiksi. Latar menunjuk pada tempat, yaitu lokasi dimana cerita itu
terjadi, waktu, kapan cerita itu terjadi, dan lingkungan social-budaya, keadaan hidup bermasyarakat tempat tokoh dan peristiwa terjadi. Kejelasan deskripsi latar
penting karena ia dipergunakan sebagai pijakan pembaca untuk ikut masuk mengikuti alur cerita dan sekaligus mengembangkan imajinasi.
Menurut Stanton dalam Kurniawan 2009: 74 menjelaskan bahwa latar adalah lingkungan, yaitu dunia cerita sebagai tempat terjadinya peristiwa. Dalam
latar inilah segala peristiwa yang menyangkut hubungan antartokoh terjadi. Sebuah cerita fiksi yang hadir dengan menampilkan tokoh dan alur
memerlukan kejelasan tempat di mana cerita itu terjadi, kapan waktu kejadian,
dan latar belakang kehidupam sosial-budaya masyarakat tempat para tokoh berinteraksi dengan sesama. Tanpa kejelasan hal-hal tersebut cerita yang
dihadirkan akan terasa kurang realistis yang berakibat kurang dapat dipahaminya cerita yang ditampilkan. Artinya, dalam sebuah cerita memerlukan latar setting
yang dapat dipahami sebagai landas tumpu berlangsungnya berbagai peristiwa dan kisah yang diceritakan dalam cerita fiksi Nurgiyantoro 2005: 158.
Menurut Kurniawan 2009: 75 mengatakan bahwa latar dalam cerita biasanya akan menyangkut tiga hal. Tiga hal tersebut akan dijelaskan sebagai
berikut. 1.
Latar tempat, yaitu latar yang merujuk pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dan menunjuk lokasi tertentu secara geografis, misalnya di rumah,
sekolah, nama desa, kota, dan sebagainya. 2.
Latar waktu, yaitu latar yang berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam cerita.
3. Latar sosial, yaitu latar yang merujuk pada kodisi sosial masyarakat sebagai
tempat cerita. Kondisi sosial masyarakat ini mencakup kebiasaan masyarakat dan adat-istiadat yang dijadikan sebagai latar cerita.
Dalam cerita fiksi anak hampir semua peristiwa dikisahkan membutuhkan kejelasan tempat dan waktu kejadiannya, dan karenanya
membutuhkan deskripsi latar secara lebih detil. Kejelasan cerita tentang latar dalam banyak hal akan membantu anak untuk memahami alur cerita. Dalam cerita
fiksi anak, latar fisik lebih dirasakan kehadirannya oleh anak, dan karenanya ia
dapat dianggap menjadi lebih penting. Maka, dalam cerita fiksi anak, jenis latar itu lazimnya diceritakan secara lebih jelas dan rinci.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa latar atau setting merupakan penunjukan waktu, tempat, peristiwa, dan suasana terjadinya cerita.
Latar cerita anak harus jelas dan mudah dipahami oleh anak-anak atau sesuai dengan jangkauan pikiran anak-anak.
2.2.1.2.4 Tema