itu, siswa sudah cukup baik untuk menggunakan media boneka Upin dan Ipin dalam menceritakan kembali tetapi masih ada beberapa siswa yang menggunakan
media diposisikan di depan mulut sehingga pendengar tidak memahami apa yang diceritakan. Siswa dengan tekun mengikuti langkah-langkah menceritakan
kembali yang dipandu oleh guru, walaupun kadang-kadang ada beberapa siswa yang masih kurang sabar untuk menyelesaikan cerita.
Kepercayaan diri siswa dalam menceritakan kembali dapat dilihat dari dokumentasi berikut ini
Gambar 10 Kepercayaan Diri saat Menceritakan Kembali Cerita Anak Siklus I
4.1.1.4 Refleksi Siklus I
Secara umum, pembelajaran menceritakan kembali cerita anak melalui teknik demonstrasi dengan media boneka Upin dan Ipin yang dilakukan dapat
diikuti siswa dengan baik, walaupun nmasih beum sesuai dengan yang diharapkan. Masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan dan kurang
antusias dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita anak. Beberapa siswa awalnya belum tertarik dengan pembelajaran menceritakan kembali cerita anak
menjadi tertarik terhadap pembelajaran menceritakan kembali cerita anak. Sebagian besar siswa menjadi lebih antusias dan bersemangat mengikuti
pembelajaran menceritakan kembali cerita anak. Melalui teknik demonstrasi dengan media boneka Upin dan Ipin, siswa memperoleh kemudahan dalam
memperagakan, mengekspresikan karakter tokoh, dan menyajikan cerita menjadi lebih menarik.
Berdasarkan hasil tes siklus 1 dapat diketahui bahwa keterampilan siswa dalam menceritakan kembali cerita anak belum memuaskan, baik dari segi tes
maupun nontes. Dari hasil yang didapat pada siklus I bahwa rata-rata skor yang didapat siswa sebesar 67,35 dengan kategori cukup, hasil ini belum bisa dikatakan
baik karena belum mencapai batas ketuntasan belajar yaitu 70. Untuk aspek penguasaan topik kategori sangat baik dengan rentang skor baik dengan skor
sebesar 69,11, aspek kemenarikan penyajian cerita kategori cukup dengan skor sebesar 65,44, aspek kelancaran kategori cukup dengan rentang skor 62,5, aspek
pilihan kata kategori kurang dengan rentang skor 57,35, aspek volume suara kategori cukup dengan rentang skor 69,12, aspek penampilan kategori cukup
dengan rentang skor 64,70, dan aspek penggunaan media kategori cukup dengan rentang skor 68,38.
Hasil nontes meliputi observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto menunjukan hasil yang belum maksimal, masih ada beberapa siswa yang
berperilaku negatif. Ada siswa yang tidak memperhatikan guru saat menjelaskan mengenai meteri cara menceritakan kembali cerita anak, menengok ke belakang,
ke luar kelas, sibuk sendiri saat guru menjelaskan, berbicara dengan teman di luar
diskusi, ada juga yang melihat pekerjaan temannya saat membuat kerangka cerita untuk menceritakan kembali.
Dalam siklus I ini, siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran dan mereka juga belum begitu memahami penjelasan guru. Siswa cenderung malu
bertanya bila mendapat kesulitan dalam proses pembelajaran, siswa juga cernderung memilih diam saat guru menanyakan kejelasan materi pada siswa.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan menceritakan kembali cerita anak masih perlu ditingkatkan lagi karena pada siklus I hasilnya
masih sebatas cukup dan belum mencapai hasil baik atau sangat baik. Karena proses pembelajaran pada siklus I belum optimal, maka diperlukan adanya
tindakan siklus II. Adapun langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan oleh peneliti
dalam kegiatan pembelajaran menceritakan kembali siklus II antara lain: pertama untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menentukan diksi yang tepat, guru akan
mengatasinya dengan cara menyuruh siswa untuk membaca contoh teks cerita anak sehingga dapat menambah perbendaharaan kata pada diri siswa. Kedua guru
akan memandu siswa secara langsung dengan melakukan pendekatan kepada siswa-siswa yang merasa kesulitan dalam menceritakan kembali dan membantu
siswa untuk menemukan kata-kata yang sesuai. Ketiga untuk mengatasi sikap- sikap negatif yang muncul pada diri siswa saat proses pembelajaran berlangsung,
guru akan lebih membimbing siswa ketika proses pembelajaran menceritakan kembali berlangsung dan untuk lebih memotivasi siswa, guru akan memberikan
reward kepada siswa yang berani bertanya dan memberikan tanggapan saat proses pembelajaran.
Pada pembelajaran siklus II guru membacakan hasil menceritakan kembali cerita anak pada siklus I, dan menjelaskan letak kesalahan yang telah dilakukan
siswa serta solusi agar siswa dapat menceritakan kembali menjadi lebih baik lagi. Siklus II ini diharapkan dapat meningkatkan nilai siswa dalam menceritakan
kembali cerita anak serta dapat mengubah sikap dan perilaku siswa ke arah yang lebih positif terhadap pembelajaran menceritakan kembali cerita anak.
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II
Siklus II ini merupakan tindakan lanjutan dari penelitian menceritakan kembali cerita anak melalui teknik demonstrasi dengan media boneka upin dan
Ipin siklus I. Tindakan siklus II dilaksanakan sebagai perbaikan siklus I dan penguat hasil yang dicapai. Penelitian siklus II dilaksanakan dengan rencana dan
persiapan yang lebih matang lagi dengan mempertahankan hal yang sudah baik dan memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I. Pelaksanaan
pembelajaran menceritakan kembali cerita anak melalui teknik demonstrasi dengan media boneka Upin dan Ipin pada siklus II sama dengan siklus I, yaitu
terdiri atas tes dan nontes. Hasil nontes dalam proses pembelajaran berlangsung dan perubahan perilaku diperoleh dari hasil observasi, jurnal siswa dan guru, hasil
wawancara, dan dokumentasi foto Hasil selengkapnya mengenai hasil tes dan nontes siklus II ini diuraikan secara rinci sebagai berikut.