Penokohan ialah pelukisan mengenai tokoh cerita, baik keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat berupa pandangan hidup, sikap, keyakinan, adat
istiadat, dan sebagainya. Tokoh cerita fiksi anak hadir ke hadapan pembaca, anak sekalipun tidak serta merta begitu saja, tetapi sedikit demi sedikit dengan teknik
tertentu sejalan dengan perkembangan alur. Ada sejumlah cara penghadiran tokoh, namun secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam dua macam, yaitu
teknik uraian atau narasi pengarang telling dan teknik ragaan showing. Istilah penokohan dapat menunjuk pada tokoh dan perwatakan tokoh.
Tokoh adalah perilaku cerita lewat berbagai aksi yang dilakukan dan peristiwa serta aksi tokoh lain yang ditimpakan kepadanya Nurgiyantoro 2005: 75.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa tokoh adalah pelaku yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Penokohan yaitu penciptaan
citra tokoh dalam cerita. Tokoh harus tampak hidup dan nyata hingga pembaca merasakan kehadirannya sehingga mencerminkan kualitas sikap dan perilaku.
2.2.1.2.2 Alur atau Plot
Lukens dalam Nurgiyantoro 2005: 68 mengatakan bahwa dalam sebuah cerita alur merupakan urutan kejadian yang memperlihatkan tingkah laku
tokoh dalam aksinya. Nurgiyantoro 2005: 68 menambahkan bahwa di dalam sebuah alur cerita terkandung unsur apa yang dikisahkan isi cerita dan
bagaimana urutan pengisahan. Dalam arti luas, alur juga dapat diartikan keseluruhan sekuaen bagian peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam cerita,
yaitu rangkaian peristiwa yang terbentuk katena proses sebab akibat kausal dari peristiwa-peristiwa lainnya Stanton dalam Kurniawan 2009:71.
Menurut Stanton dalam Kurniawan 2009: 71 alur memiliki tiga bagian, yaitu.
1. Bagian Awal
Bagian awal biasanya mengandung eksposisi dan elemen instabilitas. Selain eksposisi dan instabilitas, pada bagian awal juga akan muncul perkenalan konflik
yang akan terjadi. 2.
Bagian tengah Bagian tengah merupakan bagian yang menghadirkan konflik dan klimaks.
Konflik merupakan tahap krusial dalam cerita karena adanya keinginan antar tokoh yang saling berbenturan sehingga menciptakan ketegangan. Ketegangan
tersebut akan sampai pada klimaks, yaitu suatu momen dalam cerita saat konflik memuncak dan mengakibatkan terjadinya penyelesaian yang tidak dapat
dihindari. 3.
Bagian akhir Bagian akhir terdiri dari segala sesuatu yang berasal dari klimaks menuju ke
pemecahan atau hasil cerita. Alur merupakan aspek utama yang harus dipertimbangkan karena aspek
inilah yang menentukan menarik tidaknya cerita dan memiliki kekuatan untuk mengajak anak secara total untuk mengikuti cerita. Alur memberikan
menghadirkan cerita, dan cerita itulah yang dicari untuk dinikmati oleh pembaca.
Alur berkaitan dengan masalah urutan penyajian cerita, tetapi bukan hanya masalah saja yang menjadi persoalan alur.
Alur menyajikan peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian tidak hanya dalam temporalnya tetapi juga dalam hubungannya secara kebetulan. Dalam
pengertian ini, alur merupakan suatu jalur tempat lewatnya rentetan peristiwa yang tidak terputus-putus. Oleh sebab itu, suatu kejadian dalam suatu cerita
menjadi sebab atau akibat kejadian yang lain. Kejadian atau peristiwa-peristiwa itu tidak hanya berupa perilaku yang tampak, seperti pembicaraan atau gerak-
gerik, tetapi juga menyangkut perubahan tingkah laku tokoh yang bersifat nonfisik.
Berdasarkan cara menyusun bagian-bagian alur tersebut, alur cerita dapat dibedakan menjadi alur lurus dan alur sorot balik. Suatu cerita disebut
beralur lurus apabila cerita tersebut mulai disusun dari kejadian awal diteruskan dengan
kejadian-kejadian berikutnya,
dan berakhir
pada pemacahan
permasalahan. Aabila suatu cerita disusun sebaliknya, yakni dari bagian akhir dan bergerak ke muka menuju titik awal cerita, alur cerita tersebut dinamakan alur
cerita sorot balik. Selain itu, ada pula cerita yang menggunakan alur tersebut secara bergantian; maksudnya sebagian ceritanya menggunakan alur lurus dan
sebagian lagi menggunakan alur sorot balik. Akan tetapi, tetapi keduanya dijalin dalam kesatuan yang padu sehingga tidak menimbulkan kesan adanya dua buah
cerita atau peristiwa yang terpisah baik waktu maupun tempat kejadianya. Dalam kaitannya dengan sebuah teks cerita, alur berhubungan dengan
berbagai hal seperti peristiwa, konflik yang terjadi, dan akhirnya mencapai
klimaks, serta bagaimana kisah itu diselesaikan. Alur berkaitan dengan masalah bagaimana peristiwa, tokoh, dan segala sesuatu itu digerakkan, dikisahkan
sehingga menjadi sebuah rangkaian cerita yang padu dan menarik. Alur juga mengatur berbagai peristiwa dan tokoh itu tampil dalam urutan yang menarik
tetapi juga terjaga kelogisan dan kelancaran ceritanya. Unsur esensial dalam alur adalah peristiwa baik yang dilakukan oleh dan
ditimpakan kepada tokoh maupun yang bukan. Konflik itulah merupakan unsur esensial dalam peristiwa. Konflik pada hakikatnya merupakan sesuatu yang tidak
menyenangkan yang dialami atau dirasakan tokoh. Jadi, dapat disimpulkan bahwa alur cerita merupakan sebuah struktur
urutan penyajian cerita yang sengaja dibangun dan dikembangkan untuk menampilkan tokoh dan cerita secara utuh dan padu sehingga peristiwa, tokoh,
dan segala sesuatu itu digerakkan, dikisahkan menjadi sebuah rangkaian cerita yang padu dan menarik. Alur juga mengatur berbagai peristiwa dan tokoh itu
tampil dalam urutan yang menarik tetapi juga terjaga kelogisan dan kelancaran ceritanya.
2.2.1.2.3 Latar atau Setting