Tempat dan Waktu Penelitian

28

C. Variabel yang Diamati

Variabel yang dimati dalam penelitian ini meliputi elemen-elemen atau sel-sel penyusun kayu mulai dari macam elemen, bentuk, ukuran dan modifikasi yang terjadi baik bersifat makroskopik, mikroskopik maupun ultramikroskopik yang terjaddi pada kayu normal dan kayu reaksi pada damar dan sengon.

D. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan penelitian Pembangunan hutan tanaman yang dilakukan oleh Perum Perhutani beberapa tahun terakhir lebih banyak dilakukan dengan pola Pembangunan Hutan Bersama Masyarakat PHBM, sehingga penanamannya kebanyakan dilakukan dengan pola agroforestry. Keadaan ini menyebabkan agak sulit untuk mendapatkan tegakan sengon monokultur yang betul-betul murni dan di samping itu umur tegakan juga jarang mencapai umur cukup dewasa. Pohon contoh tegakan hutan tanaman damar untuk bahan penelitian diambil dari hutan pendidikan Fakultas Kehutanan IPB di Gunung Walat Sukabumi. Sedangkan tegakan sengon diambil dari dua tempat yang berbeda yaitu: tegakan berumur 6 tahun diambil dari BKPH Banjarsari, KPH Ciamis Perum Perhutani Unit III Jawa Barat, dan tegakan berumur 10 tahun dari tegakan hutan tanaman di Kampus IPB Darmaga Bogor. Di samping bahan berupa kayu, dalam penelitian ini juga dibutuhkan beberapa macam bahan kimia untuk membantu dalam proses penyiapan sediaan atau preparat untuk bahan observasi. Bahan-bahan kimia yang dibutuhkan meliputi: gliserin untuk membantu dalam proses pelunakan kayu, alkohol dalam berbagai konsentrasi dan xylene untuk bahan dehidrasi sediaan, safranin 2 untuk bahan pewarna, canada balsem untuk bahan mounting , dan emas 18 K untuk coater. 2. Alat Penelitian Dalam penelitian ini di samping alat yang diperlukan untuk pengambilan bahan penelitian di lapangan seperti: gergaji, pita ukur, busur derajat dan alat lain, juga dibutuhkan beberapa alat penting untuk penelitian di laboratorium antara lain: 1. Silding microtome American Opt. untuk membantu dalam pembuatan sayatan tipis untuk bahan preparat mikroskopik dan ultramikroskopik untuk bahan observasi. 29 2. Fluoresence Microscope type Olympus Bx 51 dari Laboratorium Struktur dan sifat Kayu Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 3. Scanning Electron Microscope type JEOL 5200 dari Laboratorium Pemuliaan dan Genetika Ternak, Fakultas Peternakan IPB. Bogor.

E. Teknik Pengambilan Contoh

1. Pengambilan contoh bahan penelitian

Dari tegakan hutan tanaman damar maupun sengon monokultur dan seumur yang telah ditentukan lokasinya, dibuat petak-petak contoh sebanyak empat buah masing-masing berukuran 40x25 m dan 20x25 m. Semua batang pohon dalam petak contoh dihitung jumlahnya, diukur kelilingnya untuk mendapatkan diameter batangnya dbh, dan sudut kemiringannya. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran disusun dalam bentuk tabulasi. Masing-masing dua batang pohon yang mengalami cacat kayu reaksi dan satu batang pohon yang tumbuhnya normal dipilih secara acak, untuk kemudian ditebang. Pada bagian batang yang mengalami cacat kayu reaksi, batangnya dipotong berupa lempengan tipis disk setebal sekitar 10 cm, selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk bahan penelitian selanjutnya. Penelitian di laboratorium dilakukan pertama dengan membuat contoh kayu berbentuk lempengan yang permukaan melintangnya cross section dibuat halus untuk memudahkan identifikasi cacat kayu reaksi yang terjadi. Identifikasi kayu reaksi baik untuk kayu tekan maupun kayu tarik didasarkan atas metode yang telah dipakai olehbeberapa peneliti Panshin 1980; Haygreen 1982; Tsoumis 1991. Contoh kayu reaksi yang sudah diidentifikasi dan telah dihitung persentasenya, selanjutnya dipakai untuk bahan penelitian sifat mikroskopik, ultrastruktur dan penelitian sifat fisiknya. Contoh kayu untuk pembuatan preparat untuk penelitian sifat mikroskopik dibuat dengan ukuran 1.5x1.5x5cm dan untuk contoh penelitian ultrastruktur dibuat berukuran 0.5x0.5x3cm, di mana masing-masing contoh dibuat dalam tiga bidang orientasi cross section, radial dan tangensial sections. Prosedur untuk pembuatan preparat mikroskopik baik, untuk pembuatan slide mikrotom maupun slide maserasi