23
L. Penyebaran dan Tempat Tumbuh 1. Sengon Paraserianthes falcataria L. Nielsen
Pohon ini secara alami ditemukan di Maluku Griffioen 1954 dan pada tahun 1871 mulai di masukkan ke Jawa. Lain daripada itu pohon ini juga
terdapat di Toampala, Sulawesi Selatan dan di daerah Irianpun terdapat jenis ohon ini Hildebrand 1951. Selain di Indonesia pohon ini juga ditanam di
Serawak, Brunai dan Kepong Anonymous 1953. Troup 1921 seperti dikutip Alrasjid 1973 di Sri Langka maupun di India Assam jenis pohon ini
sering dipakai peneduh di perkebunan-perkebunan teh. Di Jawa pohon ini dapat tumbuh sampai ketinggian 1500 m. di atas pemukaan laut Griffioen
1954, dan bahkan pada 1600 m di atas permukaan laut pohon ini masih dapat tumbuh Hildebrand 1951.
Batas terendah pohon ini masih dapat tumbuh adalah 10 m dpl. Di Serawak dan Brunai pohon ini tumbuh pada berbagai jenis tanah, bahkan pada
tanah yang berdrainase jelek Anonymous 1953. Di Jawa Barat jenis pohon ini sudah menjadi tanaman rakyat, dan biasa di tanam di pekarangan rumah,
tegalan dan di pematang sawah. Di daerah Cibinong Bogor telah dilaporkan bahwa kayu sengon dapat tumbuh dengan baik pada tanah berkapur Pandit
1988.
2. Damar Agathis loranthifolia Salisb
Nama Agathis loranthifolia Salisb. diberikan oleh Salisbury berdasarkan material yang dkumpulkan di Pulau Jawa yang dulu bibitnya
berasal dari Ambon Team Reboisasi LPH Bogor 1971. Material yang dikumpulkan dari Ambon Maluku kebanyakan nama daerahnya damar putih
damar dan hanya satu nomor herbarium yang dikumpulkan dengan nama damar merah. Pada permulaan nomor-nomor herbarium dari Ambon
dideterminasi sebagai Agathis alba Foxw., dan Agathis damara Rich., kemudian semua diganti menjadi Agathis alba Foxw., dan satu nomor
herbarium yang mempunyai nama daerah damar merah dideterminasi namanya menjadi Agathis loranthifolia.
24 Damar merah yang dideterminasi sebagai Agathis loranthifolia Salisb.,
dikumpulkan oleh Dr. F. Buwalda dari tempat yang tingginya lebih-kurang 300 m dpl. dan tidak pernah ditemukan dekat pantai, tepi sungai, tanah-tanah
becek atau di rawa-rawa. Pada tempat-tempat yang miring dalam hutan alam banyak ditemukan. Tanaman damar memerlukan iklim basah sepanjang tahun,
dengan curah hujan 3000-4000 mm, mengendaki tanah yang sarang, agak dalam dan subur. Pertumbuhan yang paling baik di temukan pada lereng-
lereng yang drainasenya baik pada ketinggian 300m-1200m dpl. Menurut penyelidikan Coster dan Verhoef dalam Team Reboisasi LPH Bogor
1971, dinyatakan bahwa tanaman damar memerlukan oksigen agak tinggi, dalam suatu percobaan tanaman muda yang perakarannya dimasukkan ke
dalam air menggenang, tanaman akan mati dalam waktu sekitar16 hari. Damar merupakan salah satu genus Coniferales yang menghuni hutan
dataran rendah hutan hujan tropika Prosea 1994. Damar dapat ditemukan mulai dari dataran rendah sampai ketinggian lebih dari 2000m dpl. Kayu
damar juga dikenal dengan nama perdagangan kauri pine mempunyai daerah penyebaran alami mulai dari Semenanjung Malaysia, Sumatera, Borneo,
Sulawesi, Philippina, Moluccas, New Guinea, Australia, Kepulauan Salamon, New Caledonia, Vanuatu, Fiji dan New Zealand.
Pohon damar banyak ditanam untuk program pengkayaan hutan khususnya di Irian Jaya Prosea 1994. Pohon damar mempunyai sistem
perakaran yang kuat dan mempunyai bentuk tajuk yang indah dan selalu hijau sehingga baik dipakai untuk jenis tanaman hutan kota, terutama untuk ditanam
disisi kiri-kanan jalan. Pohon damar juga dikenal sebagai pengahasil getah damar atau kopal yang secara ekonomis dapat membantu untuk kehidupan
masyarakat di sekitar hutan. Kopal merupakan bahan excudate yang keluar melalui saluran damar yang tersebar pada kulit bagian dalam innerbark
Hillis 1987.
III. METODOLOGI PENELITIAN